Middle child (re: Fadel)
Gue yakin kalian tau cara menghargai suatu karya. Iya, betul dengan klik ikon bintang di sisi kiri bawah.
⚠️ harsh word
Selamat membaca
●●●
Kecipak air yang dihasilkan si sulung dan tengah membuat si bungsu yang sedang asyik tengkurap di kursi rotan panjang sambil merapikan gambar yang semalam dibuatnya terganggu. Niat hati meneruskan gambarnya di halaman belakang agar tidak ada gangguan, tetapi kedua kakaknya malah datang untuk berenang.
Suasana sepi dan menenangkan saat kedua kakaknya berenang? Jangan harap! Kedua kakaknya jika sedang berenang akan sangat berisik, apalagi jika sudah saling menantang. Tawa mereka---lebih tepatnya kakaknya---akan terdengar sangat nyaring, seperti sekarang setelah adiknya berhasil ia dorong ke dalam kolam. Bahkan, suara musik dari gawainya sampai tersilap.
Sedikit ingatan buruk masa kecilnya terlintas, membuat tawanya langsung berhenti seketika. Pun dengan adiknya yang langsung mencari pegangan di sekitar. Sebenarnya, adiknya itu tidak tahu apa dan siapa yang lewat di memorinya.
Remaja tampan yang payah dalam panahan itu langsung tertawa, membuat kakaknya kembali dari lamunan. Ia tadi hanya kaget, karena kakaknya tiba-tiba mendorong. Tetapi, ini menyenangkan.
Melihat adiknya yang tertawa, remaja yang duduk di kelas akhir itu ikut tertawa dan menceburkan dirinya ke dalam kolam, melupakan sedikit ingatan buruknya.
"Sumpah, kalian berisik banget!" seru yang termuda yang masih merapikan gambarnya, tanpa menoleh atau mengubah tempat duduknya.
"Dave, ambilin minum dong, haus gue," ucap yang tertua, membuat pemilik nama akhirnya menoleh, "badan gue basah. Yakali gue mau masuk ke rumah basah gini," lanjutnya.
"Minum aja air yang ada," jawab Dave, kembali fokus pada kegiatan menggambarnya, "air kolam misalnya," lanjut Dave, menaikkan volume di gawainya.
Fadel tertawa menanggapi gurauan yang dikeluarkan adik kembarnya. "Adek durhaka!" serunya di tengah-tengah tawanya.
Farel hanya menatap adik bungsunya dengan malas. Satu ide terlintas di pikirannya. "Ambilin atau gak jadi gue traktir," ancam Farel, membuat Dave refleks mendudukkan dirinya.
"Dih, ngancam lo?" tanya Dave.
"Nggak, gue beneran," jawab Farel.
"Sama aja ngancam, anjir," celetuk Fadel yang memilih untuk lanjut berenang.
"Mau ditraktir gak?" tanya Farel, membuat Dave mendengkus, lalu berjalan untuk mengambil air minum, membiarkan gambarnya begitu saja dan musik yang masih terputar.
Tak lama, terlihat Dave yang datang membawa dua gelas air. In case Fadel juga memintanya, agar ia tidak perlu bolak-balik. Disimpannya gelas berisi air itu di pinggiran kolam, lalu mematikan musik di gawainya dan duduk di pinggiran kolam setelah ia lap.
Fadel memilih untuk naik ke permukaan, lalu meminum air yang dibawakan adiknya. Memang dasarnya terkadang jahil, ia malah mendorong Dave membuat yang sedang duduk tercebur begitu saja ke dalam kolam. Salah sekali memang duduk di pinggiran kolam.
KAMU SEDANG MEMBACA
We're Family, Aren't We?
Teen FictionIT'S BROTHERSHIP STORY, NOT BL❗ [BACA DULU FAMILY OR ENEMY, BARU BACA YANG INI] Family or Enemy Season 2 *** Hanya secuil kisah dan masalah setelah rahasia besar terbongkar, serta harap yang selalu mereka ucap. Farel yang akan terus bersedia menjadi...