Two

931 162 26
                                    

"Dok, gimana keadaan istri saya?" Seorang pria mengekspresikan kecemasan saat seorang dokter keluar dari sebuah ruangan.

Dokter itu tersenyum, "Istri anda baik-baik saja, hanya pingsan sebentar. Selamat ya pak, bayinya laki-laki. Anaknya sehat pak."

Pria itu menghela napasnya lega. Setelah panik melanda tadi saat menemukan istrinya jatuh pingsan di rumahnya karena terlalu lelah mengurusi pekerjaan rumah, ia langsung membawa istrinya ke rumah sakit. Istrinya mengalami pendarahan hebat dan sempat negatif thinking tadi.

"Saya boleh liat dok?"

"Oh boleh, silahkan. Tapi hanya sebentar saja pak, kita harus bawa pasien ke ruangan intensif secepatnya."

"Baik, dok. Terima kasih, dok."

Dokter itu menganggukan kepalanya dan pergi.

"Jinnie, disini dulu ya. Tunggu papa, nanti ketemu mamanya sama adek pas udah pindah ruangan." Pria itu berjongkok dan mengusap kepala putrinya.

"Ta-tapi mau liat adek cama mama cekalang..." rengeknya.

"Nanti aja ya, sayang. Nanti kalo udah sadar baru bisa ketemu mama sama dedek. OK?!"

Gadis kecil itu menganggukkan kepalanya lucu, "Iya papa."

"Anak cantik. Yaudah jinnie duduk disitu dulu ya, jangan kemana-mana. Kalo ada yang jahat, panggil suster atau dokter yang ada disini. Jinnie pemberani, kan?"

Ia menuntun anaknya untuk duduk di bangku panjang.

"Eung! Jinnie belani!"

Setelahnya pria itu mengusap kepala jinnie sambil tersenyum dan pergi ke ruangan tersebut.

Gadis kecil itu bergumam pelan dan bermain sendirian bersama boneka Micky mouse di genggamannya. Sesekali ia tertawa dan tersenyum lucu saat mendengar ocehannya.

"Bonekanya lucu."

Seseorang menginterupsi permainannya itu. Jinnie menoleh ke samping dan menemukan seorang anak laki-laki yang sedang tersenyum ke arahnya.

Jinnie yang emang diajarkan untuk tidak berbicara dengan orang asing, otomatis langsung memasang wajah sedikit waspada dan takut.

"Eh? Kakak bukan orang jahat kok, heheheh. Kakak cuma mau nemenin kamu yang sendirian disini. Orang tua kamu mana?" Anak laki-laki itu tersenyum lebar, memberi tanda bahwa ia bukan orang asing yang ingin menculik anak-anak.

Orang dia aja anak-anak.

Jinnie menunjuk ke ruangan yang dimasuki ayahnya tadi.

"Mama lagi nolongin adek aku." Katanya.

"Ah... Begitu." Anak laki-laki itu berpangku tangan sambil memegang sebuah boneka porcelain.

"Kakak ngapain dicini?"

Ia tersenyum lagi, dan jinnie suka dengan senyuman itu. Perlahan tapi pasti, ia menyukai interaksi dengan anak laki-laki yang baru dikenal itu. 

"Kakak lagi nungguin mama yang lagi sakit, tapi bentar lagi juga baikan kok." Ia tersenyum lagi ke jinnie.

Jinnie tersenyum lebar sambil memperlihatkan giginya. "Kakak, ayo main sama aku!" Serunya.

Client Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang