Happy reading
Sorry for typo"Elnathan!"
El tersentak bingung mendengar suara sang daddy yang memanggilnya. "Mungkin gue cuma halu, ah rasanya jadi kangen daddy. Maafin El daddy," batin El.
"Buka ikatannya cepat!"
"Hei hei El, ini daddy sayang. Bisa buka mata indahmu itu?" Ucap Gilbert sambil menepuk halus pipi El. Tak terasa likuid bening menetes di pelupuk mata Gilbert. Hatinya begitu hancur melihat putranya dalam keadaan begitu mengenaskan.
Perlahan El membuka matanya. Pandangan pertama yang ia lihat yaitu Gilbert yang sedang menangis di hadapannya. Ia juga merasakan seseorang berusaha melepaskan dirinya dari ikatan tali menyakitkan ini.
"Dad- ukkhhh..." Lirih El.
"Terima kasih sudah membuka matamu baby. Tahan sebentar ya kita akan menyelamatkanmu baby"
"Dad Ma- af"
Gelap sudah, El sudah tak ingat apa-apa lagi yang terakhir El dengar hanya jeritan dan rasa sesaknya makin bertambah tapi rasa sakitnya agak berkurang.
Air mata Gilbert semakin deras mengalir. Kenapa tidak dirinya saja yang berada di posisi El.
"Tuan." Perkataan Jake membuyarkan lamunan Gilbert.
Cepat-cepat Gilbert mengangkat tubuh ringkih El. Ia lantas berlari keluar. Tak ada pikiran lain di otak Gilbert selain menyelamatkan putranya.
"Cepat bodoh,apa kau tak bisa menjalankan mobil dengan cepat!"
"Akh, lihatlah El sudah banyak mengeluarkan darah bodoh!"
"Kalau terjadi sesuatu dengan El kau yang akan kena timah panasku"
Gilbert benar-benar kehilangan akal melihat El sudah terkapar di pangkuannya.
Dante dan Kevin sudah berada di rumah sakit untuk menunggu Gilbert dan sudah menyiapkan alat-alat yang mungkin dibutuhkan El.
Semua sama merasakan hal yang sakit kala tau El sangat menderita sungguh mereka tak akan mengampuni siapapun yang sudah menyakiti El sampai seperti ini.
Kematian adalah jalan terakhir untuk siapa saja yang sudah menyakiti kelurga Gilbert apalagi El yang notabenenya anak kesayangan Gilbert.
Kevin lah yang pertama kali menyambut kedatangan Gilbert dan El. Ia menatap tak percaya remaja yang sedang digendong itu. Ah rasanya baru kemarin ia mengerjai anak nakal itu dan hari ini tiba-tiba kondisinya sudah seburuk ini.
"Cepat selamatkan dia," ucap Gilbert dengan nada cemas.
"Kami akan berusaha semaksimal mungkin," jawab Kevin. Ia tidak bisa memberi janji kepada Gilbert bahwa El akan baik-baik saja.
Pintu ruang gawat darurat kini tertutup rapat. Gilbert tak bisa masuk ke dalam dan melihat keadaan El. Harapan dan doa terus ia panjatkan kepada Tuhan.
Sementara di dalam, ketegangan mendominasi. Semuanya sibuk mempertahankan arwah El agar tetap berada di raganya.
"Flail chest," gumam Dante saat meraba dada El.
Flail chest merupakan kondisi dimana tulang rusuk patah di 2 tempat atau lebih yang mengakibatkan ruas patahan tersebut terlepas dan mengambang.
"Kevin, ada pendarahan internal?"
"Sementara tidak tapi reaksi alerginya cukup parah"
"Dok saturasi dan tekanan darahnya terus menurun," ucap salah satu perawat. Hal itu membuat perasaan Dante tak karuan.

KAMU SEDANG MEMBACA
BABY/I EL
RandomMemiliki paras imut seperti bayi tapi kelakuannya seperti babi, siapa lagi kalau bukan El. Elnathan, anak yang dibuang oleh ibunya sendiri. Sungguh miris nasib El, setiap hari ia harus bekerja untuk memenuhi segala himpitan ekonomi yang dialaminya. ...