Maira membaringkan tubuhnya di kasur, seharian berada di pesawat membuatnya merasa sangat lelah. Ya sekarang Maira sedang berada di salah satu apartemen terkenal di Bali dengan pemandangan yang menghadap ke laut. Begitu indah.
" Nyaman nya" batin Maira melepaskan penat di pikiran nya dengan mata terpejam. Tak lama setelah itu datang Aryan membuka pintu membuat Maira terbangun
" Anda baru datang pak?" Tanya Maira menatap Aryan dengan wajah lesu, setelah sampai Bali harus bertemu klien.
" Ya" jawab Aryan singkat seraya pergi ke kamar mandi melepaskan rasa lelahnya dengan mandi
"Kasian pak Aryan. Dia pasti cape banget" kata Maira bangun dan membuat kan teh untuk aryan.
Maira dan Aryan di kirim Mario dan Vivi untuk berbulan madu di Bali. Mereka menolak karena memilih untuk bekerja.
Oleh karena nya Aryan dan Maira berbulan madu sambil bekerja walau hanya beberapa hari bekerja setelah itu mereka akan menghabiskan waktu untuk berbulan madu.
Dan mereka tidak di izinkan pulang sebelum membawa hasil, momongan.
Krekk
Aryan membuka pintu kamar mandi dengan handuk yang melilit di pinggang nya, setelah mandi membuatnya lebih fresh dari yang tadi.
" kamu lagi ngapain?" Tanya Aryan menatap heran Maira yang terdiam mengaga menatap aryan dengan badan six packnnya di tambah bekas air yang masih bercucuran membuat Maira meneguk ludahnya dengan susah payah
Aryan yang tadinya binging mini tersenyum miring menghampiri Maira yang terdiam terpesona dengan Aryan
" sudah puas him..." Bisik Aryan di telinga Maira seketika membuatnya merinding karena larut dengan pikiran
" a...apa?" Tanya Maira gelagapan karena Aryan sudah ada di dekatnya
" sudah puas?" Ejek Aryan
" apa sih pak. Siapa juga yang puas. Saya buatkan Teh buat bapak karena sepertinya bapak capek banget" sanggah Maira buru-buru menuangkan teh dan gula ke cangkir lalu di tuangkannya air panas itu dengan sedikit tergesa sehingga mengenai tangan Maira
" aww... " ringisnya kepanasan Aryan yang tadinya memperhatikan langsung memegang tangan Maira dan meniupnya secara perlahan
" kenapa nggak hati- hati sih" kata Aryan membawa Maira ke kasur dan mendudukan nya
" tunggu di sini, aku ambil salep dulu" kata aryan bangkit dan membuka kopernya mencari kotak obat sementara Maira hanya meringis karena tangan nya sedikit melepuh
" sini..." Kata Aryan setelah menemukan salep lalu mengoleskan nya di tangan Maira secara perlahan
" sshh" ringis Maira, aryan meniupnya secara perlahan . Maira yang merasakan perhatian Aryan hanya diam.
Kenapa pak Aryan? Dulu kamu sangat diam dan jutek, sekarang kamu begitu perhatian dan lembut. Sebenarnya kamu itu cowok seperti apa? Kenapa aku bisa sangat menyukai kamu?
" Maira "panggil Aryan menatap heran Maira yang banyak bengong sedari tadi" ehm, iya pak" kata Maira tersadar
" kamu lagi mikirin apa?"Tanya Aryan penuh selidik
"Nggak papa, terima kasih" kata Maria tersenyum dan Aryan hanya mengangguk
" cepat mandi, kita akan mengadakan pertemuan" Kata Aryan meninggalkan Maira yang diam terpaku
Dan sekarang dia berubah lagi ke mode datar dan juteknya
Maira menghela napasnya membuat Aryan kebingungan dengan sikap Maira yang selalu berubah
" Maira? " panggil Aryan melihat Maira sepertinya bete
" y...ya" jawab Maira kaget
" kamu nggak papa kan?" Tanya Aryan lagi
" enggak papa kok, saya mandi dulu " kata Maira dengan buru-buru masuk kamar mandi
Sial sial sial
Itu kata yang Maira ucapkan sedari tadi karena Sudan hampir setengah jam ia di kamar mandi lupa membawa handuk
Dan sudah beberapa kali ia mengintip pintu kamar mandi memastikan Aryan tidak ada, namun sepertinya nihil. Aryan duduk melihat laptop dengan teh di tangan nya
Sampai kapan sih pak Aryan di situ terus? Bisa mati mendadak aku di kamar mandi terus nih?
Maira menoleh di dapati nya Aryan tidak ada
Kemana pak aryan?
" cari siapa?" tanya Aryan di balik pintu, sontak membuat Maira kaget
" astagfirullahaladzim pak, ngagetin aja tau nggak" kata Maira
" oh, kenapa?" jawab Aryan membuat Maira semakin tidak mengerti
" saya lupa bawa handuk, bisa minta tolong" kata Maira dengan wajah memelas
"Oh" kata Aryan langsung mengambil handuk di koper Maira
" sudah" kata Aryan menyerahkan handuk pada Maira sementara Aryan tidak mengerti dengan isyarat yang di berikan Maira kalau ia harus pergi karena Maira akan berganti pakaian
Haduh punya suami nggak peka banget sih.
" oh kalau gitu saya keluar dulu, setelah siap kamu chat saya" kata Aryan beranjak pergi
" pak" kata Maira membuat Aryan terhenti dan menoleh
" terima kasih" kata Maira dan Aryan hanya mengangguk memutuskan keluar dari kamar
KAMU SEDANG MEMBACA
Ceo Vs Simple Girl
Non-FictionAku tak tahu apa aku membencimu atau bahkan masih menyukaimu, yang aku tahu aku hanya ingin balas dendam padamu karena telah menghancurkan perasaanku "Humaira Adista" Aku tak tahu apakah aku menyukaimu atau tidak, karena perasaan dilema yang ku rasa...