Selamat Membaca^-^
****
Tiffani memutar bola matanya malas. Riza sesekali menggandeng tangan Tiffani walaupun selalu di tepis perempuan itu. Karena Tiffani selalu beralasan nanti ada klien Riza yang melihat mereka. Tidak sepantasnya Tiffani seperti itu dengan Riza karena mereka tidak mempunyai hubungan apapun selain sebagai mantan kekasih.
Kejadian tadi tidak membuat Tiffani marah. Padahal jantungnya sangat berdegup kencang dan itu adalah first kiss nya yang ia jaga setelah 23 tahun lamanya. Sedikit kecewa kepada Riza karena mereka belum tentu menjadi suaminya.
"Kenapa sih Tiffa?" tanya Riza.
"Sudah aku bilang berapa kali jika aku tidak mau di gandeng di tempat umum?" tanya Tiffani.
"Ya, kenapa? Tidak ada siapa-siapa disini, apakah kamu mempunyai pacar?"
Riza menatap Tiffani dari belakang karena perempuan itu menjauhi dirinya. Matanya sedikit turun ke bawah dan mendapati bercak merah di rok Tiffani. Riza melepaskan jas yang ia kenakan lalu berlari menghampiri Tiffani.
"Tidak perlu sedekat ini!" ujar Tiffani.
"Kamu sedang PMS?" tanya Riza sambil melilitkan jasnya ke pinggang ramping Tiffani.
Tiffani membulatkan matanya. Lalu ia menatap wajah Riza yang sedang berada di bahunya. Karena laki-laki itu sedang berada di belakangnya. Tiffani sangat malu karena daritadi ia sadar jika orang-orang memperhatikannya. Karena hal itu biasa sehingga ia tidak memikirkan hal memalukan yang terjadi.
"Sungguh?" tanya balik Tiffani.
"Iya, ada bercak darah di rokmu," ujar Riza.
Tiba-tiba Tiffani membalikan badannya dan menutup wajahnya dengan tangan. Di tutupi oleh dada bidang Riza. Riza masih mengeraskan rahangnya karena banyak laki-laki yang tadi menatap area terlarang Tiffani.
"Tidak apa-apa, jangan malu itu hal wajar yang di alami perempuan, 'kan?"
"Tetap saja! Aku telah mempermalukan diri sendiri," ujar Tiffani. Masih menutupi wajahnya.
"Lalu aku harus bagaimana?" tanya Riza bingung dan merasa lucu karena Tiffani semakin menutupi wajahnya bahkan dengan rambutnya sendiri.
"Diam," ujar Tiffani.
Sekarang Riza tahu jika ia serba salah karena Tiffani sedang kedatangan bulan. Dari dulu memang Riza selalu serba salah dan laki-laki itu tidak pernah mempermasalahkan. Bahkan dengan kesabarannya yang penuh akan menuruti semua permintaan Tiffani.
"Kita pulang saja bagaimana? Kapan-kapan aku akan menemanimu membeli jas," ujar Tiffani.
"Tidak mau membeli sesuatu? Rokmu akan tertutup dengan jasku, tenang saja," ujar Riza.
"Tidak, aku tidak nyaman. Kita pulang saja Rizaaa. Aku berjanji akan menemanimu untuk membeli jas, jika perlu aku saja yang akan membuatnya!" ujar Tiffani.
Dengan keadaan seperti ini Tiffani jelas tidak merasa nyaman karena darahnya akan mengotori jas Riza. Walaupun nantinya juga akan ia cuci. Di hari pertama Tiffani kedatangan bulan biasanya sangat deras, di hari kedua ia akan merasakan sakit perut. Sehingga Tiffani bisa menebak jika darahnya akan menembus ke jas Riza.
"Iya-iya, ayo pulang," ujar Riza.
"Maaf," ujar Tiffani.
"Tidak masalah, Tiffani," ujar Riza sambil mengelus puncak rambut Tiffani.
Sebenarnya bisa saja Riza menawarkan untuk Tiffani membeli pembalut dan rok baru disini. Namun, ia tidak akan menolak ajakan Tiffani yang benar-benar ingin pulang. Tiffani memegang erat jas Riza yang berada di pinggangnya walaupun tahu ikatan Riza tidak akan lepas begitu saja.

KAMU SEDANG MEMBACA
YOUNG DESIGNER
Ficção Adolescente[DILARANG PLAGIAT] Tiffani Prasasti, perempuan berusia 23 tahun yang berprofesi sebagai Designer. Di usianya yang sekarang, Tiffani selalu ditagih pertanyaan orang tuanya 'Kapan menikah?' Bagaimana bisa menikah kalau dirinya saja belum menemukan la...