Nineteen

415 93 9
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



***

"Pesta pelelangan?" Tanya Heejin bingung.

"Ya, pesta pelelangan. Pesta ini diselenggarakan oleh paman saya yang sedang merayakan ulang tahun. Beliau memang ingin mengumpulkan para pengusaha untuk melakukan pelelangan barang berharga milik mereka agar hasilnya disumbangkan untuk ke orang-orang yang membutuhkan."

"Awalnya saya tak mau ikut karena saya tak menyukai keramaian, tapi..."

Jaemin menggantungkan ucapannya dan ikut makan pizza bersama Heejin sambil nyender di pinggir kasurnya Heejin. Heejin menyimak sambil terdiam.

"Saya gak mungkin menolak ajakan beliau karena ia sudah saya anggap sebagai ayah saya sendiri. Untuk itu, anggap aja ini sebuah tugas untuk kamuㅡeuhm, kamu bersedia kan untuk membantu saya?" Penjelasan Jaemin memang sangat to the point dan jelas, tapi masalahnya Heejin itu gak pernah ke pesta.

"Ohhㅡpestanya diadakan seminggu lagi, kah?" Tanya Heejin.

Jaemin menganggukkan kepalanya, "Ya, butuh seminggu untuk mengumpulkan beberapa barang berharga untuk dilelangkan, bahkan peninggalan kerajaan Korea terdahulu bisa dilelangkan di pesta ini. Jadinya agak lama."

Heejin terdiam sebentar.

"Saya mengerti kamu gak akan menerima ini dengan mudah, untuk itu saya beri kamu waktu untuk memikirkan tawaran saya. Saya gak akan memaksa jika kamu menolak, tapi saya harap kamu bisa mengikuti pesta itu. Anggap aja itu ajakan saya sebagai tanda pertemanan."

Heejin melipat bibirnya ke dalam dan melirik Jaemin yang sepertinya menaruh harapan dengannya. Tapi, kenapa harus dia? Diantara semua gadis, pastinya Jaemin mengenali model-model terkenal di luar sana yang jauh lebih cantik dan bahkan bisa dijadikan pasangan. Kenapa dia harus memilih Heejin yang statusnya hanya partner bisnis antara mahasiswa magang dan CEO.

Ini membingungkan.

"Kak Jaemin, boleh saya bertanya?"

"Silakan."

Client Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang