Happy reading
Sorry for typoRasa sesak terus menggerogoti hati El, rasanya El sudah tak punya gairah lagi untuk hidup di dunia yang fana ini.
"Tuhan entah untuk berapa kali gue minta cabut aja nyawa ini"
"Maafin gue Tuhan, bukan gue nggak takut dosa, bukan gue nggak takut masuk neraka, gue takut banget tapi akan lebih baik lagi kalau gue nggak ada di dunia ini"
"Mungkin memang benar gue nggak pernah bersyukur atas kehidupan gue, tapi gue capek ya Tuhan. Punya segalanya tapi buat apa toh gue engga bisa melakukan apa-apa"
Napas El langsung terasa lebih berat dari sebelumnya. Wajah El tak menunjukan kesakitan sedikitpun malah terlihat tersenyum.
El meremas selimut yang selalu menutupi tubuhnya yang lemah tak ada seorang pun di kamarnya mungkin mereka sedang sibuk atau mereka sudah tak ingin menemani seorang yang penyakitan seperti El.
"Jo-Jo ma-afin gu-e" napas El terasa sakit liquid bening terus meluncur di pelupuk mata El.
Menikmati tarikan demi tarikan napas yang semakin sesak dan berat buku-buku tangan El sudah memutih menahan kesakitan yang mendalam.
Sakit bukan hanya badanya tapi jiwa El juga sakit melihat semua ini dan rasanya El sudah tak sanggup lagi, lebih baik El mati.
Brak!
Dante dengan wajah terkejut dan khwatirnya langsung membuka pintu dengan keras.
Dante berlari ke kasur El langsung memasangkan masker oksigen dan memeriksa El dengan teliti.
El hanya bisa tersenyum kecut. Lagi dan lagi nyawanya tertolong padahal mungkin tinggal beberapa menit dirinya akan pergi untuk selamanya.
"Kenapa kamu tidak meminta bantuan hah!"
Dante sedikit membentak El karena benar-benar khawatir wajah pucat El semakin pucat.
"Kakak engga mau kamu pergi, jangan tinggalin kakak El," lirih Dante.
Dante langsung menyuntikan obat untuk El berharap obat yang Dante racik akan jadi penawar racun yang di berikannya dahulu. Dante tidak mengira kalau reaksi tubuh El akan separah ini, padahal ia sudah memperhitungkan semuanya.
"Ka-kak," lirih El di balik masker oksigennya.
"Stsss jangan banyak bicara maafkan kakak." Dante hanya bisa menunduk menyesal akan perbuatannya jadi seperti ini.
El hanya tersenyum dengan memegang tangan Dante. Tangan El terasa dingin dan seketika tubuh El gemetar.
Dante langsung kaget melihat reaksi tubuh El seperti ini. Dante langsung menghubungi anggota keluarganya dan tak lupa ambulance agar El bisa segera di bawa ke rumah sakit.
"El kamu kenapa?"
"El maafin kakak El"
"El jangan tinggalin kakak, El!"
•••
Tak terasa waktu berlalu begitu cepat sudah hampir satu bulan Jojo hidup seperti dulu lagi tak ada kekangan dan perintah yang harus dikerjakan.
Tapi hati Jojo serasa kosong kehidupannya tak seperti dulu separuh jiwanya hilang.
"El gue kangen lo, moga lo baik-baik aja di sana," batin Jojo.
"Maaf gue nggak bisa nengok lo"
Sedari tadi melamun, membuat guru yang mengajar pun geram akan tingkah Jojo.

KAMU SEDANG MEMBACA
BABY/I EL
CasualeMemiliki paras imut seperti bayi tapi kelakuannya seperti babi, siapa lagi kalau bukan El. Elnathan, anak yang dibuang oleh ibunya sendiri. Sungguh miris nasib El, setiap hari ia harus bekerja untuk memenuhi segala himpitan ekonomi yang dialaminya. ...