Maira tersadar dari lamunan nya ,dan di sinilah ia sekarang di depan gedung yang menjulang tinggi yang terdiri dari 42 lantai, ya hari ini seorang humaira adista akan melamar pekerjaan di sebuah perusahaan yang pemiliknya dulu pernah menolaknya walau tidak secara langsung ,namun kata-kata itu masih terngiang di telinga nya
"gue nggak suka sama cewek yang miskin, cupu dan bodoh kayak dia"namun tetap saja rasa sakit itu masih ada dan apapun yang akan terjadi hari ini ia tidak ingin mendengar ada kata'penolakan'dari Aryan Fahrezi .
Ya, memang harus maira akui bahwa ia masih belum banyak berubah mengenai dandanan lamanya, namun ada peningkatan tentang penampilan nya yang baru, sebuah kacamata yang bertengger di hidung mancungnya ,rambut kuncir satu, kemeja panjang warna atau terkadang kotak-kotak dan celana jeans panjang hitam+ sepatu yang di bilang maching dengan kemeja dan jeansnya.
sejenak maira menghela napas sebelum akhirnya maira untuk memutuskan masuk ke dalam membawa surat lamaran untuk bekerja.
"selamat siang mbak "sapa humaira pada resepsionis
"selamat siang,ada yang bisa saya bantu?"ucap nya
yang mulai memperhatikan penampilan maira dari atas sampai bawah,tatapan seperti meremehkan"ia mbak,apa di perusahaan ini masih menerima lowongan pekerjaan?"tanya maira
"tunggu sebentar mbak saya akan tanyakan dulu"ucapnya mulai menekan beberapa tombol nomor telepon sebelum akhirnya terdengar suara di sebrang sana
"suruh dia ,menemui saya sekarang..."
"baik pak,akan saya laksanakan"ucap resepsionis tersebut menutup telepon
"iya di sini masih menerima lowongan pekerjaan mbak,anda bisa menemui direktur untuk interview sekarang,dan ruangan nya berada di lantai 42"ucap nya sedikit ramah
"terima kasih mbak"ucap maira
Entah perasaan apa yang maira rasakan gugup sekaligus cemas melandanya,ia takut untuk menemui laki-laki itu lagi setelah kejadian itu ia tak berani menatap aryan fahrezi ,namun ia tepis kuat - kuat ini demi pengorbanan nya selama 7 tahun terakhir untuk melupakan nya dan ia akan kembali untuk apa yang telah ia rencanakan selama ini dengan matang,dengan mengumpulkan banyak keberanian ia menekan tombol 42 di lift dan masuk dengan perasaan was was
Ting ...
Lift terbuka dengan di lihat nya pertama kali pintu dari kaca bertuliskan C.E.O ,maira mendekati pintu itu dan melihat ada seseorang yang sedang duduk dengan kursi kebesaran nya,
Tarik napas buang,tarik napas buang,tarik napas buang,seolah -olah hanya itu mantra yang ia ucapkan untuk mengurangi kegugupan nyaTok..tok..tok
"masuk"
terdengar suara dingin di sana ,maira membuka pintu dan ternyata benar dugaan nya, tampaklah seseorang yang sedang duduk dengan kursi kebesaran nya yang sedang menghadap ke jendela ,maira memandanginya sejenak 'seperti nya sedang serius'pikir maira yang buyar karena deheman seseorang yang telah memutar kursi kebesaran nya dan menghadap ke arah nya dengan tatapan tajam
"silahkan duduk"ucapnya yang sedari tadi memerhatikan maira,
maira langsung menurut dan duduk berhadapan dengan aryan"ada perlu apa anda ke kantor saya"tanya nya langsung menginterupsi
"be..begini saya ke sini untuk melamar pekerjaan"ucap maira sedikit gugup
Ah maira kenapa loe bisa gugup sih,PD rileks,loe bisa ke tolak kalau gini
KAMU SEDANG MEMBACA
Ceo Vs Simple Girl
Non-FictionAku tak tahu apa aku membencimu atau bahkan masih menyukaimu, yang aku tahu aku hanya ingin balas dendam padamu karena telah menghancurkan perasaanku "Humaira Adista" Aku tak tahu apakah aku menyukaimu atau tidak, karena perasaan dilema yang ku rasa...