[44]

934 63 3
                                    

Happy reading

MAAF

Sava, gadis itu tengah menelusuri dinginnya malam di kota itu. Ia berjalan seorang diri, dengan jaket sebagai pelindungnya dari dinginnya malam.

Dia menatap sekitar, masih cukup banyak orang yang berlalu lalang. Karna memang belum terlalu malam dan banyak orang yang baru saja pulang dari aktifitas kerja mereka, jadi masih terdapat banyak orang disana.

"Ternyata disini cukup ramai juga ketika malam hari, kupikir hanya di aussie saja yang ramai." imbuhnya menatap sekeliling.

Ia mengingat masa-masa ia tinggal di aussie sana, yang selalu di kekang oleh sang Bunda. Anak gadisnya ini memang sedikit nakal, namun ia selalu menuruti perkataan yang keluar dari mulut Bundanya. Kalo kata Bunda si demi kebaikan dirinya, dan itu terbukti dengan dirinya yang tidak terjerumus pergaulan bebas disana.

Ketika ia sedang berjalan santai menikmati sejuknya malam, tanpa sengaja mata hazelnutnya terpusat pada seorang gadis yang tengah meringkuk di trotoar jalan. Banyak pasang mata yang menatapnya aneh.

Gadis dengan pakaian lengan pendek serta celana tidur yang ia kenakan itu tengah menenggelamkan kepalanya disela tangannya.

"Sedang apa gadis itu, duduk disana? Ia akan dianggap orang gila jika tetap disitu." ucapnya menatap dari kejauhan.

Ia kembali memalingkan pandangannya menghadap depan, berjalan untuk kesebrang sana. Menghiraukan gadis itu.

Lampu jalan menunjukan kalau pejalan kaki sudah diperbolehkan untuk menyebrang. Banyak pejalan kaki berbondong-bondong menyebrangi jalanan tersebut. Begitu pun dengan Sava.

Beberapa detik kemudian, jalanan kembali ramai dengan kendaraan, karna memang waktu untuk pejalan kaki telah habis.

"Hey!! Apa yang kau lakukan disini? Kau tidak lihat, banyak orang yang menatapmu." seru gadis itu.

Sava, ya gadis itu mengurungkan niatnya untuk menyebrang dan mendekat pada gadis yang tengah meringkuk itu. Entah angin apa yang membawanya.

Tidak ada jawaban dari gadis itu, ia berdecak. "Apa kau tuli? Aku bertanya padamu." sarkas gadis itu. Ia sedikit kesal karna pertanyaannya di abaikan.

Hah, lebih baik tadi ia menyebrang saja. Tidak usah memperdulikan gadis aneh ini.

Namun bodohnya, ia tetap menatap gadis itu. "Jika kau tidak ingin berbicara juga, ya sudah aku pergi." gadis itu berucap, namun tidak satu langkah pun ia bergerak dari tempatnya.

Dapat Sava lihat, gadis itu sedikit mengangkat kepalanya. Ia sedikit menghela nafas, saat mengetahui siapa gadis itu.

"Lu lagi minta-minta disini? Sembarangan aja lo kalo ngedeprok." ledeknya, menatap gadis itu yang menselonjorkan kakinya.

Gadis itu tidak menjawab, ia malah menatap Sava.
"Ngapain lo disini?" ia malah menanyai balik gadis yang ada dihadapannya.

"Kenapa?" gadis bernama Sava itu sedikit terkejut tadinya, ketika menatap wajah gadis itu. Ketika ia melihat terdapat lebam dibagian dagu serta dibawah mata gadis itu.

Rasya, gadis itu kembali menunduk, ia tersenyum kecut. Bahwa gadis didepannya ini mengetahui bertapa menyedihkannya dirinya dihadapan gadis itu.

"Lo ketawa bukan ngelihat gua seperti ini. Lo senengkan sekarang udah tau kelemahan gua." Sava, gadis itu lagi-lagi menghela nafasnya. Rasanya ia ingin menabok gadis dihadapannya itu saat ini juga, jika saja ia tidak melihat keadaannya saat ini.

MAAF  ||  KIM SUNOO Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang