Sudah dua hari Aryan pergi ke malang. Dan selama itu juga Maira merasa kesepian sekaligus bosan. Tidak biasanya Maira seperti ini. Tapi semenjak bekerja dengan Aryan dan sering bertemu dengannya, membuat dirinya sedikit berubah.
Dia yang dulu sangat suka dengan kesunyian, kini harus bergantung dengan orang lain. Termasuk Aryan.
Maira rindu jika setiap hari ia selalu mengerjai Aryan hingga membuat nya marah dan kesal. Entah mengapa Maira jadi merindukan nya. Dan entah mengapa semenjak ciuman itu membuat Maira begitu juga Aryan jadi sama-sama canggung.
Bahkan sebelum pergi ke malang pun, Aryan tidak memberitahu nya. Tanpa memberi kabar sama sekali padanya. Membuat Maira mempertanyakan siapa dirinya bagi Aryan. Atau memang mungkin Aryan hanya menganggap Maira hanya karena terikat kontrak
Maira masih menatap ponselnya, sudah cukup lama ia menantikan Aryan akan memanggilnya hanya untuk bertanya kabar apakah ia baik-baik saja tanpa nya
Drrrtttt
" Halo" jawab Maira
" Loe lagi ngapain Mai?" Tanya Vina
" Kerja" jawabnya singkat
" Kerja? Ngapain bukan nya Aryan juga nggak ada?Kenapa nggak cuti aja, ntar lagi kan loe married" jelas Vina
" Males ah, ntar gue nggak dapet gaji gimana?" Tanya Maira
" Loe kan juga bos, mending loe ke kantor mumpung Aryan lagi nggak ada" katanya Vina sangat merindukan sahabatnya
" Kan ada loe sama Wisnu, lagian ya gue takut nya Aryan nanti nanyain gue gimana"
" Yah loe mah, terlalu nurut. Emang Aryan siapa nya loe? " Kata Vina ada benarnya siapa Aryan baginya
" Ya, loe emang bener sih tapi kan gue udah ke iket kontrak. Gue nggak mau ya di denda karena gue bermalas-malasan" tegas Maira
" Ya terserah loe deh" kata Vina lalu menutup telpon nya
" Andai kamu telpon aku sekali aja, pasti aku seneng banget" ujarnya masih menatap layar ponsel berwarna hitam
" Apa aku telpon aja ya?" Kata Maira tanpa sadar sudah memencet nomor Aryan
Berdering namun tidak di angkat
" Hm, Aryan telpon?" Kata Maira menatap ponselnya merasa aneh
" Halo?" Kata seseorang di sebrang sana
" Ini bukan dia yang nelpon tapi gue" kata Maira langsung panik dan menutup panggilan
Drttt drtttt
" Aryan telpon?" Tanya Maira ada perasaan senang bercampur aduk sekaligus takut karena dia yang berinisiatif menelpon Aryan duluan bukan Aryan yang menelpon nya terlebih dulu
Maira lalu menggeser tanda hijau di ponselnya, lalu merapatkan telinganya ke dekat ponsel
" Halo" sapanya
" Nona Maira ada apa?" Tanya Aryan datar
" Kenapa?" Tanya Maira tidak mengerti
" Tadi anda menelpon apa ada yang penting?" Tanya Aryan
" Oh soal itu, saya minta maaf. Tadi saya mau menelpon orang lain, tapi malah nomor anda yang ke pencet"
" Anda baikan pak?" Tanya Maira memberanikan diri
" Iya saya baik, kamu juga baik kan?" Tanya Aryan
" Syukurlah. Kalo begitu saya tutup telpon nya" kata Maira ingin mematikan panggilan
KAMU SEDANG MEMBACA
Ceo Vs Simple Girl
Non-FictionAku tak tahu apa aku membencimu atau bahkan masih menyukaimu, yang aku tahu aku hanya ingin balas dendam padamu karena telah menghancurkan perasaanku "Humaira Adista" Aku tak tahu apakah aku menyukaimu atau tidak, karena perasaan dilema yang ku rasa...