Thirty One

382 59 55
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.





***


"Lo udah tau Kim hyunjin selama ini dirawat di rumah sakit ini, tapi lo diem aja?!"

"Lo gila?!"

"Lo mau dibilang penculik? Lo mau di penjara?"

"Bokapnya Kim Hyunjin tuh udah nyari kemana-mana!"

"Lo malah ngumpetin dia disini!"

"Lo juga! Gue gak kenal lo siapa tapi gak gini caranya!"

Hyunjin memijat kepalanya yang seketika sakit kepala mendengar yeji yang memarahinya sambil menggebu-gebu. Masalahnya, ini tuh rumah sakit, untungnya sih nih kamar kedap suara. Ya, tapi tetap saja saudara kembarnya itu terlalu emosi sampai berteriak seperti orang kesurupan.

"Heh! Lo bisa diem gak sih?! Ini tuh rumah sakit! Lo gila ya teriak malem-malem?!" Ucap Onda yang juga ikutan emosi gara-gara yeji.

Sekarang pusingnya double.

"Lo gak mau denger penjelasan gue atau kembaran lo dulu? Otak lo dimana sih?! Sebelum lo fitnah gue, lo cari tau dulu kebenarannya kayak gimana. Gue udah nahan tangan lo buat gak nampar lo yaㅡ"

"Apa? Lo mau nampar gue? Ayo tampar coba sini. Tampar!"

BRAK!

"Udah! Udah! Lo berdua bisa tahan emosi dulu gak sih? Ini tuh rumah sakit! Yeji, gue minta maaf soal ini, tapi please, tahan emosi lo untuk sekarang dan jangan berisik. Oke? Kim Hyunjin bisa denger kita! Dia butuh ketenangan dan perawatan intensif! Kalo lo berdua mau berantem, sana diluar!" Bentak pemuda tersebut kepada kedua gadis itu.

Onda menghela napasnya kasar. Sial, padahal dia yang difitnah disini tapi dianya yang ikutan pusing gara-gara marah sama nih cewek.

"Lo juga yeji. Otak lo tuh jangan sumbu pendek banget kenapa sih? Gue gak mungkin menyembunyikan Kim hyunjin tanpa alasan yang jelas. Dengerin penjelasan kita dulu, bisa kan? Ada alasan kenapa gue gak ngasih tau ke mereka ataupun polisi. Ini berhubungan sama hidup dan matinya Kim Hyunjin." Ucap Hwang Hyunjin dengan serius dan tegas.

Yeji terdiam sambil memegang kepalanya yang tiba-tiba sakit karena terlalu banyak kejadian yang bikin dia shock. Apalagi mengenai berita akhir-akhir.

"Sorry..." Ucap yeji dengan suara pelan.

Suasana agak lebih tenang sekarang, karena mereka mungkin sadar untuk lebih mengutamakan akal daripada emosi masing-masing.

"Tadi siapa nama lo?"

"..."

"..."

"Onda."

"Iya, sorry banget tadi gue ngomel-ngomel gak jelas lo dan ngomong hal buruk ke lo. Gue tadi lagi emosi gak jelas. Sorry ya, Onda." Ucap yeji agak sedikit tenang.

Client Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang