Happy Reading^-^
****
"Tiffani," panggil seseorang dari belakang yang membuat Jessica terkejut.
DEGH.
Tiffani sangat mengenali suara itu. Dadanya bergemuruh, matanya berkaca-kaca tetapi ia tidak berani menoleh ke belakang. Albert, Teddy dan Neon melihat ada dua orang laki-laki yang menghampiri Tiffani dan teman perempuannya yang sedang di sana. Jessica yang masih memasang ekspresi terkejut langsung menormalkan kembali wajahnya dan tersenyum.
"Tiffa," panggil Virly.
"Kamu di panggil," ujar Jessica.
Tiffani menoleh ke dua sahabatnya dengan ekspresi takut. Sungguh Jessica dan Virly terkejut, sudah sangat lama mereka tidak melihat Tiffani setakut itu. Virly yang sedang di samping Tiffani langsung mengelus tangan perempuan itu yang sedang ia genggam.
"Tidak apa-apa, Tiffa. Percaya terhadapku!" ujar Virly.
"Jika dia marah kepadaku bagaimana?" tanya Tiffani.
"Siapa yang marah kepadamu?"
Tiffani menutup wajahnya saat ia tidak sengaja melihat Riza yang sudah dekat dengannya. Laki-laki itu bahkan menyahut ucapan Tiffani yang entah tertuju untuk siapa. Sebelum bertanya lagi tentang kabar Tiffani, Riza menyalami tangan Jessica dan Virly secara bergantian.
"Bagaimana kabarmu, Riz?" tanya Jessica.
"Baik-baik saja. Bagaimana dengan kalian?" balas Riza.
"Kami baik-baik saja seperti yang kamu lihat," jawab Virly.
"Lalu dengan temanmu yang satu ini, kenapa dia menutupi wajahnya?" tanya Riza.
Entah mengapa seperti ada kupu-kupu yang menggelitik di perut Tiffani. Riza memang seperti itu, sering menggodanya. Namun, Tiffani masih menutupi wajahnya sambil membuang muka padahal orang-orang di sana sudah menertawakan dirinya.
"Hei, kenapa?" tanya Riza tepat di hadapan Tiffani.
Riza juga merasakan rindu yang membuncah melihat perempuan yang sedang di hadapannya ini. Sudah sangat lama ia ingin menemui Tiffani namun ia selalu mengira Tiffani sudah mempunyai hubungan yang serius dengan laki-laki lain. Setelah Calista memberitahu jika Tiffani ada di acara Jakarta Fashion Week, Riza langsung datang ke acara tersebut dan melihat rancangan-rancangan baju yang bagus.
"Tiffani, kamu masih marah kepadaku?" tanya Riza lembut.
Calista, Jessica, Virly dan Feri langsung menghindar dari keduanya. Ingin memberikan tempat privasi karena sepertinya akan membahas tentang masa lalu. Mereka juga tidak ingin mencampuri urusan keduanya.
"Aku tidak marah," jawab Tiffani dengan suara lirih. Ia mati-matian untuk tidak menangis.
Demi apapun itu, Riza sangat tampan di hadapannya dengan memakai setelan baju formal. Entah harus bahagia atau merasa takut, kedua perasaan itu telah menyatu sehingga Tiffani tidak tahu harus melakukan apa.
Virly dan Jessica yang sudah kembali untuk menemui Albert, Neon dan Teddy tidak menjawab pertanyaan ketiganya siapa laki-laki yang sedang berdua dengan Tiffani. Jujur saja Neon ingin memisahkan keduanya tetapi ia tidak mempunyai hak apapun tentang itu.
"Lalu? Kamu sedang menghindar?"
"Riz— hiks." Tiffani tidak bisa melanjutkan perkataanya, ia menangis.
Di sebrang sana Virly sedang menarik tangan Albert untuk menjauh. Jessica sudah memberikan pesan kepada Tiffani bahwa mereka semua sedang mencari Cafe terdekat.

KAMU SEDANG MEMBACA
YOUNG DESIGNER
Ficção Adolescente[DILARANG PLAGIAT] Tiffani Prasasti, perempuan berusia 23 tahun yang berprofesi sebagai Designer. Di usianya yang sekarang, Tiffani selalu ditagih pertanyaan orang tuanya 'Kapan menikah?' Bagaimana bisa menikah kalau dirinya saja belum menemukan la...