17. Dirumah Aja

535 32 1
                                        

SELAMAT MEMBACA^-^

****

"Aku pernah muda seperti dirimu, ayo lah tidak usah malu untuk mengenalkan kekasihmu itu," ujar Tanisha.

"Memang tidak ada, Ma."

Tiffani sudah sangat lama tidak digoda seperti itu oleh Tanisha. Namun, kali ini godaan Tanisha sangat menyebalkan baginya. Memang Neon dan Teddy tidak ada yang memiliki hubungan lebih dari teman dengannya. Apa yang harus Tiffani akui kepada Tanisha kalau begitu?

"Setelah putus dengan Riza, kamu sangat jarang membawa laki-laki ke rumah. Lalu tiba-tiba pulang dari Bandung dengan dua orang laki-laki yang sebelumnya aku tidak kenal," ujar Tanisha.

"Mereka memang teman baruku. Kami bertiga kenal saat liburan di Lombok," ujar Tiffani.

Setelah Tiffani mengatakan itu, Tanisha berpamitan pergi tanpa membahas kejadian tadi. Tiffani juga tidak mempermasalahkan itu semua karena sudah biasa diperlakukan seperti itu. Designer muda itu meminta tolong kepada supir pribadi Larisa untuk membantu membawakan beberapa kopernya.

Barang-barang Tiffani saat berangkat memang tidak terlalu banyak. Namun, entah mengapa saat ia pergi ke Bandung jadi sering membeli beberapa baju, ring light atau tas-tas lucu di sebuah aplikasi.

Tiffani tidak menyetir mobil tetapi tubuhnya sangat lelah karena terlalu lama duduk. Bahkan punggung Tiffani terasa sangat pegal dan ingin di rebahkan. Larisa belum ada di rumah, perempuan itu pasti sedang belajar di sekolahnya.

Sebelum Tiffani tidur, ia memberi pesan kepada Neon hanya bertanya apakah laki-laki itu sudah sampai atau belum. Tiffani juga memberi pesan kepada Jessica untuk menawarinya menjadi model untuk fashion week.

"Kasur, aku datang!" ujar Tiffani.

* * *

Sudah jam 12:24 WIB, Tiffani baru saja bangun dari tidurnya. Rencananya hari ini Tiffani belum ingin pergi ke Butik untuk bekerja, ia ingin mengistirahatkan diri supaya cepat sembuh dan akan memberikan yang terbaik jika membuat beberapa gaun yang ia sudah ada di otaknya.

Perempuan itu beranjak dari ranjangnya dan menuju kamar mandi untuk melakukan wudhu, Tiffani akan sholat dzuhur. Keluarga Tiffani semuanya beragama Islam. Walaupun Tiffani sibuk bekerja ia tidak lupa dengan kewajibannya sebagai muslimah.

Setelah berwudhu ia mengambil mukena dan sajadah yang berada di lemari. Lalu melakukan sholat dzuhur. Tak lupa ia akan berdo'a kepada Allah. Bahkan nama Riza tidak pernah absen dari do'a nya, Tiffani selalu ingin Riza baik-baik saja dimanapun dia berada.

"Alhamdulilah," ujar Tiffani. Ia melipat kembali mukena setelah selesai sholat.

Seperti biasanya, Tiffani langsung mengecek ponselnya yang tergeletak di nakas dekat ranjang. Seharusnya Larisa sudah pulang dari sekolah. Jessica sudah membalas pesannya dan perempuan itu bisa meluangkan waktu untuk membantu Tiffani. Bahkan Jessica menawarkan diri untuk mencari model lagi supaya Tiffani tidak perlu mencari beberapa model yang akan memamerkan gaunnya.

Banyak pesan masuk dari grup yang beranggotakan lima orang. Tiffani, Jessica, Virly, Belle dan Naomi. Grup itu bernama Associate. Grup yang sudah sangat lama di buat oleh Jessica dulu masih aktif sampai sekarang walaupun tidak terlalu banyak interaksi di dalam grup tersebut.

Ada pesan 123 dari grup Associate. Tiffani membacanya dari awal hingga akhir, ternyata yang memulai percakapan tersebut adalah Jessica karena perempuan itu sedang di landa rasa bosan.

Percakapan terakhir mereka sedang memanggil Tiffani yang tidak kunjung merespon.

Jessica: Tiffani sedang apakah dia?

YOUNG DESIGNERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang