Tak lama angkot berwarna merah datang Maira langsung memberhentikan angkot dan melirik ke arah Aryan, dia masih memainkan Hp nya
Kasih tahu nggak ya, kalau kasih tahu males, kalau enggak
Aryan menoleh dan melihat Maira yang masih berpikir
"Apa itu angkotnya?" Tanya Aryan masih sama datar
"Ehmm iya ayo naik" ajak Maira masuk ke angkot dan duduk di pojok, aryan memasukan ponsel ke saku celana lalu masuk ke angkot duduk di samping Maira
Angkot berjalan dan jalanan mulai macet, penumpang angkot hanya menatap Aryan dengan tatapan kagum dan setengah berbisik, sementara Aryan dia hanya memainkan ponsel nya yang mahal, maira hanya menatap ke arah jalan dan sesekali melirik Aryan
Kok bisa sih cowok kayak dia naik angkot dan itu pun tanpa ada ekspresi apa-apa lagi, mungkin dia pernah jadi orang miskin dulu nya kali ya, tapi bukan nya dia udah kaya sejak lahir
Maira masih bengong menatap jalan tak sadar jika angkot itu mengerem mendadak, Maira refleks langsung memegang tangan Aryan
Aryan hanya menatap mata Maira dan Maira pun sama, ini kedua kalinya mereka saling menatap satu sama lain dan mereka tidak akan sadar jika para penumpang lain
"Ehemmm" deheman penumpang membuat keduanya kembali sadar namun Maira masih memegang tangan Aryan langsung melepaskan nya dan kembali menatap jalanan
"Kiri pak halte bus" Maira menginstruksikan Aryan untuk turun
Tak lama Maira turun di ikuti Aryan, maira langsung membayar angkot, namun Aryan hanya diam tak bergeming
Apa dia tidak punya uang untuk bayar?
"Maaf pak anda harus bayar angkotnya?" Tanya Maira heran
"Iya saya tahu, yang jadi masalah saya tidak punya uang receh" jelas Aryan
Sang sopir angkot menatap mereka dengan tatapan yang tidak sabar
"Pak cepetan bayar angkotnya, yang lain sudah menunggu nih"omel nya
Maira mengerti dan langsung membayar angkot dan angkot itu pun langsung pergi, maira duduk di halte bus di ikuti Aryan yang duduk di samping Maira
Kenapa nggak bilang aja kalau nggak punya uang, pake bilang nggak punya uang receh lagi, kalau begini bisa habis uang jajanku habis itu kesannya kayak mengejek banget
Maira masih berpikir, aryan melirik ke arah Maira
"Apa kamu berpikir saya tidak akan mengganti ongkos kamu? Kamu tenang saja, saya akan mentransfernya kalau kamu sudah gajian" Aryan membuka percakapan karena dari tadi suasana seperti di kuburan
"Ah tidak apa-apa pak, lagian saya mengerti kalau orang seperti bapak pasti punya nya kartu Atm atau kartu kredit" jawab Maira tidak enak hati
"Terserah kalau begitu" ucap Aryan datar
Tak lama bus datang dan banyak penumpang di dalam bus tersebut, maira mencoba masuk ia lalu menarik tangan Aryan untuk masuk, akhirnya mereka berhasil masuk dan bus pun berjalan dengan kecepatan sedang
Disepanjang perjalanan Aryan dan Maira hanya berdiri karena kursi yang di duduki penumpang penuh, seperti tadi keadaan Jakarta di jam seperti ini sering macet dan si supir mengerem mendadak
Maira hampir jatuh, namun ada yang memegang tangan nya erat Aryan menolongnya lagi, di saat bersamaan Maira melihat seorang pencopet yang akan mengambil dompet Aryan, maira langsung berdiri dan meneriakan si pencopet"Copet..."teriaknya, aryan hanya mengikuti arah pandangan Maira dan mendapati copet tersebut akan mengambil dompetnya langsung menangkap pencopet tersebut, para penumpang yang melihat juga mulai mengeroyok copet tersebut hingga babak belur dan di usir dari bus
KAMU SEDANG MEMBACA
Ceo Vs Simple Girl
Non-FictionAku tak tahu apa aku membencimu atau bahkan masih menyukaimu, yang aku tahu aku hanya ingin balas dendam padamu karena telah menghancurkan perasaanku "Humaira Adista" Aku tak tahu apakah aku menyukaimu atau tidak, karena perasaan dilema yang ku rasa...