27. Revealing the "Secret"

363 42 3
                                    

Anyone miss this work?

Update pertama di bulan terakhir di 2021 HAHAHAH. Udah ngapain aja kalian selama 2021?

•••

Gue yakin kalian tau cara menghargai suatu karya. Iya betul, dengan klik ikon bintang di sisi kiri bawah.

Selamat membaca

•••

"Kamu pernah kepukul Axelle, Fad?"

Pertanyaan ayahnya membuat ia menegang seketika. Ingin menelan ludah pun terasa begitu susah. Bagaimana ia menjawabnya? Ayahnya itu pasti bertanya lebih dalam.

"Fad?" tanya Hayden, membuat Fadel mengerjapkan matanya, lalu menatap sang ayah.

"Iya, Pa," jawabnya pelan. Bagaimana lagi? Tidak mungkin anak tengah itu berbohong. Tidak ada celah untuk berbohong.

"Kapan dan kenapa?"

Fadel menggigit bibir bawahnya. Haruskah ia menjawabnya? Tatapan mata Hayden yang menuntut penjelasan akhirnya membuat remaja itu memilih jujur. Berbohong tidak baik, berbohong hanya akan mempersulit keadaan, pikirnya.

"Waktu Dave sakit abis acara sekolah, karena ...," jawabnya menggantung. Sulit sekali rasanya.

"Karena?" paksa Hayden.

"Karena ... gege sama Axelle berantem," lanjutnya pelan.

Hayden terlihat menghela napasnya. Masalah apa yang sebenarnya ada di antara putra sulung dan ponakannya itu? Rahasia apa yang mereka sembunyikan?

Tidak menanggapi jawaban sang putra, pria itu malah memilih untuk bangkit, berjalan menjauh untuk menghubungi saudaranya yang jauh di benua lain.

Diliriknya jam tangan yang melingkar di tangan kanannya. Pukul sembilan malam, berarti di sana sekitar pukul sepuluh pagi. Dinyalakan gawainya, lalu menelepon saudaranya.

"Jay, lo---"

"Gimana mereka? Udah mendingan atau gimana?" Belum selesai Hayden mengutarakan maksudnya, saudaranya itu malah langsung memotong.

"Udah mendingan. Dave udah bangun, Farel udah gak PICU."

"Hah? PICU? Farel kenapa?" Suara Jayden terdengar panik.

"Do you forget? He just had surgery."

"Ah ya. I remember. What happened to him?"

"Jayden, stop it. I'll tell you if you already here. Lemme ask you questions."

"More than one, huh? Okay, what? Lo mau nanya apa?"

"Lo kapan ke sininya?"

"Gak tau besok, gak tau lusa. Pokoknya gak sekarang. Sorry, ya, gak langsung. Kenapa?"

"It's okay. Mau ngajak lo ngomong aja sih."

"Masalah apa?" Mendengar jawaban itu, Hayden memilih untuk keluar dari kamar rawat putra sulungnya, merasa jika ini tidak pantas didengar putranya.

"Farel, Axelle," jawabnya, mendudukkan diri di kursi depan kamar.

"I see. Gue juga mau ngomongin itu. Gue tutup, ya. Kasih tau perkembangan anak-anak."

We're Family, Aren't We?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang