[42]

1K 88 10
                                    

Happy reading

MAAF

Kini seorang pemuda tengah merengut. Lantaran kesal dengan tingkah yang dilakukan oleh Kakanya.

Namun lain hal pemuda yang lainnya yang kini hanya tersenyum. Lantaran perlakuan yang dilalukan oleh adiknya itu.

"Hei! Sampai kapan kau melakukan hal itu?" orang yang ditanya hanya menampilkan wajah tak perduli.

"Kau membuatku muak."

"Lah napa, suka-suka gua dong! Orang yang bersangkutan saja tidak berkomentar." lagi, di pagi yang cerah ini. Rumah ini sudah di isi dengan kegaduhan.

"Kenapa lo yang sewet?" lanjutnya.

Riki pemuda itu sedikit risih, dengan perlakuan yang Jungwon lakukan. Karna sedari tadi ia terus mengelus puncak kepala abangnya, ya Kim Sunoo.

ya. tadi pagi mereka di kejutkan dengan, Sunoo yang mencukur rambutnya secara tiba-tiba.

bagaimana mereka tidak terkejut. bukan gaya rambut baru yang ia tampilkan, melainkan mencukur habis rambutnya menyisakan beberapa senti saja dikepalanya.

banyak yang bertanya, maksud dari dirinya yang mencukur habis rambutnya itu. namun hanya mendapat jawaban senyuman darinya.

"Ga sopan bego lo." Riki memperingatkan. ia hanya tidak suka dengan perlakuan yang Jungwon lakukan.

"Jungwon?!" Jay, kali ini iya yang mengingatkan. Jungwon ini memang sedikit keras kepala. ia tidak akan berhenti, jika salah satu dari abangnya tidak berbicara.

ia menjauhkan tangan-nya dari kepala milik Sunoo. memang ia sedikit lancang atas perlakuannya tadi, namun itu reflek dari tangannya, tanpa sadar mengelus puncak kepala abangnya.

Jay beralih pada Sunoo, yang tengah menutup kepalanya dengan hoodie.
"Kamu belum menjawab. kenapa kamu mencukur rambutmu hingga habis? abang masih ingat. tadi malam rambutmu itu masih seperti biasa, mengapa pagi ini jadi seperti ini." Jay benar-benar mengintrogasi adiknya itu. bisa-bisanya ia mencukur rambutnya seperti itu.

"Aku hanya bosan harus menata rambut setiap hari, bukan-kah lebih simpel jika seperti ini." santai, ia menjawab pertanyaan itu. Membuat Jay sakit kepala.

Jay menepuk jidatnya, "Iya, tapi tidak seperti ini Noo. kamu akan jadi bahan perhatian dan gunjingan dari anak-anak. ya, walau pun abang mu ini pernah membuat hal yang sama. tapi itu tidak akan terjadi sekarang." ujarnya. Bocah itu, benar2 hanya membalasnya dengan senyuman.

"Aku telah membuat keputusannya, jadi aku juga harus siap dengan hasilnya. tak usah jadi pikiran, pasti ada juga yang akan membelaku." ia menatap sekeliling, mengartikan bahwa ia memiliki mereka semua.

Seseorang merangkul kembarannya yang tengah emosional. "Dah mending kita berangkat, ga liat ini dah jam tujuh. Mau di setrap." Sunghoon menarik kembarannya tersebut kehalaman.

Jake menggenggam pergelangan tangan Sunoo. "Ayo, kan kata kamu ada kita tenang aja." ujarnya menarik adiknya itu keluar bersamanya.

MAAF  ||  KIM SUNOO Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang