Diculik

7.1K 696 27
                                    

Happy reading
Sorry for typo

"Daddy kenapa? Dan dimana El?" Tanya Clovis kepada Gilbert yang terlihat murung di meja makan.

Gilbert masih belum juga menemukan putra bungsunya. Semalam ia tak tidur mencari El. Rekaman CCTV pun tidak membantu sama sekali.

Aneh. Bukankan El buruk dalam hal kabur. Lalu sekarang, putranya itu malah menghilang bak ditelan bumi.

"Dad?" Tanya Clovis sekali lagi.

Gilbert menghela napasnya panjang. "Adikmu kabur"

Sontak Clovis berdiri dari duduknya. "Jangan bercanda dad!"

"Daddy tidak bercanda son, maaf"

Clovis berdecak sebal. "Lalu bagaimana? Kenapa belum ditemukan juga, kita kan punya banyak mata-mata," protes Clovis.

"Mereka juga belum bisa menemukan El"

Hening sementara, anak dan ayah itu masih terhanyut dalam pikiran masing-masing. Sampai seorang anak buah Gilbert menghampiri keduanya.

"Permisi tuan, kami menemukan sepatu dan pakaian tuan muda El di hutan 1 km dari mansion"

Gilbert dan Clovis saling menatap dan mengernyit heran. Pakaian? Untuk apa anak nakal itu melepaskan pakaiannya. Mereka yakin El tidak sebodoh itu menanggalkan pakaiannya di cuaca dingin.

"Lalu dimana adikku?" Ujar Clovis dingin.

"Ma- maaf tuan, kami masih belum menemukannya"

Bugh

Satu bogeman mentah dilayangkan Clovis. "Dasar tidak becus! Aku tidak mau tahu hari ini baby El harus dite-"

"Kenapa pagi ini ribut sekali?" Tanya Dante yang baru pulang.

"Tidak sopan memotong perkataan kakakmu Dante," peringat Gilbert.

"Maaf. Ah iya aku tak sengaja menemukan botol chloroform ini di hutan, apa kalian menggunakannya?" Ucap Dante seraya meletakkan botol kaca hitam kosong di meja.

"Ck, sialan! Selidiki sidik jari yang ada di botol ini. Cari El lewat satelit dan suruh Oliver membawa Jojo kembali," perintah Gilbert tegas.

"Baik tuan." Bodyguard itu menunduk kemudian melangkah pergi.

•••

Perlahan namun pasti, remaja bernama El membuka matanya. Kepalanya terasa seperti dihantam benda berat, pening sekali.

El mencoba menggerakkan tangannya. "Bangsat!" Gumamnya kala mengetahui tangannya terikat cukup kencang. Dirinya juga bertelanjang dada, sehingga membuat El yakin saat ini ia sedang diculik.

"Lepasin gue sialan!" Teriak El penuh amarah.

"Pfftt, melepaskanmu? Setelah apa yang kau perbuat kepadaku, kau ingin aku membebaskanmu?

"Hahahahahaha"

Gelak tawa wanita itu membuat El merinding. El sedikit mengernyit, sepertinya ia kenal suara itu.

Tiba-tiba lampu di ruangan dinyalakan. Mata El yang tak siap pun refleks menyipit.

"Huaaaaa daddy tolong ada monster!" Pekik El saat melihat wajah wanita di hadapannya. Wajah yang sedikit kurang estetik karena terdapat banyak luka bakar di sana.

Plakk

"Berani sekali kau memanggilku monster." Wanita tersebut menampar El cukup keras hingga sudut bibir El berdarah.

"Gara-gara anak haram sepertimu, wajah sempurnaku menjadi cacat. Karena anak bajingan sepertimu aku tidak bisa tinggal bersama orang yang kucintai. Karena anak gak guna macam kamu, hidupku hancur!"

BABY/I ELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang