Happy reading
Sorry for typoDi pagi hari El pulang ke rumah Jojo dengan loyo. Kantung mata tercetak jelas di wajahnya. Viona, ibunda Jojo yang sedang menyapu teras dibuat keheranan. Tidak biasanya El murung sehabis bekerja.
"Kenapa El? Kok ditekuk gitu mukanya?" Tanya Viona.
"Capek tante habis ketemu orang stress"
Viona langsung tergelak mendengar penuturan El "Apa katanya? Ketemu orang stres? Ah mungkin anak itu kecapean jadi melantur," batin viona.
"Ya sudah kamu istirahat sana, mandi dulu dari kemarin kamu engga mandi dan jangan lupa makan dulu baru istirahat"
"Siap tante makasih banyak ya tan, El sayang tante deh"
Viona hanya tersenyum dan melanjutkan kegiatannya lagi sedangkan El dia berlalu masuk ke dalam dan langsung menghampiri Jojo yang sedang sarapan dengan hikmatnya.
"Woiii makan mulu lo!" Teriak El dengan menggebrak meja membuat Jojo yang sedang sarapan sambil men-scroll handphone-nya terlonjak kaget.
"ANJING, BABY EL," kesal jojo karena hampir saja handphone kesayangannya menjadi korban keganasan seorang El.
"Woii santuy bro"
"Santuy santuy pala lo!"
El terkekeh melihat Jojo yang sudah melotot tapi malah keliatan lucu bukannya takut.
"Mau kemana lo?" Tanya Jojo yang melihat El beranjak pergi.
"Tidur, ngantuk gue"
"Balik arah El! Lo harus makan dulu," teriak Jojo karena El yang sudah akan memasuki kamarnya.
"Nanti aja males gue, ngantuk"
"Gue hitung ya sampe tiga kalau lo engga balik lagi ke sini gue bunuh tuh si Mincret"
Mendengar nama kucing garong kesayangannya, si Mincret, El langsung berbalik dan berjalan cepat ke arah Jojo yang masih santainya dengan sarapannya.
"Puas lo?"
"Makan yang bener jangan sampe sakit nanti yang ada lo malah nyusahin gue"
"Berisik lo! Awas aja kalau lo bawa-bawa si Mincret lagi, gue yang bakalan bunuh lo"
"Makan bukan ngomel mulu, berisik. Gue lagi stalker Nissa black pink nih"
Seketika El terdiam. "Nissa black pink? Perasaan gak ada member black pink yang namanya Nissa. Apa jangan-jangan Nissa Sabbian dan Lisa black pink?" Gumam El sambil menggaruk tengkuknya memikirkan dua nama yang berbeda arah itu.
"El! Ya ilah lo tuh disuruh makan bukan ngelamun. Susah bener cuma disuruh makan doang"
"Napa sih lo El, jangan bilang lo kesambet setan lewat tadi malam?"
"Bukan kesambet setan lagi, gue kesambet orang stress!"
"Maksud lo? Begimana bisa kesambet orang stress El?"
"Dahlah gue males nyeritainnya yang pasti gue engga mau ketemu tuh manusia lagi." El bergidik ngeri membayangkan semalam bertemu dengan Arin.
"Si BABI EL"
"Padahal gue udah nyiapin hati,jiwa raga dan telinga gue buat dengerin cerita lo eh malah pikasebeuleun siah"
El hanya terkikik melihat wajah kesal Jojo dan melanjutkan makannya dalam keheningan dengan pikiran masih menuju Arin.
Entah kenapa walaupun ada rasa takut karena semalam Arin terus saja memanggilnya dengan nama Vero tapi ada rasa nyaman yang menjalar di batin El. Ada rasa sentuhan yang tak pernah El rasakan sedari kecil sentuhan yang membuatnya candu tapi El tak tau perasaan apa itu.
"Apa gw jadi stress juga ya? Gara-gara ibu-ibu itu?" Gumam El yang langsung kaget sebab Jojo menyodorkan si Mincret tepat di hadapan wajahnya.
"Neh si Mincret juga mau makan!"
"ANJIR JOJO," teriak El yang melihat kelakuan sahabatnya.
Dengan terpaksa El merelakan makanannya di embat oleh si Mincret kucing kampung kesayangannya yang El temui dulu bersama Jojo.
"Makan ya mincret lo harus sehat biar kucing laki-laki terpincut sama lo"
"Nyari laki jangan yang asal karena yang asal belum tentu enak"
El terkikik sendiri membayangkan akan besanan dengan kucing lain. Ah betapa bahagianya El nanti punya cucu dari si Mincret. Si Mincret yang tidak mengerti apa yang dikatakan babunya terus saja makan di piring bekas El.
•••
"Dad bagaimana pencarian adik?" Tanya Dante.
"Belum ada kabar apapun dari bawahan daddy," Balas Gilbert. Ia memijat pelipisnya yang terasa pening.
"Sama dad suruhan aku pun belum memberikan kabar apapun," sambung Clovis.
Saat semua masih terhanyut dalam pikiran masing-masing tiba-tiba saja ada seorang bodyguard yang tergesa-gesa menemui Gilbert.
"Maaf mengganggu waktu tuan, nyonya Arin memaksa untuk menemui anda," ucap bodyguard tersebut sopan.
Gilbert membuang napasnya kasar. "Mau apa lagi wanita sialan itu!"
"Usir jangan sampai dia masuk aku tak mau dia menginjakan kakinya di mansion ini lagi!"
"Baik tuan"
Dengan langkah seribu bodyguard itu langsung pergi untuk mengusir nyonya-nya.
"Maaf nyonya anda tidak di perbolehkan masuk!"
"Kamu siapa hah! Hanya sekedar bodyguard yang hanya kerja di sini"
"Tapi nyonya, tuan sudah berpesan agar anda tidak diperbolehkan masuk nyonya"
"BILANG PADA TUANMU AKU SUDAH MENEMUKAN ANAKNYA HA HA HA," teriak Arin dengan tawanya yang menggelegar.
Mendengar keributan di depan mansion Gilbert, Clovis, dan Dante langsung menghampiri mereka.
"Berisik wanita sialan!" sentak Gilbert.
Arin langsung menoleh ke arah sang suami, mungkin lebih tepatnya mantan suami. Wanita itu melepas paksa cengkraman para bodyguard dan melempar senyum penuh kemenangan kepada Gilbert. "Awalnya aku ingin memberi tahu kalian dimana anak itu tapi setelah melihat perlakuan kalian, aku berubah pikiran. Aku akan membawanya pergi jauh agar kalian tidak bisa bertemu dengannya selamanya hahahaha!"
Mata Gilbert membelalak, wajahnya memerah tanda amarah Gilbert sudah berada di puncaknya. Ia kemudian mencengkram erat kerah baju Arin. "KATAKAN DIMANA PUTRAKU?!" Teriakan Gilbert sungguh memekakkan telinga.
Namun bukannya merasa takut, Arin malah tertawa bahagia. "Sampai mati pun tidak akan kuberi tahu kecuali–"
Gilbert membanting tubuh Arin hingga wanita itu tersungkur tanpa mendengar lanjutan kalimat dari wanita tersebut. "Bunuh dia!" Perintah Gilbert kepada bodyguard yang berada di sana lalu ia melangkahkan kakinya pergi.
Clovis dan Dante hanya bisa diam, tidak membela Arin sama sekali walaupun Arin adalah ibu kandung mereka. Sama seperti daddy mereka, mereka terlampau kecewa dengan tindakan sang bunda.
Mereka masuk kembali ke dalam mansion tanpa memperdulikan teriakan-teriakan Arin yang diseret paksa oleh beberapa bodyguard ke tempat pembantaian.
To be continued~
Jangan lupa tinggalkan jejak
see you...

KAMU SEDANG MEMBACA
BABY/I EL
AléatoireMemiliki paras imut seperti bayi tapi kelakuannya seperti babi, siapa lagi kalau bukan El. Elnathan, anak yang dibuang oleh ibunya sendiri. Sungguh miris nasib El, setiap hari ia harus bekerja untuk memenuhi segala himpitan ekonomi yang dialaminya. ...