Forty Three

336 44 25
                                    

"Menurut lo, bisnis ini akan berlangsung lama gak?" Gelas yang dipegangnya diputar-putar dengan cara yang tak biasa. Minju heran bagaimana cara hwall melakukan itu. Gadis itu tak memiliki hasrat untuk menanggapi kata-katanya hwall. Well, yah, akan tetapi mereka merupakan rekan kerja.

Keadaannya yang tenang, berkali-kali lipat membuat minju menjadi waspada. Hwall bisa saja memiliki cara untuk menyingkirkannya. Pemuda itu selalu mempunyai cara agar bisa berkuasa sendirian. Minju yakin itu.

"Pegasus?" Tanya minju agak bingung dan menimpali seadaanya.

Hwall mendecak pelan sambil memukul belakang kepalanya. Minju melotot tak terima, ia memukul lengan pemuda itu dengan kuat.

"Bajingan! Kenapa lo mukul gue?!" Teriaknya kesal dan marah.

"Pegasus dilarang punya karyawan yang goblok kayak lo." Pemuda itu berujar datar. Hah, haruskah ia menjaga minju disaat gadis itu masih saja belum mengerti apa-apa?

Apakah ia harus menyingkirkan minju sekarang juga? Pikir hwall.

Well, tebakan minju memang benar.

"Fuck you. Ngomong tuh yang jelas! Om seohan kan punya banyak bisnis! Dasar tolol." Umpat minju. Gadis itu menjadi pemarah akhir-akhir ini karena rencananya tidak berjalan lancar dan tentu saja, karena hwall juga.

Jelas saja tak lancar. Ia tak menjalankan secara matang-matang. Bahkan "mantan pacarnya" juga sudah tak mempercayainya. Padahal tugas utama yang diberikan olehnya yaitu menjatuhkan bisnis yang dikelola keluarga Hwang.

Minju tak punya skill untuk menjalani taktik menghancurkan bisnis seperti itu. Dia seperti orang yang "baru" jahat.

Hwall tersenyum miring, "everybody knows, minju. Pion yang tidak berguna akan dibuang. Jadi, buat diri lo berguna." Ucap hwall.

Minju melirik tajam ke arah hwall. Sikap arogan hwall lama kelamaan semakin membuatnya muak. Apalagi ia sudah berlagak menjadi bos. Padahal minju juga melakukannya sudah serapi mungkin, tapi ada aja halangannya.

"Bisnis blose berkembang pesat. Bokap gue udah ngasih laporannya ke bokap lo. Puas lo?"

Bisnis blose atau blue rose adalah bisnis baru yang mereka kerjakan akhir-akhir. Seperti yang waktu itu eunseo temukan dan laporkan kepada jaemin, sebuah doping Pill yang mampu membuat orang semakin candu.

"Nah, gitu dong. Kasih informasi yang berguna buat gue." Hwall memberi arah kepada seseorang untuk membersihkan sepatunya yang terkena cipratan whiskey.

Minju hanya diam saja, tanpa menanggapi omong kosongnya hwall, menurutnya. Hwall itu tak lebih dari orang yang brengsek dan kejam.

"Menurut lo, Na Jaemin...bodoh gak sih?"

"Maksudnya?"

"Ya, bodoh. Masa dia sama sekali gak menunjukkan aksinya? Dia gak bersikap waspada ke gue gitu?" Minju bertanya-tanya.

Hwall mendengus keras. Mengasihani minju karena gadis itu sama sekali tak tau.

"Bukannya kata bodoh itu seharusnya ditujukan ke diri lo sendiri ya, Kim minju?" Tanya hwall dengan seringaian khasnya itu. Tangannya menuangkan isi whiskey itu ke dalam gelasnya.

Minju hanya melirik ke arah hwall.

"Lebih baik lo urus diri sendiri, daripada memikirkan Na Jaemin yang lo bilang BODOH itu. Seharusnya lo tau, orang kayak dia mempunyai segala cara untuk bisa menyingkirkan kita. Itu terlihat jelas, minju."

Hwall menghabiskan minumannya sekali teguk dan dengan keras ia meletakkan gelas itu ke atas meja.

"So, lakukan tugas lo dan jangan bertindak goblok seperti waktu itu. Lo udah buang-buang waktu, lo tau itu, minju?" Ucap hwall berkata tajam.

Client Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang