Selamat Membaca^-^ jangan lupa pencet tombol bintang.
****
Riza mengambil kotak makan Tiffani yang masih tersimpan di sisi mejanya. Mulai membuka dan melebarkan senyumnya setelah ia mengetahui nasi goreng lah yang di buat oleh Tiffani. Menu sederhana tetapi mengingatkan mereka berdua ke zaman masih menjadi sepasang kekasih.
Mulai mencicipi satu sendok dan ternyata rasanya masih sama. Seperti sedang nostalgia kepada makanan yang sering Riza makan di pagi hari. Semasa SMA, Tiffani sering membawakan Riza makan supaya laki-laki itu semangat belajar.
Padahal Riza bisa saja makan di kantin atau sarapan di rumah. Namun, dulu orang tua Riza sangat sibuk bekerja sehingga selera makan Riza menurun untuk sarapan. Maka dari itu Tiffani selalu menyempatkan diri untuk bangun lebih awal.
"Bagaimana?" tanya Tiffani. Masih dengan wajah yang datar tetapi hatinya sangat berharap jika Riza menyukai makanan tersebut.
"Selalu enak, aku tidak akan melupakan rasa nasi goreng seperti ini. Hanya kamu yang bisa membuatnya," ujar Riza.
"Halah," cibir Tiffani.
"Serius. Jika boleh jujur, nasi goreng di luaran sana memang banyak yang enak tetapi rasa nasi gorengmu tetap khas di lidahku," ujar Riza.
Tiffani tersenyum. "Jika begitu tolong habiskan nasi goreng itu."
"Siap!"
Melihat Riza yang memakan dengan lahap. Hati Tiffani menghangat dan lega karena makanannya tidak terbuang sia-sia. Dan lebih senangnya lagi karena Riza masih mengingat masakannya. Sederhana tetapi bisa membuat Tiffani bahagia.
Tiffani belum saling menghubungi dengan Virly dan Neon seperti dahulu. Tiffani sedang menghindar terlebih dahulu menunggu hatinya benar-benar ingin menerima kedua orang itu. Walaupun Tiffani masih menganggap Virly dan Neon sebagai temannya. Padahal Neon tidak tahu menahu permasalahan, tetapi karena orang itu lah yang menjadi masalah sehingga Tiffani merasa kesal.
"Memikirkan apa?" tanya Riza.
"Tidak apa-apa, mau minum?"
"Aku bisa mengambilnya sendiri," ujar Riza sambil beranjak dari duduknya.
Setelah mengambil minuman, Riza duduk dan mulai minum dengan Tiffani yang menatap kagum ke arah jakun naik turun Riza. Banyak orang yang masih melupakan adab makan dan minum seperti ini. Dari makan dan minum dengan cara duduk.
"Kebetulan pekerjaanku sudah selesai. Mau jalan-jalan?" tanya Riza.
"Yakin sudah selesai?" tanya Tiffani.
"Iya Tiffaniiii," ujar Riza dengan sengaja memanjangkan nama Tiffani di akhir kalimat.
"Ayo," ajak Tiffani dengan membawa tasnya membuat Riza tersenyum lalu mengikuti perempuan itu yang terlihat sangat antusias.
Mauren yang melihat keduanya mulai seperti biasanya pun senang. Mauren sadar jika ia tidak boleh menaruh harapan lebih kepada Riza dan harus bisa menganggap laki-laki itu hanya sebagai atasannya. Jika perempuan model Tiffani yang di cari Riza selama ini maka Mauren tidak akan heran.
"Mau kemana?" tanya Riza.
"Kok tanya kepadaku? Kamu yang mengajak seharusnya kamu yang sudah menentukan tempatnya," ujar Tiffani.
"Belum direncanakan ini kan dadakan," ujar Riza.
Karena melihat wajah Tiffani yang berubah, Riza mengusap tengkuknya dan memalingkan wajah ke arah lain. Selain Mall di otak Riza tidak ada tempat yang terlintas sama sekali. Tiffani adalah tipe perempuan yang tidak pernah ribet jika di ajak kemana pun. Tetapi harus laki-laki itu lah yang memilih dan mempunyai pendirian.
![](https://img.wattpad.com/cover/289313151-288-k24223.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
YOUNG DESIGNER
Dla nastolatków[DILARANG PLAGIAT] Tiffani Prasasti, perempuan berusia 23 tahun yang berprofesi sebagai Designer. Di usianya yang sekarang, Tiffani selalu ditagih pertanyaan orang tuanya 'Kapan menikah?' Bagaimana bisa menikah kalau dirinya saja belum menemukan la...