Hari ini adalah hari kelulusan ku. Aku selesai berpidato mewakili rekan-rekan ku yang sudah menyelesaikan pendidikan nya selama 3 tahun disekolah ini. Tapi tidak dengan ku, aku belajar di sekolah ini hanya 2 tahun. Aku mengikuti sekolah akselarasi dan mendapat nilai dengan hasil yang sangat memuaskan.
Semua orang bertepuk tangan untuk pidato yang baru ku selesaikan. Aku melihat semua nya, orang-orang yang hadir di gedung serbaguna ini begitu banyak. Aku memandang mereka dengan takjub, ada hampir 1500 orang di sini berkumpul bersama hanya untuk menghadiri acara perpisahan di sekolah elit ini.
Aku terus memandangi mereka sambil menampilkan senyum palsu ku. Senyuman yang sebenarnya telah hilang semenjak aku kehilangan Tania. Para perempuan berteriak histeris melihat senyum yang sedikit ku paksakan ini. Tatapan ku tak pernah beralih dari mereka yang begitu terlihat bahagia, tapi tidak dengan gadis itu, mata hitam itu berbinar menatapku, sesekali ia menunduk dan menghalangi wajah nya dengan rambut hitam panjang nya itu.
Mungkinkah ia menangis? tapi kenapa ?
Pertanyaan ku terjawab saat ku lihat Deyra dan geng nya menarik lengan gadis itu, hingga ia merintih kesakitan.
Aku terus memerhatikan gerak gerik mereka sampai akhirnya mereka menghilang, aku semakin penasaran, aku turun dari panggung tak peduli kepala sekolah yang akan memberikan penghargaan kepada ku dan terus memanggilku, tak peduli aku berlari keluar mencari Deyra dan geng nya, tapi aku tak melihat siapa pun. Aku mencari mereka ke setiap kelas. Namun hasilnya nihil. Di kantin, di setiap ruangan tetap tidak ada
Kemana pergi nya Deyra dan gadis itu?
Aryan hanya bingung dan terus mencari, ia lalu melihat salah satu teman Deyra berlari ke suatu tempat, aryan mengikuti mereka. Hingga sampai Aryan mendengar suara tangisan di sertai rintihan seorang perempuan, ia segera menuju ke tempat tersebut dan kaget apa yang di lihat nya barusan
Gadis itu terus di pukuli oleh Deyra, ia di seret sampai lututnya lecet, tangan nya mulai kebiruan karena luka, wajah nya yang putih mulus memerah karena tamparan. Deyra juga menjambak gadis rambut itu.
Sementara gadis itu hanya terus menangis dan meronta, tapi tidak dengan Deyra. Ia menyeringai dan mengatakan sesuatu kepada gadis itu dan si gadis menggeleng seperti memohon, tak ada ampunan. Itulah yang di lihat Aryan.
Deyra malah semakin menyiksa nya dengan memulintirkan tangan gadis itu ke belakang dan menjambak lagi rambut gadis itu hingga ia menengadah, aryan kaget melihat gadis itu.
Itu gadis yang tadi di Aula kan? dia kenapa dia jadi bahan bullyan Deyra
Aryan semakin tidak mengerti dengan tingkah Deyra, untuk apa dia menyiksa gadis itu? tak jarang Deyra juga mencoba mencekik gadis itu hingga sesak napas dan melepaskan nya. Aryan tidak tinggal diam ia lalu merekam semua perbuatan buruk Deyra di ponsel nya. Lalu teman Deyra membawa sebuah tali dan menyeringai, gadis itu diseret dengan paksa dan di bawa ke kamar mandi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ceo Vs Simple Girl
Non-FictionAku tak tahu apa aku membencimu atau bahkan masih menyukaimu, yang aku tahu aku hanya ingin balas dendam padamu karena telah menghancurkan perasaanku "Humaira Adista" Aku tak tahu apakah aku menyukaimu atau tidak, karena perasaan dilema yang ku rasa...