Selamat Membaca^-^
***
"Sudah, jangan bertengkar disini," ucap Naomi. Menarik tangan Tiffani supaya menjauh dari jangkauan Virly yang masih saja diam. Tidak menjawab pertanyaan Tiffani.
"Sebelumnya aku tidak pernah di hina seperti itu oleh laki-laki. Bahkan ketika dia tidak tau fakta yang sebenarnya," ucap Tiffani kepada Jessica dan Naomi yang langsung mengangguk mengerti.
"Iya aku sangat paham dengan perasaanmu," ucap Jessica.
"Kami tidak akan marah kepadamu Virly, tapi coba pikirkan dengan baik. Apakah pantas kamu membela Albert padahal dia sudah bersalah? Kami pamit," ucap Naomi.
Ketiga perempuan itu pergi meninggalkan Virly yang mematung menatap kepergian sahabatnya. Seharusnya memang Virly tidak berlebihan seperti itu untuk membela Albert bukan? Virly seharusnya memahami perasaan Tiffani sebagai sesama perempuan dan sahabatnya. Mungkin saja ketika Virly yang berada di posisi itu tidak akan sesabar Tiffani.
Albert sudah datang menemui Virly dan berbicara seperti biasanya tetapi Virly merespon dengan seadanya. Pikiran Virly sedang berantakan. Naomi memang mengatakan jika mereka tidak akan marah kepada Virly. Namun, Virly tidak yakin jika Tiffani akan benar-benar seperti dulu lagi. Bahkan Virly dan Albert belum meminta maaf kepada perempuan itu.
Di sisi lain, Jessica menggenggam telapak tangan Tiffani yang dingin. Tiffani masih saja diam dan tidak merespon pertanyaan Naomi dan Jessica. Mungkin saja perempuan itu sedang di landa amarah yang begitu besar sehingga memilih diam daripada mengeluarkan kata-kata kasar. Atau yang lebih parahnya lagi Tiffani akan menangis. Sudah menjadi kebiasaanya ketika menahan emosi terlalu lama pasti air matanya akan menetes dengan sendirinya.
"Ngomong-ngomong dimana keberadaan Riza?" tanya Jessica berbisik kepada Naomi.
"Aku kira dia pergi menyusul Tiffani, tadi dia tidak ada di tempat itu," jawab Naomi.
"Lalu dia dimana? Sepertinya Tiffani sedang membutuhkan Riza," ucap Jessica.
Masalahnya. Jessica dan Naomi tidak akan meninggalkan Tiffani sendirian. Lalu kedua orang itu tidak mempunyai nomor telepon milik Riza. Jika meminta kepada Tiffani pasti tidak akan di balas. Percuma saja karena perempuan itu seperti patung hidup.
"Kamu temani dia disini, aku akan mencari Feri," ucap Jessica.
Naomi mengangguk. "Hati-hati, jangan sampai menghilang."
"Ish!" ucap Jessica sambil berlalu pergi.
Di tinggal Jessica seperti itu membuat Naomi menggaruk tengkuknya bingung karena tidak tahu mulai percakapan darimana dengan Tiffani. Lalu Naomi tiba-tiba teringat sesuatu, ia langsung mencari ponselnya dan menghubungi Danar. Setelah Danar mengatakan akan mencari Naomi, perempuan itu kembali menatap Tiffani.
"Jangan terlalu di pikirkan Tiffani, anggap saja sebagai angin lalu," ucap Naomi.
"Angin lalu?" tanya Tiffani.
"Maaf jika aku sangat lancang, tapi perasaanku mengatakan jika kedekatan kamu dan Neon telah di rencanakan oleh Virly dan Albert," ucap Naomi.
"Pemikiran yang sama."
Sekarang Naomi paham. Apa yang sedang di pikirkan oleh Tiffani sampai perempuan itu hanya diam dan menatap lurus ke depan. Jessica belum datang mungkin ia sedang bingung karena Feri dan Calista pasti akan selalu ke datangan tamu yang ingin mengobrol dengan mereka berdua.
Danar duduk di belakang Naomi dan Tiffani. Laki-laki itu memainkan ponselnya untuk bermain game online karena tidak ingin mengganggu Naomi. Jangan salah, walaupun Danar berusia 25 tahun ia tetap memainkan game online ketika waktunya sedang senggang.
KAMU SEDANG MEMBACA
YOUNG DESIGNER
Teen Fiction[DILARANG PLAGIAT] Tiffani Prasasti, perempuan berusia 23 tahun yang berprofesi sebagai Designer. Di usianya yang sekarang, Tiffani selalu ditagih pertanyaan orang tuanya 'Kapan menikah?' Bagaimana bisa menikah kalau dirinya saja belum menemukan la...