SELAMAT MEMBACA^-^
****
'Aku akan segera ke sana.'
Tiffani sedang melakukan panggilan telepon dengan Neon. Masalah yang menimpa Butiknya di Bandung belum sepenuhnya selesai. Namun, Winda mengakui kesalahannya dan memberikan alasan mengapa ia korupsi uang tersebut. Winda juga berjanji akan mengembalikan uang yang ia pakai dan akan resign dari Butik itu.
Sebenarnya Tiffani tidak masalah jika Winda masih ingin bekerja di Butiknya. Namun, jabatan perempuan itu tentu saja akan tergeser karena kesalahannya sendiri. Butik tidak jadi tutup sehingga para pembeli sudah berdatangan. Para karyawan pun melakukan pekerjaanya dengan baik.
Tiffani sedang bersantai untuk beristirahat sejenak setelah ia melakukan perjalanan yang lumayan melelahkan. Tetapi ia tidak melepaskan matanya untuk mengamati para karyawan yang sedang melayani pembeli.
"Mengapa kamu terlihat serius ingin berkunjung ke Butikku? Tadi aku hanya bercanda," ujar Tiffani.
Neon tertawa. 'Aku tidak main-main, aku sudah berjani ingin membeli pakaian di sana.'
"Jadi?" tanya Tiffani menggantungkan kalimatnya.
'Kirim lokasinya, aku dan Teddy akan ke sana.'
"Serius?"
'Serius, Tiffani.'
Dengan segera Tiffani mengirimkan lokasi Butiknya kepada Neon. Entah mengapa jantungnya terasa berdebar ketika mengetahui Neon akan menemuinya. Laki-laki itu juga mengatakan kalau Tiffani harus memilihkan baju untukknya.
"Sudah aku kirim," ujar Tiffani.
'Aku tutup dulu, see you!'
"See you," jawab Tiffani.
Setelah itu panggilan terputus karena Neon mematikannya. Tiffani memegang dadanya sendiri, jantungnya masih berdebar tidak seperti biasanya. Jangan sampai Tiffani mempunyai perasaan terhadap Neon, ia tidak ingin menaruh harapan kepada laki-laki manapun untuk sekarang ini.
"Ini hanya gugup biasa Tiffani, ayo santai," ujar Tiffani membisikan kalimat tersebut kepada dirinya sendiri.
Lima karyawan yang sedang ia amati hanya Vega yang selalu gesit. Yang lainnya juga rajin namun kalah gesit dengan Vega yang bisa langsung melayani pembeli, sampai pembeli itu menemukan pakaian yang pas. Perempuan itu tidak melunturkan senyumnya kepada pembeli manapun.
Tiffani ingin mengangkat Vega menjadi ketua. Namun, ia tidak bisa melakukan hal itu karena tidak ingin melakukan kesalahan yang sama. Tiffani harus melakukan voting untuk mencari ketua yang dapat di percaya.
"Bu Tiffani, jika anda masih merasa lelah. Silahkan istirahat saja di ruangan ketua," ujar Tari.
"Saya hanya merasa pegal di tangan. Sebentar lagi akan sembuh," jawab Tiffani.
Tari tersenyum. "Jika Bu Tiffani memerlukan bantuan, panggil saya saja."
Tiffani menganggukan kepalanya sambil tersenyum kepada Tari yang kembali bekerja. Walaupun Butik ini tidak terlalu luas seperti di Jakarta, tetapi pembelinya tidak kalah ramai dan juga banyak yang memesan gaun pernikahan. Tiffani juga membaca beberapa pesanan dari orang-orang yang ingin membeli gaun pernikahan, atau sekedar menyewa.
Sebenarnya Tiffani ingin tidur untuk beberapa jam. Namun, ia sedang menunggu kedatangan Neon yang katanya ingin berkunjung ke Butik.
"Apakah Bu Tiffani ingin makan sesuatu? Biar saya yang akan memesannya," ujar Lulu.

KAMU SEDANG MEMBACA
YOUNG DESIGNER
Teen Fiction[DILARANG PLAGIAT] Tiffani Prasasti, perempuan berusia 23 tahun yang berprofesi sebagai Designer. Di usianya yang sekarang, Tiffani selalu ditagih pertanyaan orang tuanya 'Kapan menikah?' Bagaimana bisa menikah kalau dirinya saja belum menemukan la...