HAPPY READING!
****
Ketika Tiffani memegang perutnya. Riza langsung mendekatkan diri dan menatap perempuan itu khawatir. Sedangkan Tiffani malah bingung dengan ekspresi Riza.
"Kenapa?" tanya Tiffani.
"Kamu yang kenapa? Perutmu sakit?"
Tiffani mengerjapkan matanya pelan. Ia menatap ke arah tangannya sendiri yang sedang memegang perut. Setelah sadar karena hal itu lah yang membuat Riza berekspresi khawatir, Tiffani tertawa kecil lalu menepuk pundak Riza.
"Ya ampun, tanganku hanya reflek memegang perut bukan karena sakit, Riza."
"Kamu mau coklat?"
"Mau," jawab Tiffani.
"Sebentar, tadi aku sempat membeli coklat," ujar Riza.
Tiffani mengangguk. Ia kembali mengukur kain yang akan di gunakan untuk membuat rok kebaya itu sambil menunggu Riza yang sedang mengambil coklat. Bagaimana bisa Tiffani melupakan Riza setelah mereka berdua bertemu kembali dan perlakuan Riza masih tetap sama seperti dahulu? Tidak bertemu selama 2 tahun saja Tiffani masih memendam rasa kepada laki-laki itu.
Kenangan yang Riza buat di masa SMA dan kuliah terkadang membuat Tiffani tersenyum sendirian atau bahkan menangis karena merasa rindu. Tetapi sekarang Tiffani kadang menangisi diri sendiri dan menyesal. Mengapa ia menyakiti hati seseorang yang selalu berbuat baik kepadanya.
Riza meletakan coklat di meja.
"Sebentar lagi akan selesai, jangan bosan, ya."
"Iya, tidak akan bosan jika sedang bersamamu," ujar Riza sambil tertawa karenaa sadar ucapannya sangat alay.
Walaupun ada Riza dan tidak ingin membuat laki-laki itu menunggu. Tiffani tetap menjahit dengan teliti supaya tidak ada kesalahan. Bukan karena kebaya ini milik sepupu Naomi. Tetapi Tiffani ingin memberikan yang terbaik untuk semua pelanggan di Butiknya.
"Kenapa kamu memilih coklat ini?" tanya Tiffani. Menatap kedua coklat dengan merek yang berbeda.
"Karena dulu kamu sangat menyukai coklat itu," ujar Riza.
Tiffani mengulum senyum. "Dan sampai sekarang aku masih menyukai kedua coklat ini."
"Dasar penikmat coklat," cibir Riza.
"Coklat memang makanan sejuta umat, jadi kamu tidak boleh mencibirku seperti itu!" ujar Tiffani tidak terima.
Karena Riza lebih menyukai keju daripada coklat sehingga ia selalu mengejek Tiffani. Jika sedang membeli martabak, pasti mereka berdua akan membeli martabak rasa keju karena Tiffani tidak masalah memakan keju tetapi Riza sangat tidak mau memakan coklat. Entah mengapa dan itu terkadang membuat Tiffani merasa kesal.
"Nah sudah selesai," ujar Tiffani.
"Alhamdulilah, katanya kamu sedang membuat jas untukku?" tanya Riza.
"Iya, memangnya kenapa?" tanya Tiffani. Jas milik Riza memang berada di lemari, hanya tinggal celananya saja yang belum Tiffani buat sehingga tidak perlu di perlihatkan kepada Riza untuk sekarang.
"Memangnya kamu tau ukuranku?" tanya Tiffani.
Tiffani menepuk jidatnya. "Aku jelas mengetahuinya, jas milikmu yang aku pakai kemarin kan masih di rumahku," ujar Tiffani.
"Tetap saja kamu harus mengukur badanku," ujar Riza.
Tiffani sangat mengetahui sifat Riza. Sehingga ia tidak mau menuruti perintah yang laki-laki itu katakan. Berdekatan saja sudah membuat degup jantung Tiffani berdegup kencang. Apalagi jika ia harus mengukur badan Riza dan tentu saja Tiffani harus mendekat ke arah laki-laki itu.

KAMU SEDANG MEMBACA
YOUNG DESIGNER
Roman pour Adolescents[DILARANG PLAGIAT] Tiffani Prasasti, perempuan berusia 23 tahun yang berprofesi sebagai Designer. Di usianya yang sekarang, Tiffani selalu ditagih pertanyaan orang tuanya 'Kapan menikah?' Bagaimana bisa menikah kalau dirinya saja belum menemukan la...