[29]

2K 250 16
                                    

Happy reading

MAAF

" Apa abang boleh masuk? " tanya Sunghoon.

Sunoo yang awalnya agak terkejut atas kedatangan Sunghoon, ia pun tersadar karna ucapan Sunghoon tadi, dan mempersilahkan abangnya itu masuk kekamarnya.

Sunghoon masuk kekamar tersebut, kamar yang tidak pernah ia jamah atau menginjakan kakinya disana. Dulu kamar ini adalah kamar favoritenya dari kamar saudara2 lainnya, kamar yang selalu ia datangi setiap malam ketika ia kecil dan tertidur dengan adiknya yang berada dipelukannya. Sampai kejadian itu terjadi, dan membuatnya enggan untuk tidur atau mengijakan kakinya disana kembali.

Kamar ini?, tidak ada yang berubah dari kamar ini, masih sama seperti dahulu. Kamar yang ia dan saudara2nya desain dan mereka kerjakan sendiri. Ya, mereka yang menata kamar Sunoo Bersama-sama, mengerjakannya bersama-sama sambil bersanda gurau di kamar tersebut. Tidak ada kata lelah yang di keluarkan dari ke7 anak tersebut ketika menata kamar Sunoo, rasa lelah mereka tertutup oleh gelak tawa dan canda gurau yang dikeluarkan oleh sang abang yang membuat adiknya tertawa lepas. Ahh, itu benar2 masa-masa yang paling menyenangkan.

" Bang maaf, Sunoo tidak punya sofa disini jadi tidak apa2 kita duduk di atas karpet? " ucapnya pada Sunghoon.

Sunghoon menoleh pada sang adik lalu tersenyum.
" Tidak apa-apa, ayo? " ajak Sunghoon yang terlebih dahulu duduk di atas karpet.

Sunoo pun duduk di samping Sunghoon agak jauh jaraknya, takut abangnya itu risih terhadapnya. Sunoo pun menatap Sunghoon dengan mata yang mengedip2, berfikir ada apa abangnya itu datang kekamarnya bahkan masuk kekamarnya. Ini kali pertama Sunghoon datang kekamarnya kembali setelah sekian lama, Sunoo senang akhirnya abangnya ini mau kembali masuk kekamarnya.

Sunghoon tersenyum menatap Sunoo yang memerhatikannya, sudah lama ia tidak menatap wajah menggemaskan dari sang adik.

" Ada apa bang Sunghoon kekamar Sunoo?, apa ada yang ingin dibicarakan pada Sunoo? " tanyanya ragu2 takut ia salah-salah kata.

" Ah tidak, abang hanya ingin memberi roti ini untukmu. Dan ada satu hal yang ingin abang bicarakan padamu, " ucapnya lalu memberikan roti itu pada Sunoo, dan diterima dengan senang hati oleh Sunoo. Roti mintchoco ternyata abangnya ini masih mengingat kesukaannya, ia senang.

" Ini dari bang Sunghoon?, terima kasih. " ujarnya tersenyum tipis.

" Tidak itu dari Jay, ia membelikannya untukmu hanya saja ia gengsi untuk memberikanya padamu. Ckck memang anak itu. " sahut Sunghoon, dengan nada yang seperti mengejek.

Sunoo tertawa atas ucapan Sunghoon barusan, tawa lepas itu sudah lama ia tidak melihat tawa itu kembali, Ia senang menatap tawa itu kembali terlihat. Ternyata ia rindu terhadap adiknya tersebut, menatap wajah adiknya yang menenangkan, melihat senyumannya yang cerah, ia rindu semua itu. Kini yang hanya ia lihat adalah wajah kesedihan yang Sunoo tunjukan, dan itu semua karna ulahnya dan juga saudaranya yang lain. Rasanya ia bodoh sudah bertindak seperti ini, menyalahkan adiknya sendiri yang padahal itu memang sudah garis dari tuhan, semua itu terjadi.

Sunghoon mengusap surai Sunoo lembut, tanpa sadar tangannya telulur untuk mengusap  rambut hitam legam tersebut. Sunoo sedikit terkejut atas perlakuan Sunghoon padanya, apa Sunoo tidak salah lihat bahwa abangnya Sunghoon baru saja mengusap rambutnya lembut. Ini pertama kalinya Sunghoon mengusap rambutnya kembali setelah sekian lama, rasanya jika ini mimpi ia tidak ingin bangun dan terus merasakan kehangatan yang diberikan oleh abangnya, sudah lama ia menunggu momen ini kembali.

MAAF  ||  KIM SUNOO Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang