Bullied

6.8K 687 19
                                    

Happy reading
Sorry for typo

"ANAK MANJA"

"ANAK PUNGUT"

"ANAK KAMPUNG"

"CUMA MODAL NUMPANG DOANG"

Segelintir cacian makian yang terngiang-ngiang di telinga El rasanya membuat El tak tenang dan merasa sedih.

Sedari pulang sekolah hanya Jojo yang tak murung, El sangat terlihat murung sudah beberapa kali Jojo menanyakan kenapa dengan El tapi El tak bergeming dengan pertanyaan Jojo.

"El babi, lo kenapa sih? Ngomong sama gue, ada yang nakalin anak manja ini apa?"

"Berisik, udah sana lo pergi dari hadapan gue, gue lagi pengen sendiri"

"El... Lo tega ya ngusir gue," Jojo mendramtisir.

"GUE BILANG PERGI ANYING!" bentak El.

"Hei santai santai. Ya udah tidur ya, gue tau lo capek." Jojo membantu El membaringkan tubuhnya. Tak ada penolakan sedikitpun dari El. Mungkin dirinya sudah terlampau lelah dengan hari pertama sekolahnya yang sangat berat.

Dengan beberapa usapan halus di punggung El, bocah itu sudah tertidur pulas. Jojo bernapas lega akan hal itu.

Dengan sangat hati-hati Jojo keluar dari kamar El agar tak mengganggu tidur sang sahabat sekaligus adiknya. Tak lupa ia menutup pintu dengan sangat pelan, berusaha tak menimbulkan suara apapun.

Jantungya hampir keluar dari sangkarnya ketika Jojo berbalik dan sudah mendapati si santet yang berdiri tepat di hadapannya.

Jojo mengelus dadanya pelan. "Kak Dante bikin kaget aja," ujarnya lega.

"Apa yang kau sembunyikan?" Tanya Dante to the point.

"Ya gak ada lah, emang pernah aku menyembunyikan sesuatu dari kalian. Dahlah aku mau ke bawah dulu ambil camilan, bye"

Baru juga satu langkah, tangan Jojo dicekal kuat oleh setan berkedok manusia ini. "Biar kakak suruh maid yang antarkan, sekarang masuk ke kamarmu, kamu harus istirahat."

Jojo mengangguk. Tak ada bantahan sedikitpun dari bocah itu. Setelah memastikan Jojo masuk ke kamarnya, Dante melanjutkan tujuan awal dia yaitu mengecek keadaan El.

•••

El duduk termenung di samping lapangan. Dirinya sedikit kesal dengan Clovis yang tidak mengizinkannya mengikuti pelajaran olahraga. Gak tau aja tuh si cookies kalau El mantan kapten futsal waktu SMP.

Ia sesekali melihat Jojo yang sedang asyik mengoper bola basket ke yang lain.

"Ishh... Gak boleh iri, gak boleh dengki," ucap El menyemangati dirinya.

Beberapa menit berlalu dan Jojo akhirnya selesai bermain.

"Hahhhh capek," keluhnya sambil mengusap bulir-bulir keringat di pelipisnya.

"Nih." El menyodorkan sebotol air untuk Jojo. Gini-gini El masih perhatian dengan sang sahabat.

"Makasih." Jojo menerima air mineral kemasan itu dari El dan langsung meneguknya hingga tandas.

"Lo gak papa kan? Maksud gue, kalau lo ngerasa iri atau gak nyaman gue ikut pelajaran ini, gue bisa ajuin ke kak Clovis biar gue gak usah ikut"

"Gak papa kok, gue gak begitu keberatan"

Jojo mengangguk. "Kalau lo tiba-tiba berubah pikiran, bilang aja. Jangan disembunyikan, entar stress terus sakit, terus berurusan dengan si santet lagi baru nanges"

BABY/I ELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang