SELAMAT MEMBACA^-^
****
Ada sedikit rasa yang membuncah di hati, Tiffani benar-benar senang bertemu dengan orang yang sedang membimbing calon istrinya untuk memilih gaun pernikahan yang ia suka. Sebenarnya banyak sekali pertanyaan yang muncul di kepala Tiffani untuk di lontarkan, supaya ia mendapat jawaban yang pasti.
Namun, Tiffani juga tidak akan mengganggu waktu mereka. Designer muda itu memilih melayani pembeli yang lain, nanti jika mereka berdua sudah selesai mencari gaun pernikahan Tiffani akan meminta waktu sedikit untuk mengobrol jika diperbolehkan. Tiffani juga sadar diri, ia harus mempunyai izin dari calon istri laki-laki itu.
"Apakah Bu Tiffani mengenal mereka?" tanya Sofi kepada Risna. Ia tidak mungkin berani menanyakan hal pribadi seperti itu kepada Bos nya.
Risna menggeleng. "Tidak tau, Mbak. Mungkin temannya atau bagaimana, kita bisa tanyakan kepada Rena nanti."
"Mungkin saja, atau bahkan mantan kekasihnya?" tebak Sofi.
Sofi memang lebih sering mengobrol dengan Risna walaupun ia memang ramah kepada siapapun. Karena Risna bisa memaklumi kebawelan Sofi, menegur ketika Sofi melakukan kesalahan dan banyak mengajari tentang dunia fashion.
Dari jarak jauh, Tiffani terlihat sangat cantik dan mencolok di tengah-tengah orang yang sedang membeli pakaian. Perempuan itu melayani pembeli dengan sangat baik dan ramah, sehingga para karyawannya pun mencontoh.
Laki-laki itu mengedarkan pandangannya mencari keberadaan Tiffani. Rasanya masih terasa seperti mimpi karena mereka berdua bisa bertemu.
"Sayang, kamu liatin apa sih?" tanya Calista.
"Oh nggak, kamu mau yang mana? Warna apa?"
"Aku nggak mau warna yang terlalu terang," jawab Calista.
Mereka berdua bolak-balik ruang ganti untuk mencoba gaun yang pas. Sebenarnya Calista yang sering mengomentari dirinya sendiri, ini tidak pas itu tidak pas begitu lah. Sedangkan pihak laki-laki hanya pasrah dan merasa dirinya pas mencoba jas mana pun yang terpenting tidak kebesaran atau ke kecilan di tubuhnya.
Saat kedua orang itu sudah selesai memilih baju dan membayar ke kasir. Tiffani berdiri untuk menunggu mereka. Semoga saja Calista mengizinkan Tiffani untuk bertanya-tanya kepada calon suaminya itu. Beberapa pertanyaan sudah muncul di kepala Tiffani. Saat keduanya sudah melangkah pergi, Tiffani dengan cepat memanggil Calista.
"Calista!" panggil Tiffani.
Calista berbalik. "Hai Tiffani, kenapa?"
"Aku ingin meminta izin kepadamu, apakah aku boleh mengobrol dengan Feri?"
Ya, Feri adalah teman Tiffani dan Riza. Sama dengan Riza, Feri juga menghilang 2 tahun sehingga Tiffani tidak bisa mengakses informasi tentang mantan kekasihnya itu.
"Tentu boleh, apa kamu hanya ingin bicara berdua saja?" tanya Calista.
Tiffani menggeleng. "Aku juga ingin mengobrol banyak denganmu. Kamu tidak keberatan kan, Fer?"
"Tidak, jika kamu mau. Kita mengobrol di Cafe saja, biar lebih santai," ujar Feri.
"Aku setuju dengan Feri, bagaimana dengammu Tiffani?" tanya Calista.
"Sebentar, tunggu aku," balas Tiffani.
Berlari menuju ruangannya untuk mengambil tas. Rasanya ia sangat beruntung karena Calista tidak melarang Feri untuk mengobrolndengannya. Bahkan baru beberapa jam mereka berkenalan, Calista menyapanya seperti orang yang sudah lama bertemu. Sepertinya Feri tidak salah pilih calon pendamping hidup. Setelah Tiffani memgambil tasnya dan berpamitan kepada Risna, mereka bertiga pergi untuk menuju sebuah Cafe.

KAMU SEDANG MEMBACA
YOUNG DESIGNER
Novela Juvenil[DILARANG PLAGIAT] Tiffani Prasasti, perempuan berusia 23 tahun yang berprofesi sebagai Designer. Di usianya yang sekarang, Tiffani selalu ditagih pertanyaan orang tuanya 'Kapan menikah?' Bagaimana bisa menikah kalau dirinya saja belum menemukan la...