Kring kring
Jam weker di nakas terus saja berbunyi nyaring, membuat Aryan yang tertidur pulas harus menutup telinga karena bunyinya yang kencang begitu merusak pendengaran
Titt
Aryan mematikan Walker yang entah darimana asalnya, dan bangun terduduk mencari seseorang yang belum terlihat
" Dimana dia?" Tanya Aryan lalu bangkit dan mencari Maira, di kamar mandi bahkan di balkon pun tidak ada
" Dia keluar pak sejak sedari tadi" kata resepsionis melalui panggilan telpon
" Baik" kata Aryan menutup telpon dan segera bergegas mencari Maira karena bagaimanapun juga ia harus mengadakan pertemuan dengan klien penting
" Harusnya aku bilang bertemu klien bukannya bunda" gumam Aryan masih menelpon Maira namun tak di jawab
" Ck, kemana sih dia?" Kesal Aryan hampir membanting telponnya jika saja hp nya tidak berharga
" Di supermarket, ngapain?" Kata Aryan di perjalanan setelah melacak Maira melalui GPS dan ke tempat yang di tuju
Aryan lalu keluar dari mobil dan segeralah mencari Maira, di lihatnya ia sedang bersenandung ria sambil mengambil makanan dan meletakkan nya di troli dan terus mendorong
Sementara Aryan hanya bisa mengikuti secara diam-diam hingga saat Maira mengambil makanan yang cukup tinggi di rak ia kesusahan
" Susah banget sih" kata Maira mencoba meraih mie instan cup dan sebuah tangan membantu Maira mengambil mie instan cup yang di tuju Maira
" Terima ka...sih" kata Maira terhenti saat ia melihat orang yang menolong nya menatap Maira dengan tatapan datar dan meletakkan cup tersebut bersama makanan lainnya di troli belanja
" Pak Aryan darimana anda tahu saya di sini?" Tanya Maira bingung bersamaan Aryan yang mendorong troli Maira tanpa seizinnya
" Hey pak jawab saya dulu" kata Maira mengekor di belakang mencoba mensejajarkan langkah panjang Aryan yang mendorong troli
" Apa aku harus jawab?" Tanya Aryan terhenti untungnya Maira bisa mengerem dengan baik
" Ya kalo nggak mau di jawab juga nggak papa" sanggah Maira
" Kenapa kamu di sini?" Tanya Aryan serius
" Ya saya boring di kamar terus, lagian kan saya juga udah bangunin anda kan" bela Maira
" Harusnya kamu itu bilang kalo mau pergi, jadi saya nggak khawatir kan" kesal Aryan
" Bukan urusan saya" kata Maira tidak peduli
" Tapi saya peduli" jelas Aryan
" Terus Mau bapak apa?" Kata Maira sudah sebal lagi
" Ikut saya" kata Aryan lalu menarik tangan Maira membuat Maira meronta
" Saya bisa jalan sendiri dan juga belanjaan saya, aah saya pengen ngemil" kata Maira terus saja meronta membuat Aryan berhenti dan Maira yang kurang siap hanya bisa menubruk punggung kokoh Aryan
" Sakitkan jadinya" gumam Maira memegang keningnya yang terasa nyut-nyutan
" Mana yang sakit" kata Aryan menunduk lalu meniup dan mengusap pelan kening Maira
Ya ampun, aryan kalau kedekatan ganteng banget. Tapi kita kan cuma nikah kontrak dan juga kenapa dia perhatian
" Saya udah nggak papa kok"kata Maira saat Aryan masih meniup keningnya dan semua itu tak luput dari orang banyak
KAMU SEDANG MEMBACA
Ceo Vs Simple Girl
Non-FictionAku tak tahu apa aku membencimu atau bahkan masih menyukaimu, yang aku tahu aku hanya ingin balas dendam padamu karena telah menghancurkan perasaanku "Humaira Adista" Aku tak tahu apakah aku menyukaimu atau tidak, karena perasaan dilema yang ku rasa...