Selamat Membaca'-'
****
Tiffani sedang duduk di mobil dan sesekali bermain ponsel untuk menghilangkan rasa bosannya. Sebentar lagi Larisa akan keluar dari sekolah. Tiffani memang berada di pinggir jalanan karena ia tidak masuk ke dalam sekolah itu. Kendaraan berlalu lalang. Jalanan ini termasuk ramai sehingga murid-murid di larang untuk keluar dari area sekolah.
Namun, yang namanya anak sekolah pasti ada yang menaati peraturan ada yang bandel. Beberapa anak laki-laki sedang berada di warung padahal jam masih pembelajaran. Walaupun jam terakhir seharusnya mereka tetap berada di dalam sekolah. Kadang-kadang Tiffani merasa takut jika Larisa akan mengikuti pergaulan yang tidak benar.
Walaupun Larisa anak baik-baik, perempuan itu masih polos dan gampang di tipu oleh teman-temannya. Larisa itu sangat butuh orang yang berteman dengan tulus. Tanpa memanfaatkan kepintaran, kekayaan atau ketenaran. Larisa cukup populer di kalangan anak SMP lainnya. Parasnya yang cantik dan gayanya yang modis itu disukai oleh banyak orang.
"Di usia mereka pasti tidak akan memikirkan mencari uang itu susah, sehingga dengan seenaknya bolos sekolah," ujar Tiffani.
"Ah itu Icha."
Tiffani segera keluar dari mobilnya dan menghampiri Larisa yang sedang mencari kakaknya itu. Karena sibuk Tiffani bahkan tidak mengetahui teman-teman adiknya itu siapa saja. Padahal Larisa selalu ingin terbuka dan berkeluh kesah dengan Tiffani. Namun, Tiffani masih saja sibuk walaupun tidak pernah mengabaikan Larisa jika perempuan itu ingin bercerita.
Sesibuk-sibuknya Tiffani, jika Larisa meminta waktu untuk bercerita dengannya pasti perempuan itu akan langsung menyetujui.
"Hallo Icha!" ujar Tiffani yang sudah di dekat Larisa.
Larisa tersenyum. "Hallo! Eh iya temen-temen ini Kak Tiffani."
Teman-teman Larisa langsung menyalami tangan Tiffani dan memperkenalkan diri mereka masing-masing. Setelah itu Larisa berpamitan kepada temannya untuk pulang. Tiffani sangat ramah dan terlihat sangat cantik saat mereka dengan jarak dekat.
"Aku rasa keluarga Larisa good looking semua."
"Hooh, mamanya aja masih cantik."
* * *
Saat dalam perjalanan menuju ruangan Genta. Tiffani dan Larisa tak henti-hentinya menjadi pusat perhatian karena mereka berdua adalah anak seseorang yang sangat berpengaruh di kantor tersebut. Sambil menunggu Tanisha yang belum datang. Tiffani dan Larisa memperhatikan Genta yang sedang sibuk menyelesaikan sesuatu di laptopnya itu.
"Kak, kalau mau jualan itu harus tau bisnis dulu ya?" tanya Larisa.
"Jualan apa?" tanya Tiffani.
"Jualan yang kaya di shopee, soalnya banyak temen aku yang jadi reseller gitu. Mereka jualan online."
"Belajar itu perlu. Tapi yang pertama itu niat."
Percakapan mereka terhenti saat knop pintu terbuka dan menampilkan Tanisha yang memakai pakaian formal dan terlihat sangat berkelas. Biasanya Tanisha memakai baju biasa ketika di rumah. Sehingga saat Tanisha memakai seperti itu Tiffani dan Larisa ikut mengagumi kecantikan Tanisha yang tidak luntur walaupun umurnya sudah kepala 4. Umur Tanisha sudah 45 tahun.
"Selamat siang," ujar Tanisha.
"Siang Ma," jawab Genta dan Larisa bebarengan.
"Siang," sahut Tiffani.
Merasa iri dengan kekompakan Genta dan Larisa bahkan Tanisha langsung tersenyum kepada kedua orang itu. Ah mungkin hanya kebetulan saja. Tiffani tidak ingin berfikiran terlalu jauh hanya karena masalah sepele itu.

KAMU SEDANG MEMBACA
YOUNG DESIGNER
Roman pour Adolescents[DILARANG PLAGIAT] Tiffani Prasasti, perempuan berusia 23 tahun yang berprofesi sebagai Designer. Di usianya yang sekarang, Tiffani selalu ditagih pertanyaan orang tuanya 'Kapan menikah?' Bagaimana bisa menikah kalau dirinya saja belum menemukan la...