Thirty Six

323 60 40
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Meskipun cerita ini banyak alay dan drama, tapi aku berterima kasih kepada para pembaca yang membuang waktunya untuk membaca cerita abal-abal ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Meskipun cerita ini banyak alay dan drama, tapi aku berterima kasih kepada para pembaca yang membuang waktunya untuk membaca cerita abal-abal ini. Semoga menghibur kalian semuaaaaaa!!! 😍

***

Gadis kecil itu termenung sambil melihat orang-orang berbaju serba putih berlalu lalang masuk ke dalam ruangan itu. Ini sudah terbilang lama sekali, namun mamanya belum juga membaik. Papanya juga sering bilang kalau mama itu masih sakit.

Heejin jelas saja tak mengerti beliau sakit apa.

Gadis itu masih teringat, ketika tadi ia menangis dan panik saat mamanya merasa kesakitan dan kejang-kejang, sampai akhirnya papanyalah yang memanggil para dokter dan suster untuk meminta bantuan.

Heejin kecil belum mengerti apa rasa kesakitan yang dialami oleh ibundanya.

Ia hanya sedih dan khawatir ketika melihat wajah beliau yang terlihat pucat, setelah adiknya keluar dari perut mamanya itu. Semenjak itu, wanita beranak dua itu sudah tak bisa lagi membacakannya cerita ataupun mengajak heejin bermain. Kata papa, mama harus banyak istirahat.

Heejin menatap boneka porselain yang ada di pelukannya itu. Sambil bergeming dan melihat orang berlalu lalang, heejin menunggu kabar dari orang-orang untuk memberitahu tentang keadaan ibundanya.

"Heejin?"

Gadis cilik itu menoleh dan tersenyum lebar sambil berlari. Dengan semangat ia menghampiri orang yang memanggilnya itu.

"Kak Nana!"

Tanpa sadar heejin memeluknya erat sambil tersenyum lebar. Mereka sudah 2 hari tidak bertemu.

"Kak nana kemana aja? Heejin main sendilian di lumah cakit besal ini. Sepi ndak ada kak Nana." Gerutunya gemas.

Jaemin hanya tersenyum sambil mengusap pucuk kepala gadis yang tingginya hanya sebahunya saja.

"Kamu belum tidur? Ini sudah malam loh."

Client Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang