8. Truth Or Dare

906 54 1
                                        

Selamat Membaca^-^

****

Setelah menghabiskan waktu untuk berpetualangan kemarin. Mereka semua kembali ke Villa milik Naomi dan sampai dalam keadaan langit sudah berubah gelap. Mereka berlima tidak terlalu menghafal jalan sehingga mengendarai mobilnya pun lambat.

Karena terlalu kelelahan, mereka berlima masih tidur saat matahari sudah naik ke atas. Rasanya tubuh mereka lengket dengan kasur yang empuk itu. Sinar matahari yang menembus dari kaca pun mereka hiraukan. Jam weker yang sengaja Naomi hidupkan saja telah terbuang karena di pukul bantal guling oleh Belle.

"Kamu sangat jorok Belle!" ujar Jessica saat pertama kali ia membuka mata. Melihat pipi Belle yang terkena air liurnya sendiri.

Belle tidak menggubris ucapan sahabatnya. Sangat malas membuka mulut dan mata. Tiffani yang tidur bersama Virly di kasur paling pojok dekat pintu mendengar ucapan Jessica, sehingga ia mengerjapkan matanya. Karena kamar di Villa Naomi sangat luas, mereka menyusun kasur sendiri supaya tidak berjauhan dan tetap satu ruangan.

Belle sekasur dengan Jessica, Tiffani bersama Virly dan Naomi yang tidur sendirian di kasur tengah.

"Ya ampun! Kita belum menyiapkan makan siang," ujar Tiffani sambil menepuk jidatnya.

Tiffani menggoyangkan lengan Virly supaya perempuan itu bangun dan membantunya untuk memasak. Biar bagaimana pun Tiffani tidak akan merepotkan Naomi, memakan masakan sendiri lebih sehat karena mereka tau bumbu apa saja yang dimasukan. 

"Ayo Virly, kita perlu membuat makanan untuk mengganjal perut," ujar Tiffani.

Virly menguap. "Kamu bangunkan Jessica dulu, dia sangat pintar memasak."

"Dia sudah bangun, hanya kamu yang masih memejamkan mata. Ayo lah ini sudah siang Vir!" ujar Tiffani lagi.

Dengan sangat terpaksa Virly mengangkat tubuhnya untuk duduk. Namun, matanya masih terpejam sehingga tangan jail Tiffani mulai beraksi untuk membuka secara paksa mata Virly.

"Kita akan memasak apa Tiffani?" tanya Jessica.

"Apa saja yang berada di lemari pendingin. Daripada kita tidak makan sama sekali," ujar Tiffani sambil mencepol rambutnya dengan jepitan rambut.

"Ya sudah ayo kita turun," ujar Virly.

* * *

Sekarang mereka berlima sedang duduk di meja makan, memakan masakan Tiffani dan Virly untuk mengganjal perut mereka. Naomi sempat memarahi mereka berdua karena ia bisa memesan makanan tanpa merepotkan Tiffani dan Virly.

"Masakan kalian sangat cocok di lidahku," ujar Belle.

"Dia bilang begitu karena tidak ingin memasak," ujar Jessica.

"Tidak usah bilang begitu, kamu juga tidak membantu mereka sama sekali," sahut Belle.

"Kalian bisa diam? Kami sedang makan," tegur Virly yang langsung membuat Belle dan Jessica menunduk dan makan kembali.

Bell pintu utama terdengar. Membuat atensi mereka reflek menoleh kepada Naomi. Sedangkan yang di tatap tidak tahu menahu siapa yang datang karena ia tidak merasa memesan makanan atau yang lainnya.

"Aku tidak memesan makanan," ujar Naomi.

"Ah maafkan aku semuanya. Aku baru mengingat jika kemarin mengirimkan lokasi kepada teman laki-laki ku. Mungkin saja itu mereka," ujar Virly.

"Kamu mengundang teman laki-laki tanpa sepengetahuan kita?" tanya Jessica tidak habis pikir.

Biar bagaimana pun ini, mereka tidak akan bisa satu ruangan bersama laki-laki yang belum sah menjadi suami mereka. Virly yang mendapatkan ekspresi Jessica yang kurang suka terhadapnya menghela nafas kasar.

YOUNG DESIGNERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang