HAPPY READING.
***
Tiffani dengan wajah pucatnya tetap bekerja sebagai kasir membantu para karyawannya yang di Bandung. Tiffani sangat jarang membantu pekerjaan mereka, berbeda dengan Butik Applause yang berada di Jakarta karena tempat tinggal Tiffani memang berada di sana.
Saat tidak ada pembeli yang datang, Tiffani memoleskan lipstik supaya ia tidak terlalu pucat. Ummu yang sedang di sampingnya menoleh khawatir, berulang kali Tiffani menghela nafasnya kasar dan memijat pelipisnya.
"Bu Tiffani nggak papa?" tanya Ummu.
"Tidak, saya tidak apa-apa," jawab Tiffani.
Ummu meringis. Benar kata Lulu, Tiffani memang menggunakan bahasa formal walaupun lawan bicaranya sudah menggunakan bahasa sehari-hari. Ummu jadi tidak enak karena berlaku tidak sopan kepada Bos nya sendiri.
"Jika Bu Tiffani ingin istirahat, silahkan istirahat saja Bu," ujar Ummu.
"Terimakasih kamu telah memperhatikan saya."
Hanya itu jawaban yang keluar dari mulut Tiffani. Perempuan itu sangat keras kepala jika sudah bersangkutan dengan yang namanya pekerjaan. Tiffani bahkan sekarang tidak menoleh sama sekali ke arah Ummu.
Ponsel Tiffani berdering tertera nama Neon yang sedang menelfonnya. Perempuan itu membiarkan saja, ia tidak akan mengangkat jika menurutnya tidak penting. Tiffani masih berada di jam kerja yang tidak mengharuskan mengangkat telepon sembarangan.
"Mengapa tidak diangkat, Bu?" tanya Ummu.
Tiffani menoleh. "Masih jam kerja."
Sebenarnya Tiffani tidak merasa nyaman karena Ummu terus menerus bertanya kepada dirinya. Walaupun pertanyaan itu tidak penting, Ummu tetap mempertanyakan kepadanya. Mungkin saja perempuan itu sedang mendekatkan diri kepadanya.
"Sebentar lagi waktunya jam makan siang, nanti saya akan beritau Ibu. Saya permisi," ujar Ummu.
Tiffani tersenyum tipis ke arah Ummu. Entah karena mood Tiffani yang sedang turun atau perkataan Ummu terdengar seperti Bos yang sedang berbicara kepada bawahannya.
Ponsel Tiffani menyala, ada pesan masuk dari Belle. Sudah beberapa hari mereka tidak melakukan komunikasi setelah Belle berangkat ke Amerika. Mungkin saja perempuan itu langsung bekerja dan sibuk mengurusi kliennya.
Belle: Hallo Tiffani. Aku sudah sampai di Amerika, maafkan aku yang telat memberikan info kepadamu.
Tiffani: Ah syukurlah, tidak apa-apa, Belle. Yang terpenting kamu sudah sampai dengan selamat.
Belle: Terimakasih sudah memaklumi. Bolehkah aku melakukan video call denganmu? Kebetulan aku sedang ada waktu senggang.
Tiffani: Berapa menit lagi aku akan menghubungimu. Disini belum waktunya istirahat, Bel.
Belle: Akan ku tunggu.
Tepat di jawaban yang Belle berikan, jam makan siang sudah tiba. Tiffani langsung beranjak dari duduknya dan memberikan informasi di pintu masuk supaya para pembeli yang ingin datang tahu, bahwa mereka sedang istirahat. Sepertinya Ummu sedang mencarinya karena Tiffani melihat perempuan itu merasa kebingungan setelah berada di meja kasir.
"Kamu sedang mencari apa?" tanya Tiffani.
"Ya ampun, saya kaget Bu."
"Kalau begitu maafkan saya."

KAMU SEDANG MEMBACA
YOUNG DESIGNER
Novela Juvenil[DILARANG PLAGIAT] Tiffani Prasasti, perempuan berusia 23 tahun yang berprofesi sebagai Designer. Di usianya yang sekarang, Tiffani selalu ditagih pertanyaan orang tuanya 'Kapan menikah?' Bagaimana bisa menikah kalau dirinya saja belum menemukan la...