Selamat Membaca^-^
****
Setelah menyelesaikan satu baju dan tinggal celananya. Tiffani beranjak dari duduknya lalu melihat Butik yang masih ramai dan banyak pengunjung yang terlihat kesal. Karena para karyawan sangat sibuk melayani pembeli satu sama lain. Tiffani masuk ke dalam ruangan khusus jahit terlebih dahulu untuk bertanya kepada Risna. Apakah ada bercak darah di roknya atau tidak. Karena Tiffani tidak ingin mempermalukan dirinya sendiri seperti di Mall kemarin.
"Maaf, Bu. Ada yang bisa saya bantu?" tanya Tiffani.
Ibu-ibu yang sedang memilih baju langsung menengok ke belakang. Tiffani menghela nafas namun tetap mempertahankan senyumnya. Ia tidak tahu harus mengatakan apa karena sedikit merasa canggung.
"Saya lagi nyari baju buat calon pacarnya Latif," ujar Uci menatap sengit ke arah Tiffani.
"Oh begitu, ingin mencari model seperti apa, Bu?" tanya Tiffani lagi.
Sama sekali tidak merasa panas atau kesal karena di tatap seperti itu. Padahal Tiffani sangat tahu jika Uci sedang memanas-manasi dirinya. Mungkin saja Uci mengetahui perlakuan Tiffani yang tidak mengenakan bagi Latif. Pun sebaliknya Tiffani tidak merasa nyaman dengan cara Latif mendekatinya.
"Banyak, layani pembeli yang lain aja sana. Karyawannya lagi sibuk malah Bosnya enak-enakan di ruangan," ujar Uci.
Beruntung Tiffani tidak melanjutkan hubungan dengan Latif. Setelah ia menemukan sifat yang baru saja ia lihat dari Uci. Perbedaan yang sangat drastis mengingat perlakuan Uci saat pertama kali mereka bertemu dan ingin menjodohkan Tiffani dengan Latif. Sekarang Tiffani tidak menyesal karena telah berbuat tidak sopan kepada Latif.
"Saya permisi, Bu."
Tiffani pergi dan melayani pembeli yang membutuhkan bantuannya. Walaupun sesekali perutnya terasa nyeri. Benar-benar sakit bahkan terkadang ia merasa ingin buang air besar.
Karena tidak kuat menopang dirinya terlalu lama. Tiffani sedikit berlari untuk menuju tempat kasir, lebih baik ia duduk di sana dan melayani pembeli yang akan membayar belanjaan mereka. Di sekolah dulu nilai matematika Tiffani dan cara menghitung perempuan itu bisa di bilang cepat dan gesit.
Bukan karena tuntutan orang tua yang ingin Tiffani pintar dan membanggakan mereka. Namun, Tiffani memikirkan bagaimana perjuangan orang tuanya yang harus menyekolahkan dirinya. Sehingga Tiffani ingin membalas perjuangan orang tuanya dengan kepintaran supaya membuat mereka bangga.
Walaupun Tiffani sering di ghibahi para tetangga karena belum menikah di usianya yang sekarang. Nama Tiffani juga terkenal di kompleknya karena kepintaran dan kesuksesan menjadi perempuan karir. Sering kali di bandingkan dengan anak-anak mereka yang masih sekolah.
"Perut Bu Tiffani masih sakit?" tanya Risna yang entah sejak kapan sudah berada di samping Tiffani.
Tiffani menganggukan kepala sebagai jawaban. Karena masih melayani pembeli dan menghitung dengan mesin. Risna meminta maaf karena telah bertanya saat Tiffani sibuk-sibuknya melayani pembeli. Risna kembali ke ruangan khusus menjahit setelah berpamitan kepada Tiffani.
"Maaf, sepertinya Mbak sedang sakit?" tanya salah satu pembeli yang sedang gilirannya untuk di hitung total belanjaanya.
"Tidak, Mbak," balas Tiffani sambil tersenyum lalu mengatakan total harga yang harus di bayar.
![](https://img.wattpad.com/cover/289313151-288-k24223.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
YOUNG DESIGNER
Teen Fiction[DILARANG PLAGIAT] Tiffani Prasasti, perempuan berusia 23 tahun yang berprofesi sebagai Designer. Di usianya yang sekarang, Tiffani selalu ditagih pertanyaan orang tuanya 'Kapan menikah?' Bagaimana bisa menikah kalau dirinya saja belum menemukan la...