Akhirnya Bebas

5.7K 640 27
                                        

Happy reading
Sorry for typo

Bisa dibilang El ingin mati tapi tak mau, dengan alasan belum menikahkan anak-anak si Mincret, kalau El mati siapa yang akan menikahkan mereka nanti. Ya walaupun El sedikit kesal setelah diberitahu Mama Jojo pasal si Mincret kawin dengan kucing oren gang sebelah tapi El tetap sayang kok.

Setelah tadi tubuh El seperti mannequin dibolak-balik dengan beberapa manusia gila sekarang tubuh El serasa remuk tak karuan.

"Apa lagi," sungut El benar-benar ingin ditabok kali ini.

"Kau ini kenapa sedari tadi marah-marah terus." Gilbert kali ini sudah jengah dengan sikap El yang keterlaluan.

"Bodo amat!"

"ELNATHAN!"

"Berisik lo, gue butuh sendiri silahkan anda bisa pergi dari sini," usir El dengan santainya.

Mungkin El sudah muak melihat wajah Gilbert yang selalu mengekangnya. Ayah macam apa si Gilbert itu.

"Jaga mulutmu! Daddy sudah menahan emosi untukmu jangan sampai emosi daddy memuncah hanya karena ucapan dan sikapmu!"

"Terus gue harus apa hah! Diem aja kaya orang mati? Mending lo bunuh gue aja"

"Dimana sopan santunmu El?" Tanya Gilbert dengan amarah memuncak yang berusaha ia tahan.

"Persetan dengan itu, gue udah muak dengan pak tua modelan macam lo"

Sungguh El sudah membangunkan singa tidur, Gilbert langsung berdiri setelah mendengar perkataan El. Tangan dan mulut Gilbert rasanya sudah gatal ingin melakukan sesuatu untuk anak pembangkang seperti El.

"Sekarang daddy tanya apa yang kamu inginkan anak nakal?"

"Sederhana" jawab El singkat.

"Hanya ingin bebas"

"Baiklah kali ini kamu akan bebas tanpa kekangan siapapun dan darimanapun tapi jangan salahkan daddy bila suatu saat kau akan menyesalinya"

"Really!"

"Kapan daddy berbohong, daddy persilahkan kamu mau pergi kemanapun dan sesuka hatimu"

Kesabet setan apa Gilbert dengan mudahnya mengatakan hal yang di luar nalar seperti ini.

El tak mau kesempatan emas ini hilang lagi bahkan tak akan ada lagi. El langsung mengambil langkah seribu langsung bangun dari rebahannya dan langsung pergi meninggalkan Gilbert yang hanya diam dengan mata tertutup.

Bodo amat dengan Gilbert yang pasti El sekarang bebas dan akan menikmatinya sebelum semuanya terlambat.

Dengan tertatih-tatih El berjalan menyusuri koridor. Tiba-tiba ada sebuah tangan yang mencekalnya.

"Apa yang kamu lakukan di sini bocah nakal?"

El menatap jengah sahabat kakak keduanya, Kevin. Dengan sekali hentakan El mampu melepas cekalan Kevin.

"Bukan urusan lo dokter sialan!"

Kevin menggeram rendah. Walaupun dia dikenal sebagai orang yang humoris dan sabar dalam menangani pasiennya, kesabarannya benar-benar diuji ketika menangani El.

Sebelum El melanjutkan langkahnya Kevin mencengkram kembali pergelangan El dengan sangat kencang sampai-sampai El meringis kesakitan. "Kembali ke kamarmu," ucap Kevin dingin kemudian mulai menyeret El.

Belum juga sampai ke kamar rawat El, Gilbert sudah berdiri tegak di hadapan mereka.

"Lepaskan dia Kevin, biarkan dia bebas," ucap Gilbert dengan penekanan di akhir kalimatnya.

BABY/I ELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang