" sebaiknya kamu berganti pakaian dan mandi, udah malam" kata Aryan lalu keluar dari kamar hotel membiarkan Maira mandi dan ganti baju
" Di mana pak Aryan?" Tanya Maira sesudah ia mandi
" Ini kan hadiah dari bunda" kata Maira membuka bingkisan merah muda
Maira menelan ludah nya dengan susah payah, sepertinya Vivi sengaja memberi nya pakaian yang terlihat seksi
Sebuah lingerie berenda berwarna biru yang terlihat sangat tipis dan juga pendek, belum sempat Maira menyembunyikan keterkejutan nya datang Aryan sehabis merokok
Krekkk
Aryan membuka pintu dan masuk lalu mengunci pintu sedangkan Maira langsung gelagapan di buatnya dan mencoba menyembunyikan pemberian Vivi di belakang punggung nya.
Untungnya handuk Maira tidak melorot jika tidak habislah Maira di terkam Aryan.
" Apa yang di belakang kamu?" Tanya Aryan penasaran sementara Maira langsung panik dan menggeleng cepat
" Ayo kasih tahu" kata Aryan tidak sabar sementara Maira masih menggeleng cepat tidak mau memberi tahu, aryan yang mulai jengah lalu menghampiri Maira sementara ia hanya bisa beringsut mundur hingga jatuh terduduk ke kasur dan Aryan mengunci kanan dan kiri Maira
" Ini bukan apa-apa kok" kata Maira meyakinkan
" Oh ya? Sayang nya aku nggak percaya" kata Aryan menatap Maira dalam hingga tanpa sadar piyama Maira yang di sembunyikan pun berhasil di rebut Aryan hanya dengan menatap Maira
" Ini...?" Kata Aryan tidak melanjutkan kata-katanya lain halnya dengan Maira ia hanya bisa menutup kedua matanya dengan tangan menahan malu
" Saya kan udah bilang itu bukan apa-apa" kata Maira masih menutupi wajahnya, terlama Aryan cukup diam hingga akhirnya ia memutuskan untuk menghubungi seseorang
" Ya segera kirimkan baju untuk seorang wanita" kata Aryan lalu menutup telpon dan menatap Maira
" Pasti ini kerjaannya bunda kan?" Tanya Aryan dan hanya mendapat anggukan dari Maira
" Ck, bunda ini. Sebentar lagi Nina datang kalau begitu aku mandi dulu" kata Aryan ingin berlalu ke kamar mandi, buru-buru Maira langsung memegang tangan Aryan setelah ia tidak menutupi wajahnya lagi
" Jangan tinggalin saya dulu pak, tunggu sampe baju nya datang" kata Maira menunduk
"Baiklah" kata Aryan lalu melepaskan pegangan tangan Maira dan ke balkon kamarnya, sedangkan di sisi lain Maira hanya memainkan kuku-kukunya merasa gelisah karena bajunya belum datang
Tok tok tok...
Maira langsung berdiri setelah mendengar pintu ia langsung akan membuka pintu jika tidak Aryan yang mencegahnya memberi isyarat
Krekkk
" Ini pesanan anda pak" kata Nina mendapat anggukan kecil dari Aryan dan menerima paper bag berwarna merah marun lalu Nina pamit undur diri
" Pakai ini, setelah itu istirahat. Kamu lelahkan?" Kata Aryan berlalu pergi setelah Maira menerima paper bag nya
" Pak..." Panggil Maira dan membuat Aryan terhenti
" Terimakasih" kata Maira dan Aryan mengangguk pergi ke kamar mandi
" Kenapa dia belum keluar juga?" Kata Maira setelah menunggu Aryan lebih dari 30 menit namun belum juga muncul
" Dan ruangan ini sungguh nggak nyaman. Apa aku harus benar-benar melakukannya?" Tanya Maira
" Tapi kan kita udah sepakat dan aku nggak boleh ngelanggar, demi masa depan loe Maira" kata Maira yakin
KAMU SEDANG MEMBACA
Ceo Vs Simple Girl
Non-FictionAku tak tahu apa aku membencimu atau bahkan masih menyukaimu, yang aku tahu aku hanya ingin balas dendam padamu karena telah menghancurkan perasaanku "Humaira Adista" Aku tak tahu apakah aku menyukaimu atau tidak, karena perasaan dilema yang ku rasa...