Thirty Four

280 48 20
                                    

Dear kak Nana,

Untuk pertama kalinya aku menulis ini setelah aku menemukan kak Nana.

Kak nana tau tidak?

Akhirnya setelah bertahun-tahun aku mencari, aku tak pernah sadar kalau selama ini kakak ada di sekitarku. Dunia ini sempit sekali ya, hehe. Gak ada kata yang bisa deskripsikan perasaan aku saat ini.

Tapi kayaknya aku yang bodoh karena tidak mengenali kak Nana. Padahal wajah kak Nana setelah kupikir-pikir, mirip sekali dengan yang dulu. Tak pernah berubah. Memang akunya yang pelupa. Semoga setelah ini kakak tidak marah sama aku ya.

Huft, ini terlihat ironi sekali. Aku sangat ingin ngasih tau kak Nana kalau aku itu Jinnie, tapi kayaknya itu belum waktunya hehe. Gak tau kenapa, aku belum siap memberikan siapa aku sebenarnya kepada Kakak. Aku masih belum siap. Aku ingin kak Nana yang sadar bahwa heejin adalah Jinnie.

Kak Nana, Selama ini aku berusaha menjadi yang terbaik, seperti yang kakak bilang, "Jinnie harus menjadi orang yang kuat." Ya, aku harus. Tapi, kak nana gak bilang kalau manusia itu juga mempunyai sisi yang lemah.

Kak Nana, aku takut.

Banyak yang berubah di dunia sempit itu. Begitu pun juga kakak dan aku.

Kak Nana, kakak yang baik, bahkan setelah kita gak bertemu bertahun-tahun lamanya, kakak tetap jadi orang baik. Bahkan kakak percaya sama aku, kalo aku bisa menyembuhkan atau bisa membuat kak Nana keluar dari rasa sakit. Kak Nana, apapun yang terjadi aku bakalan bantu dan membantu kak Nana dengan kemampuanku sendiri. Kak Nana, jangan khawatir, kita bakalan keluar dari semua masalah ini satu per satu. Aku tau kakak lebih kuat dari yang terlihat.

Kak Nana, Jinnie akan selalu ada untukmu.





***





"Kak Nana, liat deh!"

Pemuda kecil yang sedang mewarnai gambar miliknya itu pun menoleh ketika sang gadis cilik yang selalu menemaninya di rumah sakit itu memanggilnya. Ia menunjukkan karyanya sendiri kepada jaemin.

"Itu gambar apa?" Tanya jaemin kecil, merasa bingung dengan gambar anak kecil yang berusia 5 tahun itu. Yang jaemin lihat hanya coretan lurus, belok, dan bulat-bulatan yang tak jelas itu. Hanya warna yang bisa membedakan. Jelas saja, Jinnie itu masih kecil jadinya jaemin masih memaklumi.

"Ini orang, kan?"

"He'eum! Ini aku sama kak Nana, terus ini dongi."

"Dongi?"

"Iya! Dongi! Anjing aku namanya dongi, hehe."

Jaemin menganggukkan kepalanya paham.

"Telus, ini aku sama kak Nana sedang menikah."

Jaemin melebarkan matanya terkejut, "apa? Menikah?"

"He'eum! Kata papa, papa nikah sama mama kalena mama itu baik, telus pelhatian. Mama celalu jaga papa kalo papa lagi cedih. Katanya menikah itu bisa belteman celamanya. Jinnie mau temenan cama kak Nana celamanyaaa!"

Ah...jadi begitu konsep menikah di pandangan Jinnie. Pantas saja ia agak terkejut, darimana Jinnie tau soal menikah, ternyata seperti itu.

"Kak Nana menikah kan sama Jinnie?"

Client Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang