Twenty Four

476 62 17
                                    

Dear diary,

Hari ini sama seperti sebelumnya, sebelumnya, dan sebelumnya.

Rutinitas yang sama. Mencari sesuatu, tapi tak tahu.

Menyesal.

Marah.

Hei, ini sebenarnya tidak buruk.

Tapi aku bosan.

Aku bosan dengan hidupku.

Aku tebak, aku akan mati sia-sia.


ㅡY.V.Aㅡ






Mobil berwarna hitam itu melintasi sebuah tanah luas yang tak berpenghuni. Di tengah-tengah kesunyian itu, sang pengendara memberhentikan mobilnya dan mematikan mesin mobil tersebut.

Siulan asal terdengar dari bibirnya seolah ia sedang santai melakukan kegiatan sesuatu.

Dari dalam bagasi, dengan jelas ia menyeret seorang perempuan yang sepertinya sudah tak bernyawa dan menjatuhkannya begitu saja.

"Sayang banget. Padahal mukanya cantik, tapi gue gak bakal bercinta sama mayat." Ia bermonolog sendiri sambil menyalakan rokok di tangannya.

"Ngomong-ngomong, kenapa si bos malah nyuruh gue beresin dia dah? Perasaan, dia bukan musuh bos. Bukannya cewek yang namanya siyeon itu musuhnya?"

"Ah, peduli setan."

Dengan sekuat tenaga, ia menggulingkan tubuh tak bernyawa itu untuk dibuang ke tempat pembakaran sampah. Ada sebuah cekungan besar disana yang digunakan untuk membakar sampah masyarakat yang ada di daerah terpencil ini. Jarang sekali orang yang berada disini, mereka bisa sebulan sekali melakukan pembakaran, itu pun jika sampah tersebut sudah menumpuk.

"Mereka gak bakal rugi ngebakar mayat disini." Ucapnya.

BRUG!

Orang itu akhirnya menyelesaikan tugasnya setelah dirasa "mayat" yang ia buang tadi sudah masuk ke dalam kubangan besar itu. Kemudian, ia membuka sarung tangannya dan membakarnya sampai menjadi abu. Untuk menyembunyikan jejak tersebut.

Orang itu akhirnya menghisap rokok di tangannya sekali setelah itu ia membuangnya ke sembarang arah dan berjalan ke arah mobil. Ia masuk ke dalam mobil tersebut dan menyalakan mesinnya, kemudian ia memutar mobil tersebut dan berjalan menjauh dari area itu.

Sepi. Sunyi. Senyap.

Di dalam cekungan dalam, gelap dan bau itu tak ada yang tau kalau "orang yang dibuang" tadi belum berstatus menjadi mayat. Samar-samar terdengar hela napas yang lemah dan lirih.

Kim hyunjin masih berjuang untuk hidup. Gadis itu membuka kelopak matanya dengan susah payah dan melihat ke langit-langit sekitar. Masih terdapat butiran salju yang menempel di permukaan wajahnya, tapi hyunjin tau ini bukan tempat yang ia kenal.

Hyunjin berusaha menggerakkan tangannya dan kakinya, namun ia masih tak sanggup. Tulang rusuk dan tangan kirinya patah. Hyunjin merasakan sakit teramat sangat ketika ia mencoba untuk menggerakkan seluruh tubuhnya itu.

Memang kadang mempunyai fisik kuat tapi belum sepenuhnya itu suka merepotkan. Hyunjin sebelumnya sudah pernah mempunyai luka seperti ini, tapi ini sudah fatal.

"Uhuk! Uhuk!" Ia terbatuk saat merasakan sesak dan dingin menyentuh tak kasat mata masuk ke dalam rongga dadanya.

Rasa menyakitkan itu telah menyeluruh hampir menyelumuti tubuhnya, tapi hyunjin hanya menatap kosong ke udara.

Client Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang