Happy reading
Sorry for typoMalam ini terasa dingin dengan berselimut kabut tebal di pedesaan yang masih asri.
El masih belum bisa tidur entahlah dirinya sedari tadi merasakan hal aneh dalam dirinya.
"Napa yak napas gue rasanya agak sesak padahal gue udah minum obat pait itu"
El menampik semua yang di pikirkannya dan melihat Jojo yang sudah seperti mayat hidup, bergelut dengan selimut tebal dengan memakai kupluk seperti maling hanya terlihat mata, hidung, dan mulut.
Memang udaranya sangat dingin El saja merasakan hal yang sama tapi El belum bisa tidur.
"Gue baik-baik saja, apa gue minum obatnya lagi ya?" Monolog El.
Dengan langkah pelan karena merasakan sesak di dada El berjalan mencari obat yang tadi dibawanya.
El mencari kemana-mana dan sialnya obat yang di cari El tak ada "Akh sial, obatnya kemana lagi!"
El mengacak-ngacak semua barang bawaannya tapi nihil tak ada tanda-tanda obat itu ada.
Napas El sudah kembang kempis sudah seperti ikan kurang air tapi El masih tak menemukan obat yang dicarinya.
"Astaga ngumpet dimana sih lo wahai obat sialan!"
Sesekali El berhenti mencari guna meredakan rasa sakit di dadanya. "Ayo Elnathan, kamu pasti bisa," batin El menyemangati dirinya sendiri.
"Astaga El lo kenapa?!" Teriak Jojo yang terbangun akibat suara gaduh yang ditimbulkan El saat mencari obatnya.
"G- gua nggak papa kok"
"Gak papa darimana? Napas Lo udah kek Jakarta Bogor aja. Kita ke rumah sakit aja ya, gue takut lu koid di sini kan gue yang repot"
El tetap menggeleng. Ia sangat benci tempat yang selalu penuh dengan penyiksaan itu.
"Ck, nurut dikit napa!" Kesal Jojo. Ia pun akhirnya menyeret paksa El agar ia bisa membawanya ke rumah sakit setempat.
"NGGAAAAAAAK!"
"Diem gak lu!"
"NGGAK JO PLEASE JO UDAH SEMBUH GUE"
"Bacot!"
"Jo lu udah engga sayang gue yak, Jo please Jo"
"ELNATHAN!" Sentak Jojo.
"Lo ngaca wajah lo udah pucet banget bangsat, lo mau mati di sini hah!"
"Jo, aaakh...." El mengacak rambutnya kesal dengan tindakan Jojo saat ini.
"Apa hah? Lo nurut sama gue sebelum gue teriak minta tolong biar semua warga tau di sini ada orang yang mau koid, mau lo!"
"Serah lo!" El benar-benar sudah tak punya tenaga lagi dan dadanya malah makin sakit karena harus beradu argumen dengan Jojo sialan.
Jojo langsung menyeret El tanpa ampun, bukan karena Jojo tak sayang El malah sebaliknya Jojo tak mau ada terjadi apa-apa dengan El.
"By the way, lo berat juga ya El. Gue kira lo kerempeng gini isi angin semua"
Astaga... Memang anjing si Jojo ini. Orang lagi susah malah dijadiin bahan body shining eh maksudnya shaming. Mungkin seperti itulah yang dipikirkan El saat itu.
Coba saja El tidak dalam keadaan genting seperti ini dapat dipastikan muka sok tampan Jojo akan bonyok di tangannya.
•••
"Dimana tempatnya!"
"Di gudang sebelah sana Tuan, saya sudah mengeceknya dan benar Jake ada di sana sedang disekap"
Clovis berlari menuju gudang yang sudah ditunjuk oleh salah satu bodyguardnya, tempat dimana Jake disekap sudah diseterilkan oleh bodyguard Clovis jadi Clovis bisa dengan mudah masuk ke sana.
"Jake!" Seru Clovis. Matanya mebelalak melihat keadaan bodyguard pribadi adik bungsunya.
Jake yang sudah lemas mendongak. Banyak luka memar dan luka sayatan di sekujur tubuh Jake, Clovis benar-benar sangat kesal melihat ini semua.
Dengan cepat Clovis membuka tali di tubuh Jake. "Tuan maafkan saya tuan," ucap Jake lirih karena ia menahan rasa sakit.
"Sudahlah kau tak perlu minta maaf yang aku butuhkan hanya El. Ada dimana dia?"
"Maaf tuan, tuan muda pergi entah kemana sebelum saya disekap saya sempat menghalangi tuan muda untuk pergi tapi nyonya Evelyn menyuruh saya mengikutinya," jelas Jake panjang lebar.
"Bodoh! Seharusnya kau tak pergi dengan jalang itu karena kau bekerja dengan kami bukan dengan jalang itu!"
"Maaf tuan." Jake kembali menunduk merutuki kesalahan yang dapat tergolong fatal.
"Sudahlah sekarang kau ikut denganku nanti kita akan bongkar semua kebusukan wanita jalang itu"
"Bodyguard bawa Jake dan obati dia, jangan sampai wanita jalang itu tau kalau Jake sudah dibebaskan"
"Baik tuan"
"Terima kasih tuan anda sudah membebaskan saya terima kasih banyak tuan"
Clovis tak menjawab lagi dan pergi begitu saja meninggalkan para bodyguard dan Jake.
"Boy kamu kemana? Kakak kangen" monolog Clovis.
Tak lama, terdengar suara ponsel Clovis menandakan Dante menghubunginya.
Tapi Clovis tak menjawabnya terlalu malas. Biarkan saja Dante uring-uringan karena dia. Clovis sedang tak bersemangat hanya untuk sekedar mengangkat telepon.
Sedangkan di mansion, Evelyn sedang bersenang-senang dengan Gilbert di sebuah mini bar.
"Sayang...." Evelyn bergelayut manja di dada bidang Gilbert. Sungguh lonte kelas kakap.
"Hm?"
"Kapan kamu menikahiku sayang"
"Kau ingin cepat menikah sayang, ah kamu itu wanita cantik dan baik tak inginkah kau berlama-lama menjadi wanita simpananku dulu hm?"
"Ah, sayang aku juga ingin menjadi istri sahmu, aku mau menjaga anak-anakmu sayang"
"Emmm... Manisnya sayangku"
Gilbert terus menuangkan secangkir demi secangkir wine kedalam gelas Evelyn membuat Evelyn mabuk dan sampai tak sadarkan diri.
"Kau sangat manis tapi jahat, aku suka" monolog Gilbert karena Evelyn sudah berada di alam bawah sadarnya.
"Bodyguard," teriak Gilbert.
"Iya tuan"
"Bawa wanitaku ke kamar merah"
"Tapi tuan...."
"Kau ingin mati sekarang juga atau kau membawanya tanpa membantah hm?" ujar Gilbert dengan menodongkan pistol ke arah kepala bodyguard itu.
"Maaf... Maaf tuan saya akan membawa nyonya"
"Terlambat"
Dor
Satu tembakan tepat mengenai jantung bodyguard pembangkang itu membuatnya langsung mati di tempat.
"Bawa cecunguk ini buang saja"
"Baik tuan"
"Dan jangan lupa bawa wanitaku ke kamar merah dengan hati-hati jika ada goresan luka setitik pun aku akan membunuh kalian. Ah iya, jangan lupa pakai kan emas berlian yang terbagus untuknya karena aku akan menemuinya nanti"
"Baik tuan"
Gilbert melenggang pergi meninggalkan mereka ada yang harus di urusnya sekarang dan ah Gilbert sudah tak kuat ingin cepat-cepat menemui wanitanya.
To be continued~
Jangan lupa vote dan komen
Bye bye

KAMU SEDANG MEMBACA
BABY/I EL
DiversosMemiliki paras imut seperti bayi tapi kelakuannya seperti babi, siapa lagi kalau bukan El. Elnathan, anak yang dibuang oleh ibunya sendiri. Sungguh miris nasib El, setiap hari ia harus bekerja untuk memenuhi segala himpitan ekonomi yang dialaminya. ...