*2 hari sebelum kejadian Ryujin*
"Gila. Udah banyak bukti begini, ternyata mereka tetap dibebaskan tanpa bersyarat sama polisi. Benar-benar mafia." Jay menggelengkan kepalanya, bersama doyum yang ada di sebelahnya sambil melihat ke arah layar laptop.
"Ini data yang udah banyak orang-orang ngelapor, tapi sudah dinyatakan tak terbukti bersalah. What the hell, mannnn? Orang berduit ada aja kelakuan. Negara kita udah separah ini?!" Lanjut Jay.
"I think we should give up. This is going too far. We can't defeat those people! Orang kayak kita yang sok-sokan berjalan seperti agen rahasia, gak bakal menang ngelawan nih gangster." Jay memaki-maki laptop di hadapannya. Sebagai pelampiasan emosi, mungkin.
"Gue rasa polisi juga banyak yang kerja sama dengan Heo seohan." Tukas doyum sambil nge-scrolling dari atas bawah. Melihat data-data yang di-hack sama Jay sama sekali gak menemukan titik terangnya, mereka hanya mendapatkan rencana buntu.
Padahal bukti-bukti itu sudah jelas dan bisa kena pasal berlapis, tapi efeknya hanya kecil sekali kemungkinan, karena kuasanya para mafia itu. Lo punya duit, lo punya kuasa.
Tai, kalo kata Jay mah.
"Ya. Bisa jadi dia bekerja sama dengan kepala polisinya langsung. Sekarang kan gitu mainnya." Timpal minhee.
"Apa saya bilang? Kalian pikir saya tak mencari apa yang berhubungan dengan Heo seohan? Semuanya sudah saya kulik secara mendalam dan tak ada data valid yang menunjukkan kalau dia bersalah. Semuanya berjalan seperti sedia kala, dan ilegal." Ucap jisung dengan tenang.
"Wah, kalau gini caranya, kita udah gak bisa ngapa-ngapain lagi." Desah Jay menyerah sambil menyenderkan tubuhnya ke kursi. Dia gak ada semangat lagi buat nge-hacker.
"Gue yakin dia udah banyak bunuh banyak orang, tapi gak ada bukti apa-apa dan orang-orang yang kerja sama dia tuh menutupi hal itu." Balas doyum serius.
"Memang sudah banyak." Jisung melirik minhee sebentar. "Tapi semuanya ditutupi cukup rapi. Contohnya, kasus obat terlarang yang beredar akhir-akhir. Tak ada yang bisa membuktikan kalau itu perbuatannya seohan, padahal banyak yang tewas karena overdosis obat itu. Semua kasus ditutup dan polisi sama sekali gak menindaklanjuti, padahal itu kasus sangat serius. Semua orang gak ada yang tau tentang obat terlarang itu." Lanjut jisung.
"Hmm... This is not gonna be easy. Kita udah—maksudnya, akan berhadapan dengan penjahat kelas kakap."
Minhee mengambil kaleng bir yang ada di kulkas sambil berpikir sejenak. Dia sedikit sakit kepala atas kejadian akhir-akhir yang menimpa keluarganya saat ini. Apalagi pertengkaran kakak-kakaknya yang tak jelas itu, membuat pergerakan minhee semakin menyempit.
"Sebenarnya ada saksi pembunuhan." Ucap minhee tiba-tiba.
"Pembunuhan siapa?"
"Bokap gue."
"Hah?" Jay kaget.
"Beberapa tahun yang lalu, bokap gue dibunuh. Saksi satu-satunya adalah Abang gue. Ceritanya cukup panjang, dan gue males ceritanya. Intinya, kami tak punya cukup bukti kalau seohan yang melakukannya, jadinya kami kalah suara. Kasus ditutup." Jelas minhee.
Jay dan doyum terkejut dengan ceritanya minhee. Jadinya mereka berdua shock gitu mendengarnya. Seumur-umur, mereka gak pernah denger ada orang dibunuh. Palingan dari berita doang. Tapi pas denger langsung kayak memicu adrenalin banget.
"Min, gue turut berduka ya..." Jay bergumam.
"Iya, gue juga..." Doyum ikut sedih.
Minhee berdecak pelan, "santai aja, kejadiannya udah lama. Ya, dan itu jadi salah satunya sih kenapa abang gue jadi workaholic banget, tertutup dari saudara-saudaranya. Berusaha buat membangun perusahaan itu sendirian. Sekarang lo liat kan dia kayak apa?"

KAMU SEDANG MEMBACA
Client
FanfictionFeat. Heejin Jaemin Ini tentang Jeon Heejin yang harus berkaitan dengan seorang Na Jaemin. Dan, cerita orang-orang di sekitar mereka. Awalnya Jeon Heejin berniat mencari seorang klien yang dapat membantu tugas akhir kuliah semesternya dengan bantuan...