Trenggiling!

30K 2.2K 71
                                    

Happy reading
Sorry for typo

Beberapa hari penuh penyiksaan sudah El lewati dengan susah payah. Dan saat ini jika kalian pikir El akan menurut untuk dibawa pulang ke mansion Gilbert, jawabannya tidak.

El memberontak tidak ingin dibawa ke kandang setan. Sudah cukup El tersiksa di rumah sakit, lah ini harus tinggal bareng sama 3 setan sekaligus, kan gak lucu. El itu anak yang penuh kebebasan. El gak suka dikekang apalagi dengan orang yang baru ia kenal.

Dante sampai-sampai harus "menidurkan" El agar mereka bisa membawa anak nakal tersebut.

El mengerjapkan matanya berkali-kali menyesuaikan cahaya lampu yang terang menembus matanya disertai dengan tatapan tatapan tajam nan menghunus dari ketiga setan.

"Anjing, setan!" Kaget El mencoba meringsut mundur.

"Hey tenanglah." Suara Gilbert mendominasi.

"Gak gak gak, gue kagak mau tenang. Gue mau pulang, ini dimana lagi, di hotel?" El celingukan mengamati kamar yang ia tempati saat ini dengan saksama.

"Jangan-jangan kalian mau jual gue ke tante tante ya!" Tuding bocah nakal itu.

Plak

Satu pukulan kecil mengenai bibir El. "Jaga bicaramu!" Dante mulai kesal karena El tidak mengubah gaya bahasanya.

"Sakit SANTET!" teriak El.

"ELNATHAN!" Sentak Gilbert.

"Apa sih manggil-manggil gue terus, awas gue mau PULANG!" El bangkit dari duduknya dan mencoba menyingkirkan ketiga setan yang berada di hadapannya.

Namun sayang, tubuh kerempeng El tidak mampu menyaingi tubuh kekar para kakak dan daddy nya. Hanya dengan sekali dorongan kecil dari Clovis, El langsung terjatuh dengan posisi terlentang. "Mau pulang kemana? Ini rumah kamu," tutur clovis.

"Ke kontarakan Bu Iyam bisa, ke rumah Jojo bisa, ke kos-kosan Mak Beti juga bisa," jawab El sumringah. Ia bangga sekali mempunyai banyak tempat untuk pulang walaupun hanya menumpang.

"Tidak! Kamu akan tinggal di sini bersama kami," tegas Gilbert.

"Amit-amit jabang babi gue harus satu rumah sama para setan kayak kalian." El mengibas-ngibaskan tangannya di hadapan ketiga setan harapannya agar aura menyeramkan mereka dapat segera pergi.

"Sepertinya ada yang ingin dihukum dad," ujar Dante dengan tatapan dinginnya.

"Sepertinya begitu, anak nakal harus mendapat hukuman bukan?" Seringai Gilbert.

Wah apa lagi ini. Masa El yang baik hati, ringan tangan, dan tidak sombong ini mau dihukum. Ya jelas ia gak terima dong. "Sape lu main hukum-hukum aja? Situ kan bukan hakim," protes El.

Gilbert yang sudah gemas dengan kelakuan El pun langsung menjewer telinga putra bungsunya tersebut, diikuti dengan Clovis yang mencubit kedua pipi tembem El, dan Dante yang menjewer telinga El yang satunya.

El dibuat memekik dan meringis kesakitan. Setelah ketiga setan itu puas mereka pun menghentikan aksi mereka.

"Tidur!" Perintah Dante kemudian ia membaringkan El dan menaikkan selimutnya sebatas dada.

El yang ingin bangkit ditahan oleh Clovis. "Menurutlah baby, sebelum daddy dan Dante merantai atau mengikatmu," bisik Clovis.

Bulu kuduk El tiba-tiba saja meremang. Entahlah, saat ini ia merasa takut dengan setan-setan di sini. Remaja laki-laki itu pun menutup matanya, tidak ingin berurusan lebih lama dengan keluarga barunya.

"Gak papa El, santai aja. Tunggu tanggal mainnya dan mereka akan ngusir lo," batin El menyemangati dirinya sendiri.

•••

Matahari sudah memincing ke arah barat. Sesosok siluman babi masih saja bergelung di kasur empuknya.

Si babi rupanya merasa lelah, segala usaha melarikan dirinya dari kamar selalu saja gagal. Ia tidak menyangka bahwa di depan pintu kamarnya sudah terdapat 2 bodyguard yang berjaga, belum lagi CCTV yang bisa bicara sendiri.

Sungguh El sangat deperesot dengan semua ini harus bagaimana, tapi El tidak akan tinggal diam. Mungkin El harus berusaha lebih keras lagi mungkin usahanya kali ini belum sepenuhnya berhasil tapi liat nanti El pasti gagal lagi eh, maksudnya berhasil.

Seperti saat ini El sudah didera rasa BOSAN yang sangat amat membuat El menjadi lebih dari depresi mungkin akan seperti GILA.

El berguling-guling di atas dinginnya mamer kamarnya sudah seperti trenggiling jadi-jadian saking bosan dan kesalnya.

"Guling... Guling... Guling...."

"PUNYA KELUARGA BARU SETAN SEMUA, KAGAK PUNYA KELUARGA MIRIS LIAT HORANG!" El berteriak tidak jelas mencurahkan semua isi hatinya.

"JOJO TOLONG GUE!" Teriak El lagi malah lebih keras sungguh El sudah mendekati atau mungkin sudah "Gila"

Brak!

"SILUMAN SETAN TERKUTUK!" Teriak El kaget.

Tiga manusia berwujud setan itu langsung membuka pintu dengan tak sabarannya karena mereka memantau CCTV yang memperlihatkan kelakuan El.

Gilbert yang sedang bekerja di ruang kerjanya langsung mengambil langkah seribu dan Dante yang sedang bermain main dengan pisau bedahnya setelah melihat kelakuan El langsung berlari ke kamar El.

Sedangkan Clovis yang sedang bersantai langsung membuang sembarang gelas kopi yang ada di genggamannya saking kagetnya melihat El.

"ELNATHAN NARVE LAURELINO!" Sentak ketiga setan itu yang membuat El sektika kicep tak bergeming lagi tak ada teriakan ataupun guling-guling seperti trenggiling.

Ketiga setan itu pun menghampiri El yang masih terduduk di lantai. El menunduk, jujur saat ini ia takut dengan tatapan menghunus yang dikeluarkan keluarga barunya itu.

"Apa perlu daddy dan kedua kakakmu mengikatmu di kasur agar kamu istirahat?" Tanya Gilbert dingin.

El menggeleng lemah. Mulut El seakan terkatup rapat, tak ingin mengeluarkan segala umpatan yang berasal dari batinnya.

Saat semua hening tiba-tiba seorang bodyguard masuk membawa barang pesanan sang pangeran setan yang kejam. "Permisi tuan Dante, ini barang yang anda minta," ujar sang bodyguard.

Dante menerima barang tersebut dengan senyuman tipis di wajahnya. Lain halnya dengan Dante, mata El membulat ketika melihat benda yang berada di tangan kakaknya.

"Bu- buat apa benda itu?" Tanya El gugup.

Tanpa menjawab pertanyaan El, "Eksekusi," perintah Dante kepada Gilbert dan Clovis.

El yang hendak kabur kalah telak dengan kecepatan si sulung. Dibantu dengan Gilbert, Clovis membaringkan anak nakal itu kembali ke kasur empuknya.

Dante yang sedang membawa rantai tidak ingin membuang kesempatan ini. Ia dengan cekatan memasangkan rantai tersebut ke kedua kaki El dan mengunci setiap ujung rantai itu ke kaki kasur agar El tidak bisa turun dari kasur tersebut barang selangkah pun.

"Jika kau berteriak dan mengumpat lagi, kakak akan merantai kedua tanganmu," ancam Dante saat El sudah membuka mulutnya, bersiap untuk mengumpati ketiga setan.

Mata El mulai berkaca-kaca. Ia menatap sendu para setan-setan jahanam itu. Namun bukannya iba, ketiganya malah acuh tak acuh dan pergi meninggalkan El sendirian di kamarnya dengan kaki yang sudah terantai.

To be continued~

Jangan lupa vote dan komen
Stay tuned
Bye bye~

BABY/I ELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang