restu

65 7 0
                                    

"Aaa..." Maira menjerit dan menutup matanya dengan kedua tangannya tak berani melihat Aryan yang bertelanjang dada sesudah mandi

" Berisik" Aryan lalu mengambil pakaian di lemari dan akan memakainya

" Stop... Stop pak, ini kamar siapa?" Tanya Maira penasaran

" Ini kamar saya dan ini rumah saya" jawabnya lalu memakai kemeja biru dongker dan mulai mengancingkan nya satu persatu

" Semalam bapak tidur dimana?" Tanya nya lagi, Aryan hanya menghela napas dan mulai mendekati Maira

" Apa kamu nggak inget apa yang terjadi semalam?" Tanya Aryan balik dan memandang manik hitam indah milik Maira, sementara Maira hanya bisa menggeleng lemah

" Semalam kita tidur..." Aryan sengaja tidak melanjutkan kata-katanya Karena Vivi memanggil

" Yan, ayo sarapan nya sudah siap" teriak nya

" Itu tante Vivi kan?" Yang hanya mendapat anggukan dari Aryan

Habislah maira kali ini, ia tidur di kamar seorang laki-laki dan itu pun tanpa ada ikatan apa-apa, sekarang apa yang harus di lakukan nya?

" Cepat anda bersiap karena sebentar lagi kita akan ke kantor" namun Maira hanya berdiam diri tak menanggapi Aryan sama sekali

" Nona Maira anda dengar saya kan?"aryan bertanya dengan nada dingin

" Eh iya, kenapa anda tidak membangunkan saya tadi malam, saya merasa tidak enak dengan
tante Vivi" Tanya maira penasaran

" Semalam anda tertidur pulas, saya tidak tega membangunkan Anda dan saya tidak tahu alamat anda jadi saya bawa pulang ke rumah, puas?" Jelas Aryan sudah mulai jengkel

" Lalu kenapa saya ada di kamar anda,  bapak kan bisa menidurkan saya di kamar tamu?" Maira sedikit marah, Aryan yang baru melihat Maira marah, ia hanya diam dan tidak berkata apa-apa.

" Maaf. Itu memang kesalahan saya. Lebih baik sekarang kamu mandi karena Bunda sudah menunggu di bawah" ucapnya

Maaf? Untuk pertama kalinya seorang Aryan Fahrezi meminta maaf? Apa aku tidak salah denger ya?

Maira beranjak dari tempat tidur dan masuk ke kamar mandi, sementara Aryan masih bersiap
Maira keluar dari kamar mandi dan masih memakai jubah mandi nya, ia bingung harus memakai apa

" Baju itu udah di siapin Bunda, semoga kamu suka" Aryan mencoba memecahkan keheningan diantara dia dengan Maira, baru akan keluar Maira sudah menghentikan nya

" Terima kasih untuk baju nya, dan saya minta maaf untuk kelancangan saya tadi pagi pak" ucapnya sedikit menyesal

" Hm, cepat bersiap dan turun untuk sarapan" Aryan meninggalkan Maira dan menutup pintu

" Nah itu Aryan udah turun. Dimana Maira Yan?" Tanya Vivi, Mario yang meminum kopinya terdiam sejenak dan melanjutkan minum kopi nya setelah mendengar seorang gadis di sebut

" Maira? Siapa gadis itu? Dia siapanya Aryan?" Tanya Mario bertubi-tubi

Baru akan menjawab maira turun dengan pakaian yang di berikan Vivi untuknya

Maira turun dengan ekspresi wajah yang begitu gugup, apalagi Mario menatapnya seolah ingin memakan nya hidup-hidup

" Anu... selamat pagi om, Tante, pak Aryan" sapanya, tak ada yang membalas salam nya kecuali Vivi

"Pagi juga sayang, ayo sini kita sarapan bersama" ajak Vivi menghampiri Maira dan mengajaknya ke ruang makan

" Gimana tidur nya semalam? Nyenyak?" Maira hanya mengangguk kikuk terlebih tatapan Mario yang begitu tajam membuat Maira bergidik ngeri

Ceo Vs Simple GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang