23. Fashion Week

615 47 0
                                        

Happy Reading!

***

Dua hari telah berlalu sekarang Tiffani sedang sibuk di temani oleh Risna. Ya, sekarang mereka berdua sedang berada di tempat perlaksanaan acara Jakarta Fashion Week. Model yang Tiffani ajak kerja sama genap 10. 7 seorang perempuan dan 3 laki-laki.

Ketika memasuki kawasan belakang panggung Jakarta Fashion Week, ada lima ruangan yang di sediakan oleh panitia. Ada Ruang Model, Green Stage, Waiting Stage, Final Stage dan yang terakhir Landing Stage.

Masing-masing Designer diberi waktu 2 jam untuk melakukan persiapan dengan model mereka. Seperti melakukan tata rias dan tata rambut model-modelnya. Supaya terlihat lebih berkharisma ketika memamerkan baju-baju yang di rancang.

Ketika datang para model biasanya akan di arahkan menuju Ruang Model untuk menyimpan barang-barang mereka di sana. Setelah itu mereka menuju Green Room. Di ruangan tersebut para penata rias dan penata rambut sudah siap untuk melakukan pekerjaan mereka.

Lampu-lampu baik yang berada di tiang dan lampu di koper make up menyala. Untuk memastikan pewarnaan terbaik di riasan wajah model itu. Di ruangan itu laki-laki dan perempuan di satukan.

"Jes, bagaimana perasaanmu sekarang?" tanya Tiffani karena ia tidak melihat rasa gugup dari Jessica yang sedang mengaca.

"Senang dan tegang. Tapi tenang saja Tiffa, aku akan melakukan yang terbaik untukmu!" ujar Jessica.

"Terimakasih atas kerjasamanya, aku pergi dulu Jes. Ingin mengecek beberapa model yang belum di rias," pamit Tiffani yang langsung di angguki oleh Jessica.

Banyak model yang sedang menunggu antrian mereka untuk di rias dan di tata rambutnya. Mereka duduk sambil mengobrol untuk mengurasi rasa bosan. Designer-designer yang sedang memantau model mereka pun terkadang saling mengobrol dengan Designer lain.

Banyak sekali Designer ternama yang mengajak Tiffani berkenalan. Baik itu perempuan atau laki-laki tetap Tiffani sambut dengan baik supaya menambah pertemanan. Tiffani melirik ke arah Melody yang sedang memegang dadanya sendiri.

"Apakah kamu merasa gugup, Melody?" tanya Tiffani.

Melody mengangguk. "Walaupun ini bukan pengalaman pertama. Tetap saja aku merasa gugup, takut salah pose bahkan jatuh di panggung."

"Kamu bisa melakukan latihan di runway supaya mengurangi rasa gugupmu. Yakin pada dirimu jika kamu bisa!" ujar Tiffani.

"Ya, terimakasih Bu Tiffani. Nanti aku akan berlatih dengan teman model lainnya."

Setelah itu Tiffani pergi dan mencari Risna yang sedang melakukan pekerjaannya. Selain Risna, Tiffani juga mempunyai tim untuk membantu dirinya yang pasti sibuk mengurusi model. Bukan dari Butik Applause tetapi orang yang sudah biasa bekerja seperti itu. 

Zio dan dua orang lainnya sedang duduk menunggu giliran untuk di rias. Zio ini tampan dan sangat menghormati Tiffani karena jarak umur mereka terpaut 4 tahun. Zio masih 19 tahun, tetapi namanya sudah melambung karena bakatnya menjadi model.

"Kalian merasa bosan?" tanya Tiffani. Ia memang sangat ramah kepada siapapun, apalagi ketiga laki-laki ini adalah modelnya. Tiffani harus memastikan jika mereka semua diperlakukan baik.

"Sedikit, tapi sudah biasa," jawab Gusti.

"Tolong bersabar sedikit lagi, aku pastikan kalian akan segera di rias," ujar Tiffani.

"Sebenarnya di rias atau tidak, aku sudah tampan," ujar Putra.

Tiffani tersenyum mendengar ucapan itu. Tidak munafik, ucapan Putra memang benar adanya. Risna memanggil ketiga laki-laki itu untuk segera duduk di tempat rias yang sudah kosong. Model Tiffani memang hanya tiga orang itu yang belum di rias.

YOUNG DESIGNERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang