Thirteen

811 121 10
                                    

Pada saat itu...

Mereka berdua menemukan titik temu yang jauh dari kerumunan orang banyak. Karena bila diliat banyak orang, akan ada kesalahpahaman nantinya. Dan juga, Kim hyunjin tak suka dijadikan bahan perhatian.

Sang gadis hanya menatap lurus ke arah depan dengan tanpa ekspresi sama sekali, sedangkan sang Adam memandangnya dengan penuh arti.

"If you just staring at me like that, gue klaim Lo cuma buang waktu gue dan diantara kita gak akan ada obrolan penting."

"Sorry."

Kim hyunjin menghela napas pelan, "ngomong aja, gue dengerin."

Hwang hyunjin merapatkan bibirnya dan membetulkan tasnya di pundak. Entah mengapa malah dirinya yang gugup. Sangat berkebalikan dengan keadaan Kim hyunjin yang terlihat tenang.

"Gue mau minta maaf soal itu."

"Itu?"

"Your accident. Gue udah tau kalo itu Lo. O-okey, believe me, gue gak ada maksud buat nyelakain Lo meskipun gue punya dendam sama Lo, tapiㅡgue beneran gak tau kalo itu Lo. Kalo pun tau, gue gak akan punya niat buat nyakitin Lo." Tutur Hwang hyunjin.

Melihat Kim hyunjin yang diam aja, membuat pemuda itu terlihat putus asa.

"Okeh, gue gak mengharapkan ekspektasi Lo bakal maafin gue. Lo boleh kok ngelakuin hal yang sama ke gue atau apa kek gitu. Eungㅡtapi jangan bikin gue mati atau sakit parah, okeh? Gueㅡ"

"Lo pikir gue sejahat itu sampe balas dendam?"

"Hah?"

Kim hyunjin menyipitkan matanya dan berjalan menuju Hwang hyunjin. Tatapan datarnya itu seketika membuat dirinya terintimidasi lagi.

"Hwang hyunjin. Gue kira Lo selama ini tau tabiat gue kayak gimana. Gue gak segila dan sejahat itu. Asal Lo tau." Ucapnya dengan nada suara yang tajam, seolah gadis itu memang tersinggung.

Sial, dia salah bicara.

"So-sorry."

Kim hyunjin mendengus keras. Kenapa pemuda itu nampak terlihat takut dengannya sedangkan diantara yang lain, ia nampak selalu ingin mendominasi?

"Gue udah tau perihal jebakan itu. Meskipun gue ragu Lo sebenernya emang murni nolongin gue atau nggak, butㅡthanks for saving my life. Gue merasa tertolong."

Kedua tangannya mengepal kuat, seperti ada yang ingin dibicarakan tapi hanya berangan ia bisa mengucapkan hal lain. Mengingat keduanya sama-sama menghindar, atau lebih tepatnya sang gadis yang sangat berubah dan membuat si pemuda malah tak berani untuk sekadar mengucap.

"Udah kan? Itu aja? Kalo gak ada yang mauㅡ"

"Sebagai gantinya, gue bakal ngerawat Lo."

"Pardon?"

Si pemuda memantapkan kembali tekadnya.

"Gak usahㅡ"

"Tapi gue mau."

Hwang hyunjin menghela napasnya pelan.

"Gue bakal ngerawat Lo sampe sembuh, sebagai permintaan maaf. Bukan apa-apa, tapiㅡgue merasa aneh kalo misalnya Lo maafin gue gitu aja, sementara gue lebih banyak ngelakuin kesalahan ke Lo, Kim hyunjin."

"..."

"Selama ini Lo gak biarin gue nyentuh Lo, kan? Kali ini gue minta perizinan Lo buat nyentuh Lo lagi. Euhmㅡgue mau kita balik kayak dulu. Sorry nyinggung, tapi ini yang gue mau."

Client Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang