Happy Reading^-^
****
Pagi ini Tiffani sudah berada di Butik. Merapikan baju-baju yang berantakan tidak sesuai dengan tempat baju dengal model yang sama. Walaupun kadang para karyawan dan Tiffani merasa kesal jika ada pelanggan yang meletakan baju tersebut dengan asal. Tiffani juga tidak bisa memarahi mereka karena ia tidak selalu tahu siapa pelakunya.
Padahal sudah di beri tulisan supaya tidak di acak-acak. Seharusnya budayakan membaca terlebih dahulu dan menghormati orang-orang yang bekerja. Walaupun hal kecil, tetap menjaga sopan santun di mana anda berpijak. Karena Tiffani memang menyukai kerapian jika melihat seperti itu tangannya akan langsung merapikan dengan benar.
Bahkan isi lemarinya saja sangat rapi. Baju-baju dengan warna yang sama di tumpuk sendiri. Beberapa gaun yang mudah kusut ia gantung. Biar bagaiamana pun kerapian Butik akan di nilai oleh beberapa orang di luar sana sehingga Tiffani tidak bisa membiarkan Butiknya berantakan.
Manekin-manekin yang sudah mulai kosong mulai Tiffani ganti dengan baju model baru. Di pajang dekat pintu yang terbuat dari kaca supaya orang-orang yang melewati dari jarak jauh dapat melihat.
"Seharusnya kita membuat poster yang besar dengan tulisan tidak boleh di acak-acak!" ujar Erika.
"Ya mau bagaimana lagi, ini sudah pekerjaan kita," ujar Sofi.
"Apakah mereka tidak bisa bersikap sopan santun sedikit saja? Aku bahkan merasa kesal karena harus merapikan baju-baju ini setiap hari," ujar Erika.
"Jika Bu Tiffani mendengar hal itu, aku tidak bisa memastikan jika kamu masih bekerja disini Erika. Sudah aku bilang ini memang pekerjaan kita, mengapa kamu mengeluh terus?" tanya Sofi kesal. Berteman dengan Risna membuat Sofi bekerja dengan setulus hati.
"Eh maafkan aku, Sofi. Aku hanya melampiaskan emosi saja, tolong jangan mengatakan hal itu kepada Bu Tiffani," ujar Erika sambil memegang tangan Sofi.
"Aku tidak mengatakan. Biar bagaimana pun kamu adalah temanku disini," ujar Sofi.
Erika sangat berterimakasih dengan Sofi. Mungkin jika Erika bekerja di tempat lain dan ada orang yang tidak menyukai dirinya, perkataan Erika yang mengeluh itu akan di adukan kepada Bos. Terkadang para karyawan merasakan rasa kekeluargaan mereka di Butik ini sangat kuat. Apalagi dengan keramahan dan kebaikan Tiffani yang membuat mereka betah bekerja di sini.
Sebenarnya Tiffani itu tidak rewel. Ia tidak pernah memecat karyawannya jika di antara mereka tidak ada yang membuat kesalahan fatal. Atau mereka sendiri yang mengundurkan diri.
"Risna, apakah kamu merasa pusing?" tanya Tiffani saat ia melihat Risna memegang kepalanya sendiri bahkan memijat pelan.
"Sedikit, Bu. Tetapi nanti akan hilang sendiri," jawab Risna.
"Kebetulan Butik sedang sepi kamu bisa istirahat terlebih dahulu. Jangan memaksakan tubuhmu untuk bekerja, mereka juga merasa lelah," ujar Tiffani.
Kata mereka yang di maksud oleh Tiffani adalah organ-organ tubuh manusia yang selalu bekerja. Ada kalanya mereka merasa lelah walaupun manusia tersebut merasa istirahat mereka sudah cukup.
"Terimakasih, Bu. Saya izin istirahat di ruangan," ujar Risna yang di angguki oleh Tiffani.
"Maaf Bu Tiffani, saya ingin menanyakan sesuatu," ujar Lita yang sudah menghadap ke Tiffani dengan wajah menunduk.
"Menanyakan tentang apa?" tanya Tiffani.
"Batas waktu membuat baju olahraga sampai kapan?" tanya Lita.

KAMU SEDANG MEMBACA
YOUNG DESIGNER
Teen Fiction[DILARANG PLAGIAT] Tiffani Prasasti, perempuan berusia 23 tahun yang berprofesi sebagai Designer. Di usianya yang sekarang, Tiffani selalu ditagih pertanyaan orang tuanya 'Kapan menikah?' Bagaimana bisa menikah kalau dirinya saja belum menemukan la...