"apa yang mau loe lakuin hah?" Tanya Aryan sudah geram, apakah yang terjadi pada Tania jangan sampai terjadi pada Maira juga, ia tidak ingin itu terjadi.
" Hm, apa ya. Kita lihat nanti deh" kata Gio misterius. Aryan hanya penasaran apa yang akan di lakukan gio selanjutnya
" Gue pergi dulu, gue tunggu undangan nya" kata Gio tersenyum mengejek setelah itu berlalu pergi meninggalkan Aryan yang diam mematung
" lebih baik gue ke makam Tania sekarang" kata Aryan melangkah pergi ke makam Tania.
"Tan, maaf ya kalau aku jarang ke makam kamu. Aku rindu kamu. Ada banyak yang ingin aku ceritain sama kamu, apa kamu mau denger?" Kata Aryan lirih di depan batu nisan Tania
" Aku sudah bertemu dengan nya Tan, gadis itu datang Tan. Dia ada dengan aku sekarang. Aku nggak ingin berpaling dari kamu, karena kamu adalah duniaku. Aryan sudah mati bersama kenangan kita di saat kamu tiada. Tapi aku..."
" Aku harus penuhi semua keinginan kamu dengan mencintai seseorang yang sangat jauh berbeda dengan kamu. Aku harap kamu nggak marah ya, karena kamu sudah jauh tersimpan di sini" tunjuk Aryan di dadanya
" aku pamit ya. Aku akan merindukan kamu selalu Tan. Love you" Kata Aryan lalu meletakkan sebuket bunga mawar di makam. Setelah itu ia tersenyum dan meninggalkan tempat itu
***
" Kamu yakin mau makan di sini?" Tanya Fandi saat Maira masuk ke warung pinggir jalan langganan nya dekat kantor"Jelek ya, kalau gitu kak Fandi aja yang cari tempat nya" kata Maira tidak enak
" Kalau aku sih nggak masalah. Kamu makan apa?" Tanya Fandi saat membulak balikan menu yang menurutnya bukan seleranya sama sekali
" Bakso sama es campur" katanya senang
" Aku juga sama deh" katanya pasrah karena tidak ada yang cocok
" 2 bakso dan 2 es campur ya" kata Maira pada pelayan
" Ya, neng. Di tunggu ya" kata pelayan itu
" Kamu sering ke sini?" Tanya Fandi
" Setiap hari malah. Kemarin pak Aryan juga makan di sini" jawab Maira, Fandi langsung kaget mendengarnya
" Masa sih, aku nggak percaya. By the way ngapain di ruangan kamu sendiri aja tadi?" Tanya Fandi sejenak melihat kesedihan Maira saat berada di ruangan Aryan dengan tatapan sendu
" Nggak ada apa-apa kok? Kak Fandi nyari pak Aryan ada apa?" Tanya Maira mengalihkan pembicaraan
" Mau ngajak clubing, eh orangnya nggak ada" jawab Fandi seadanya
" By the way kak Fandi tahu Aryan pergi kemana?" Tanya Maira sedikit kepo, Fandi hanya tersenyum melihat Maira yang perhatian dengan Aryan.
" Kenapa kangen ya, besok juga dia masuk lagi kok. Atau mau aku bilangin sama Aryan kalau kamu rindu sama ...aww" rintih Fandi yang mendapat cubitan dari Maira
" Kak Fandi apa-apaan sih. Aku kan cuma tanya kalau nggak mau jawab ya udah" kata Maira menyilang kan kedua tangannya di dada dan memasang wajah cemberut sedangkan Fandi hanya bisa tertawa melihat ekspresi Maira Seperti ini pantas saja Aryan bisa jatuh hati padanya
" Ampun deh, aku kasih tahu ya. Aryan hanya pergi bertemu sahabat nya cuma satu tahun sekali dengan membawa sebuket bunga mawar merah, karena sahabatnya suka dengan mawar merah" jelas Fandi berharap Maira mengerti jika Tania sudah meninggal
" Jauh nggak, aku juga pengen ketemu sama sahabatnya pak Aryan, namanya siapa kak?" Tanya Maira
" Pesanannya neng" kata pelayan itu meletakkan pesanan Fandi dan Maira dan berlalu pergi
KAMU SEDANG MEMBACA
Ceo Vs Simple Girl
Non-FictionAku tak tahu apa aku membencimu atau bahkan masih menyukaimu, yang aku tahu aku hanya ingin balas dendam padamu karena telah menghancurkan perasaanku "Humaira Adista" Aku tak tahu apakah aku menyukaimu atau tidak, karena perasaan dilema yang ku rasa...