Nakal

31.1K 2.6K 108
                                    

Happy reading
Sorry for typo

El itu anak baik, tidak pernah melawan orang tua, tidak pernah merokok, tidak pernah bolos, tidak pernah tawuran, tidak pernah ngecengin kakel, ah pokonya El itu the best, tapi BOONG.

Seorang El itu suka melakukan hal yang di luar nalar manusia entahlah sifat El menurun dari siapa bahkan El juga tidak tau hal itu yang El tau hanyalah hidup sendiri dengan kasih sayang orang lain.

Ah sudahlah kalau di jelaskan lagi hidup El itu sulit dan bakal membuat yang mendengarnya nangis bombay bahkan nangis kejer, engga mau kan.

"Mincret abah engga mau kamu jadi cewek murahan ya! Awas aja abah liat kamu ngejar ngejar laki jelek abah gundulin kamu! Mau?"

"Meong... Meong"

"Bagus nanti abah cariin laki buat kamu di komplek sebelah di sana lakinya ganteng-ganteng cret"

"Abah kan sayang kamu andai kamu sesosok wanita cantik abah kawinin dah"

Pletak

"Ashhh... Sakit woii," protes El saat Jojo dengan ringan tangannya menggeplak kepala jenius El.

"Sengaja biar lo amnesia biar lo lupa tuh sama si Mincret. Gue merasa aneh sama lo gue selaku manusia di sini nggak lo ajak bicara, napa kucing lo ajak ngobrol. Kita ke psikiater yuk siapa tau otak lo udah sengklek dan jatuh ke lutut, kan gue takut"

El mendelik sebal mendengar penuturan sahabatnya sendiri. Masa dirinya dibilang gila, harusnya si Jojo itu yang ke psikiater, dia pasti salah satu pasien RSJ yang kabur.

"Dah dah, berangkat sekolah kuy biar lu gak goblok," ujar Jojo sambil menyambar kunci motornya.

•••

Seperti yang disebutkan sebelumya, El itu the best lah kelakuannya. Bukannya belajar, saat ini ia malah asyik main kejar-kejaran dengan guru BK.

"ELNATHAN KEMBALI ATAU BAPAK SKORS KAMU!" Teriak pak Andi selaku guru BK yang bertugas hari ini. Mungkin hari ini merupakan hari tersial bagi pak Andi karena dia harus mengurus si bocah nakal gak ketulungan ini.

"GAK MAU... BAPAK JELEK!" Balas dengan berteriak pula.

Semua ilmu parkour yang El ketahui ia keluarkan demi menghindar dari kejaran pak Andi. Kurang ajar memang si El, sudah tahu pak Andi itu sudah sepuh masih aja diajak main kejar-kejaran.

Dan tiba saatnya lah El mengeluarkan jurus pamungkasnya. Jurus panjat tembok. Dengan cekatan El memanjat tembok bak seekor komo- eh cicak.

Perjuangannya tak berakhir sia-sia. Ia berhasil keluar dari lingkungan sekolah dan tentu saja sekaligus dari kejaran pak Andi.

El berjalan dengan santainya tanpa takut dikejar-kejar pak Andi si guru BK killer itu. Niatnya El mau ke salah satu wardomi, sepertinya enak ngopi-ngopi sambil nyebat.

Tanpa diduga El yang sedang berjalan santai bak model papan atas malah diserempet mobil mewah dan itu membuat El kesal setengah mampus. Badan El yang kerempeng tapi perutnya kotak-kotak harus berguling-guling sampai ke dekat trotoar membuatnya meringis kesakitan.

"Anjir sakit awss..." Ringis El melihat kepala, tangan, dan kakinya yang mengeluarkan darah.

Tak berlangsung lama, banyak orang sekitar yang berdatangan membantu El yang sudah seperti dadar gulung coklat. Seragam putih abunya sekarang menjadi banyak warna bercampur dengan kotornya tanah.

"Adek tidak apa?"

"Ayo bawa saja ke rumah sakit"

"Mana yang tabrak dia, amankan cepat"

Orang orang sekitar berbicara tanpa henti saling sahut-menyahut satu sama lain membuat El pusing dan kesal setengah mampus.

Sedangkan Dante keluar dengan santainya memakai kaca mata hitam dan jas mahalnya. "Ada apa ini?" Suara dingin Dante menguar di kerumunan masa.

"Ah ini nih yang udah nyerempet adek ini, tanggung jawab!" Ujar salah satu masa.

"Saya akan bertanggung jawab silahkan kalian bubar ini bukan tontonan gratis"

Tak lama banyak orang berbadan tegap dengan memakai baju serba hitam datang mengerubungi mereka membuat El semakin dibuat kaget.

"Eits... Ini ada apa banyak kingkong? perasaan ini bukan kebun binatang dah," celetuk El.

"Bubar!" Titah Dante membuat semuanya langsung bubar takut dengan Dante dan para bodyguardnya.

"Bawa anak itu masuk ke mobil," perintah Dante pada salah satu bodyguard.

El yang melihat ada bahaya langsung meringsut mundur tapi apa daya tubuhnya seakan-akan seperti jelly yang tak berdaya apa-apa. Rasanya El ingin menangis saja, aura gelap yang dikeluarkan orang yang menabraknya membuat El merinding.

Dante pun melajukan mobilnya menuju ke rumah sakit miliknya. "B- bang anterin gue pulang aja ya. Biaya rumah sakit mahal nanti abangnya gak bisa bayar," cicit El. Entah El buta atau bagaimana, ia tidak bisa melihat setelan pakaian Dante yang super mahal ditambah mobilnya yang sungguh mewah yang tidak akan bisa dibeli oleh kalangan bawah.

Dante tersenyum tipis. Ada-ada saja perkataan bocil yang ditabraknya barusan.

•••

Ruang IGD yang semula rapi dan bersih kini porak poranda akibat ulah "babi" yang mengamuk.

Si babi El berusaha kabur saat mengetahui bahwa ia akan berurusan dengan musuh bebuyutannya, jarum. Oh ayolah, tubuh El itu bukan kain yang bisa seenaknya ditusuk dan dijahit.

"BIARKAN GUE PERGI! Hiks." El frustasi sampai menangis sesegukan. Ia heran mengapa si Tante? Santet? Au ah El lupa namanya bersikeras mengobati El, padahal El kan tidak mau.

"Dek taruh scalpel nya itu bahaya," peringat salah satu suster.

Ucapan suster tersebut bagai angin lewat, El malah semakin mengeratkan genggamannya dan mengarahkan scalpel tersebut ke arah suster yang memperingatinya.

"WOY LU YANG NABRAK GUE hiks, PLEASE BIARIN GUE KELUAR DAN URUSAN KITA hiks SELESAI," teriak El kepada Dante yang sedang duduk santai melihat drama yang dibuat El.

Dante tampak berpikir sejenak. "Baiklah, kau boleh pergi"

Rasa terkejut dan senang menyeruak di hati El. Ia menjatuhkan scalpel yang ia genggam kemudian mulai melangkah pergi. Semudah ini kah?
"Napa gak dari tadi gob- akhhh..."

Seketika El molotot dengan aksi Dante yang menancabkan jarum suntik di lehernya, betapa bodohnya El.

Dengan sisa kesadaran El sempat mencaci maki Dante yang begitu tenang dan damai tak sedikitpun menampakan wajah belas kasihan kepada El.

"Awas lo, gue bakal bantai lo!"

"Gue benci lo SANTEEEET!" Teriakan El untuk terakhir kalinya sebelum kesadarannya benar-benar hilang dan terjatuh di pangkuan Dante.

Seringai muncul di bibir Dante membuat perawat bergidik ngeri dibuatnya. Entah apa yang di pikirkan Dante saat ini tak bisa terbaca oleh siapapun.

Dante langsung membaringkan tubuh lemas El di atas brankar dengan hati-hati dan memulai acara psikopatnya eh maksudnya acara pengobatan El.

To be continued~

Pengumuman!
Jadwal up:
Malam Kamis dan malam Minggu

Stay tuned
Jangan lupa vote dan komen

BABY/I ELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang