" Maira..." Teriak Aryan saat pintu terbuka, langsung menghampiri Maira yang tergeletak dengan kepala berdarah
" Maira...bangun. siapa yang lakuin ini?" Kata Aryan khawatir, maira membuka matanya pelan tersenyum melihat Aryan
" Kamu datang Yan" kata nya lemas setelah itu pingsan dan tak sadarkan diri, aryan langsung membawa Maira ke rumah sakit
***
Maira membuka matanya perlahan, kepalanya terasa sangat sakit. Dia, di mana? Maira melihat keadaan sekeliling nya , dia ada di rumah sakit. Pantas saja bau di ruangan ini terasa tidak asing.
Dan entah kenapa tangan nya terasa berat, maira menoleh di dapatinya Aryan sedang tidur memeluk tangannya. Sekilas Maira tersenyum. Dia tidak pernah bermimpi ada pangeran impian di sampingnya.Namun lama kelamaan ia pegal juga. Ia memutuskan untuk tidur, namun kejadian semalam membuat trauma itu hampir muncul kembali. Lagi Aryan yang selalu datang menolong nya.
Aryan terbangun mengucek kedua matanya sekilas dan melihat Maira yang masih tertidur pulas. Aryan tersenyum dan mengecup sekilas kening Maira.
Entah kenapa berada di samping Maira membuat nya merasa nyaman, terlebih di saat seperti ini membuat Aryan ingin melindungi Maira.
Lagi pasti biang keladi nya selalu Deyra. Tapi apa hubungannya Deyra dengan Maira dan juga Adista?
Aryan bingung akan hal itu. Karena yang Aryan tahu Maira dan Adista adalah dua orang yang mirip dengan karakter yang berbeda.
Tapi yang terpenting sekarang adalah Maira. Aryan memutuskan untuk pergi membeli sarapan untuknya dan juga Maira.
Maira terbangun dan mendapati Aryan tidak ada di samping nya.
" Dia kemana? Kenapa nggak ngebangunin aku?" Lirih Maira, menatap atap langit dengan bosan apalagi ia ingin ke kamar mandi. Maira mencoba untuk bangun namun badan nya terasa masih lemas di sertai pusing dan juga infusan yang terpasang di tangan membuatnya kesulitan.
Berkali-kali Maira mencoba. Namun ia gagal, hingga pintu terbuka. Maira menoleh dan di dapatinya Aryan langsung menghampiri nya dengan tergesa
" Kamu mau apa Maira? " Tanya Aryan sedikit panik
"Saya pengen ke kamar mandi pak tapi masih agak lemes" lirih Maira dengan wajah sedikit pucat
" Ya udah sini" kata Aryan berusaha untuk menggendong nya ala bridal style dan mengambil infusan untuk di pegang Maira
" Buat apa?" Tanya Maira
" Kita ke kamar mandi" jawab Aryan
" Saya dan bapak..." Kata Maira dengan perasaan was-was
" Kita ini sudah suami istri Maira. Saya akan tunggu di luar" kata Aryan datar dan Maira mengangguk dan di gendong oleh Aryan ke kamar mandi
" Sudah. Apa kamu kuat?" Tanya Aryan di sertai anggukan Maira dan langsung di turunkan Aryan dengan hati-hati . Dan Maira langsung ke kamar mandi dengan pelan.
Hampir 5 menit dan Maira belum juga keluar, membuat Aryan khawatir. Ia mengetuk pintu,namun tak ada yang menyaut.
" Maira?" Tanya nya seraya mengetuk pintu
Tak ada jawaban sudah 3 kali . Baru akan mendobrak pintu Maira sudah keluar. Ia terlihat lebih segar karena baru mencuci muka dan Aryan menghela nafas lega" Nggak usah di gendong pak. Saya kuat" kata Maira dengan senyum lemah nya
Dan Aryan mengangguk mengikuti Maira di belakang lalu membantu Maira untuk tidur di ranjang. Ia lalu membuka kotak makanan dan duduk di tepian ranjang
KAMU SEDANG MEMBACA
Ceo Vs Simple Girl
Non-FictionAku tak tahu apa aku membencimu atau bahkan masih menyukaimu, yang aku tahu aku hanya ingin balas dendam padamu karena telah menghancurkan perasaanku "Humaira Adista" Aku tak tahu apakah aku menyukaimu atau tidak, karena perasaan dilema yang ku rasa...