Jurit Malam

8.7K 786 15
                                    

Happy reading
Sorry for typo

Dibilang jurit malam juga bukan tapi ini benar-benar menegangkan El dan Jojo sungguh menangtang maut dan tak ada kapoknya.

Melihat deretan mayat di kamar mayat El dan Jojo hanya bisa cengo dan bodohnya keduanya tak sadar sudah mengompol di celana.

"Jojo ko wanginya seperti ini ya"

"Wangi apa babi ini bau kamper setan"

"Udah yok kita kembali ke kamar." Ajak Jojo yang sudah berbalik arah ke arah pintu tapi El malah menahan tangan Jojo.

"Lo jangan kayak anak kecil lah penakut, kita baru aja sampai belum bermain-main loh"

"Babi lo, mau modar hah!"

"Siapa lo, gue masih mau hidup dan masih mau bermain-main"

"Bodo amat gue mau keluar dari sini gue engga mau ganggu tidur mereka"

"Cemen lo"

"Bodo amat, selamat menempuh hukuman lo babi"

Jojo dengan cepat membuka pintu kamar mayat tersebut dan cepat-cepat pergi ke kamarnya persetan dengan El.

Betapa terkejutnya Jojo saat mendapati dua orang berbadan kekar sedang berdiri di depan pintu sambil berkacak pinggang. Siapa lagi kalau bukan Oliver dan Jake.

"B- bang ini gak seperti yang lo kira. Gu- gue tersesat nah iya tersesat"

Oliver tersenyum manis kepada Jojo sedangkan Jake langsung saja nyelonong masuk untuk menjemput tuan mudanya yang sangat nakal.

"Anda ingin cara kasar atau halus tuan muda?" Tanya Oliver dengan begitu lembutnya.

Bulu kuduk Jojo meremang, dirinya mematung dan sedikit bergetar hingga tak terasa cairan hangat berwarna kekuningan membasahi celana piyama bergambar Hulk yang ia kenakan.

Oliver menggigit bibir bawahnya guna meredam agar ia tidak menertawakan tuan mudanya yang mengompol. Ada-ada saja kelakuan Jojo.

Tanpa basa-basi lagi Oliver menggendong Jojo ala koala dengan tangan kanannya sedangkan tangan kirinya ia gunakan untuk mendorong tiang infus Jojo.

Wajah Jojo merah padam. Ia pun menyembunyikan wajahnya di ceruk leher jenjang sang bodyguard.

"Bang malu..." Cicit Jojo yang membuat Oliver gemas.

"Tenang saja tuan muda, saya akan menjaga rahasia ini"

Sementara itu di dalam kamar jenazah,

"E buset wajahnya ancur bener," monolog El kala ia melihat seorang mayat korban kecelakaan.

Setelah El melihat itu, El kembali berjalan-jalan berkeliling. Entah memang perasaan El atau bukan, ia merasa ada seseorang yang mengikutinya.

"Pergi lo hantu, gue kagak takut sama lo!" Ketus El sambil mengibas-ngibaskan tangannya.

"Bukankah ini saatnya tuan muda kembali ke kamar," bisik Jake tepat di telinga El.

Bernasib sama seperti Jojo, El malah mengompol ketakutan karena mendapat bisikan halus dari Jake.

"Ah sialan lo Jake! Gue kira hantu," ucap El kesal sambil menutupi wajahnya yang memerah menahan malu.

Jake hanya tersenyum dan menggeleng. Ia kemudian menggendong El ala koala. Jake membawa El keluar dari tempat yang seharusnya memang tidak El kunjungi.

"Saya penasaran bagaimana respon tuan Dante ketika mengetahui adiknya kabur dan mengompol"

"Aaaaaaa.... Bang Jake jangan bilang siapa-siapa, gue malu banget"

Jake terkekeh pelan. "Anda harus berjanji tidak akan kabur lagi tuan muda jika anda tidak ingin saya memberitahukan ini kepada tuan Dante"

"Hissss iya iya gue janji"

"Kalau kabur ya tinggal janji lagi," lanjut El dalam hatinya.

Memang El tak bisa di kasiani, Jake sudah baik tak mengadu pada Dante, tapi dasar Dante yang punya seribu cara untuk mengetahui apa saja yang di lakukan El dan adik barunya Jojo.

"Dari mana?"

Dante sudah bertengger apik di depan pintu kamar mereka berdua dengan kedua tangan dilipat di atas dada.

Deg

Oliver menunduk melihat Dante sudah ada di depannya sedangkan Jojo masih setia menempel di ceruk leher Oliver tanpa tau si santet sudah ada di depannya.

"Maaf tuan saya tadi menjemput tuan muda"

Mendengar Oliver berbicara Jojo langsung berbalik dan betapa kagetnya Jojo saat melihat Dante dengan seringainya.

Dante tak berbicara lagi dan langsung masuk tanpa berkata apa-apa lagi. Dan ternyata di dalam sudah ada Gilbert, Clovis, dan tentu saja si Klepon.

"Bang Oliver, Jojo takut," cicitnya sambil terus mendusel-duselkan kepalanya di ceruk leher Oliver.

"Letakkan dia di kasurnya Oliver. Lalu kau bisa pergi, jangan lupa bersihkan dirimu," titah Gilbert.

Tanpa bantahan sedikitpun Oliver menurunkan Jojo, kemudian ia membungkuk hormat sebelum meninggalkan tuan mudanya yang ketakutan.

Tak lama berselang, Jake datang dengan membawa El. Sama dengan respon Jojo sebelumnya, El dibuat kaget bukan kepalang melihat setan-setan itu tiba-tiba berada di kamarnya, mana member lengkap lagi.

Rasa El ingin menenggelamkan dirinya di got langsung melonjak naik. Malu dan takut bercampur aduk di dalam hatinya.

Jake akhirnya keluar dari kamar, meninggalkan dua bocah nakal itu bersama keempat setan.

Kevin tidak dapat lagi membendung gelak tawanya. Ia tertawa lepas diikuti dengan ketiga setan itu yang hanya terkekeh kecil.

Sudut bibir El dan Jojo tertarik ke bawah. Mata mereka juga berkaca-kaca, siap untuk mengeluarkan muatannya.

"Huaaaa... Jahat," teriak El sambil mencak-mencak tidak jelas.

"Iya jahat..." Timpal Jojo dengan air mata yang mengalir tak lupa ingusnya juga ikut mengalir deras.

"Siapa suruh kalian kabur hah?"

"Tuh, El yang ngajakin" tunjuk Jojo yang masih sesegukan menangis.

"Enak aja lo, kenapa juga lo mau di ajakin kan gue engga maksa"

"Eh eh eh, apa kata lo! Engga maksa justru lo yang maksa-maksa gue ikut babi El"

"Ih si anjing Jojo lo yang maksa gue"

Baru saja El akan menimpali Jojo lagi tapi Dante sudah menggeplak mulut El yang sexy ini.

"Sakit anjing!" Kesal El yang tak tau bahwa tangan mulus Dante yang sudah menggeplaknya.

Rahang Dante mengeras sungguh omongan El sangat-sangat membuatnya marah bahkan bukan hanya Dante yang marah ketiga setan di sana juga merasakan hal yang sama.

"Om maaf saya menyela, izinkan saya menjahit kedua bibir bocah nakal ini om."  Kevin dengan lantangnya berbicara tanpa beban.

Gilbert menyeringai mendengarnya, "sepertinya perlu dicoba tapi sebelumnya alangkah baiknya kita bersenang-senang dahulu"

"Boleh juga," timpal Clovis yang sedari tadi diam.

Jojo dan El saling pandang memberikan kode yang hanya bisa terbaca oleh mereka berdua entah itu apa yang pasti mereka dalam bahaya.

Jojo dan El sudah berani membangunkan macan hibernasi dan pastinya mereka harus menerima akibat dari perbuatan dan mulut lemes mereka yang tak bisa dijaga.

Jojo kembali memandang El dan mengangguk menandakan setuju begitupun El sama entah apa yang sedang di pikirkan oleh mereka hanya Tuhan dan author yang tau.

To be continued~

BABY/I ELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang