Maira masih menunggu aryan yang keluar dari ruangan untuk membuat kontrak kerja nya,sungguh hal yang sangat membosankan bagi nya menunggu ber jam-jam di ruangan seperti ini,ya walaupun terasa nyaman berada di ruangan yang bertuliskan ceo ini,ada sebuah kursi kebesaran ,satu meja kerja besar dengan setumpuk dokumen dan beberapa cendramata serta sebuah foto yang mungkin foto aryan ,2 kursi yang berhadapan dengan kursi kebesaran di mana ,tempat bos mempersilahkan tamu untuk duduk berhadapan dengan nya ,seperti yang maira lakukan sekarang duduk di salah satu kursi dengan ekspresi yang sulit di artikan,entah kagum dengan isi ruangan ini atau muak dengan karena sudah menunggu hampir 2 jam lamanya.
Mata nya masih menerawang ruangan ini,dekat dengan ruang kerja ada sebuah sofa putih panjang yang kelihatan nya sangat empuk untuk maira coba ,namun ia tidak ingin di pecat sebelum bekerja karena ia duduk di sofa panjang tersebut ,di depan nya ada sebuah meja yang terbuat dari kaca di lihat dari sudut lain ada sebuah lemari dengan beberapa buku dan dokumen yang tertata rapi ,lalu di sudut yang lain nya ada sebuah meja kecil dengan vas bunga yang indah di atasnya .tak lupa Ac yang menjadi pendingin ruangan ,beberapa penghargaan dan medali yang terpampang di bufet dengan sebuah tv led yang cukup besar,dan sebuah kamar mandi.
Cukup sederhana namun terlalu mewah untuk di ungkapkan dengan kata kata ,apalagi ruangan ini bisa di bilang sangat besar dan di buat dengan menggunakan material yang hampir sepenuhnya terbuat dari kaca,seperti jendela di hadapan nya sekarang ,seluruhnya terbuat dari kaca dan pintu yang ia buka tadi terbuat dari kaca ,hanya beberapa bagian saja terbuat dari tembok dengan pemilihan warna yang terlihat begitu elegan,maira sampai menggeleng-gelengkan kepala di buat tidak percaya apa yang di lihat nya.
Perasaan ruangan ku saja tak sebesar dan se mewah ini,tapi kayak nya akan sulit untuk mengalahkan aryan fahrezi di sini.
Lalu sebuah senyuman muncul di bibir maira di tambah dengan muncul nya aryan yang masuk ke ruangan nya
"ok.sorry lama menunggu,karena ada beberapa berkas yang harus di urus,jadi kontrak nya terlambat untuk di buat "jelasnya duduk di kursi kebesaran nya kembali dan berhadapan dengan maira
Cukup berbasa basi nya tuan aryan,so sibuk banget sih
"Oh tidak apa-apa pak ,saya rela kok menunggu,jadi bagaimana dengan kontrak nya?"tanya maira mencoba menyembunyikan kejengkelan nya
Aryan dengan wajah ragu- ragu menyerahkan kontrak itu
Maira menerima kontrak itu dan akan langsung menanda tanganinya jika aryan tidak mencegahnya"Tolong baca isi perjanjian itu dulu sebelum anda menanda tangani nya,saya tidak ingin anda menyesal di kemudian hari"ucap nya dengan nada sangat datar
Maira mulai jengah ,sampai kapan ia harus di ruangan ini ,dengan malas maira mulai membaca kontrak nya,toh apa yang harus di takutkan nya ini hanya sebuah kontrak pekerjaan bukan,namun sejenak mata nya membulat ketika ia mulai membaca kalimat demi kalimat apa yang tertulis di kontrak itu
KAMU SEDANG MEMBACA
Ceo Vs Simple Girl
Non-FictionAku tak tahu apa aku membencimu atau bahkan masih menyukaimu, yang aku tahu aku hanya ingin balas dendam padamu karena telah menghancurkan perasaanku "Humaira Adista" Aku tak tahu apakah aku menyukaimu atau tidak, karena perasaan dilema yang ku rasa...