Semuanya mulai membaik, mungkin itu yang di pikirkan Maira saat ini. Akhir-akhir ini Maira merasa bisa bernafas lega karena Deyra jarang menganggu nya lagi.
Setelah insiden itu Deyra jarang menampakkan batang hidungnya di depan Maira, yang Maira tahu karena sebentar lagi kelas XII akan ujian dan pasti akan selalu sibuk hingga mengikuti bimbel bukan? Maira sangat bersyukur sekarang karena ia bisa bebas walau sesaat.
Namun ia masih sangat ingat kata terakhir Deyra saat ia membully Maira untuk terakhir kalinya
Urusan kita belum selesai
Kata-kata itu terus terngiang di kepalanya sampai ia jadi ketakutan sendiri karena nya. Sejauh ini Maira selalu kuat menerima nya, tapi bagaimana jika Deyra membully nya lagi dan kali ini jauh lebih buruk?
Membayangkan nya saja membuat Maira takut bukan main, masih kah nanti ada yang menolongnya?
Entahlah semoga hal buruk tidak terjadi padanyaSejauh ini Maira aman karena kemana-mana Maira selalu di temani Vina dan Kamil sedangkan jika ke toilet Maira selalu bersama Vina atau teman yang lain. Jadi dengan begini Maira terjaga walau untuk sementara
Maira yang dulu bukanlah Maira yang sekarang, dia yang dulu nya bodoh perlahan-lahan berubah menjadi murid yang cerdas dan pintar.
Seperti kemarin ia berhasil mendapatkan juara 2 lomba berkarya tingkat nasional dan tentunya membuat sekolah sekaligus orangtuanya bangga, maira juga sekarang mendapat beasiswa hingga ia lulus.
Ia ingat betul saat baru pertama kali masuk sekolah elit ini, ayah dan ibunya sangat kesulitan mencari biaya sekolah hingga harus sering meminjam uang ke tetangga sampai hinaan dan cacian mereka dapatkan.
Tapi ini bukanlah sebuah akhir, di tengah Maira yang sibuk membaca buku di taman di kaget kan dengan kedatangan Kamil lalu duduk di sampingnya
" Ada ada Mil?" Tanya Maira tidak biasanya Kamil menemui nya
" Kenapa? Nggak boleh? Jahat banget sih" Tanya Kamil cemberut
" Ya bolehlah kayak sama siapa aja" ucap Maira menutup bukunya
" Ada yang pengen aku omongin sama kamu" nyata nya setelah berpikir lama untuk mengatakan pada Maira
" Soal?" Tanya Maira menoleh tidak biasanya Kamil seserius ini
" Soal perasaan yang terpendam sejak lama, sejak aku pertama berjumpa dengan kamu. Kalau aku sudah suka sama kamu sejak pertama melihat kamu, jika boleh ijinkan aku ada di hati kamu mengganti kan dia yang telah menyakiti kamu" ucap Kamil, maira hanya terdiam tanpa ia sadari airmata nya menetes ke pipinya. Kamil menyadari nya ia lalu menghapus air matanya
" Aku suka kamu bukan karena kamu pintar atau yang lainnya, tapi aku suka sama kamu apa adanya. Jauh sebelum kamu seperti sekarang, percaya sama aku Mai, aku bisa bahagiain kamu jauh lebih baik daripada dia" ucapnya
" Tapi aku...aku ..." Ucap Maira sesegukan
" Aku ngerti, aku nggak maksa. Mungkin emang takdir aku hanya untuk jadi sahabat" jawabnya lirih
" Tapi satu pinta aku, ketika kamu sudah lelah mencintai nya. Kamu harus berhenti jangan pernah memaksa, Ok" Maira langsung memeluk Kamil erat, ia sangat beruntung bisa memiliki sahabat sebaik Kamil
" Makasih, maafin aku nggak bisa nerima kamu, aku..." Kamil menaruh telunjuknya di bibir Maira
" Karena aku akan selalu ada buat kamu, ngerti?" Kata Kamil begitu lembut
" Terima kasih karena sudah mau jadi sahabat aku" ucap Maira saat ia melepaskan tangan Kamil
Tak lama datang Vina membawa cemilan dan menatap heran kedua sahabatnya yang terlihat bersedih
KAMU SEDANG MEMBACA
Ceo Vs Simple Girl
Non-FictionAku tak tahu apa aku membencimu atau bahkan masih menyukaimu, yang aku tahu aku hanya ingin balas dendam padamu karena telah menghancurkan perasaanku "Humaira Adista" Aku tak tahu apakah aku menyukaimu atau tidak, karena perasaan dilema yang ku rasa...